x

Iklan

cristie

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Logika Menghitung Jumlah Pengawal SBY

Menghitung jumlah Paspampre

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Berita yang ditulis salah satu koran nasional, Jumat (25/11) menarik untuk dikupas. Judulnya Istana Bakal Kurangi Pengawal Presiden Terdahulu, dan anak judulnya Demokrat membantah Yudhoyono dijaga ratusan anggota Paspampres.

Sisi menariknya adalah isi yang disampaikan oleh koran tersebut menyatakan kalau berdasarkan sumbernya di Istana, pengawal untuk SBY mencapai 230 orang. Jumlah itu jauh lebih banyak dibandingkan mantan kepala Negara yang lain.

Pertama yang perlu dikupas adalah kenapa koran tersebut membandingkan dengan mantan Wapres Boediono, bukan dengan Kepala Negara yang lain misal Habibie, Megawati. Dalam isi koran tersebut, menyampaikan kalau perbandingan antara SBY dan Boediono mencapai 57 kali lipat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua, kenapa Istana diskriminasi begitu terhadap mantan Presiden. Apakah Istana lebih mengistimewakan SBY dibanding Presiden lain?. Jika dikaitkan dengan kekuasaan, seharusnya Megawati paling diuntungkan karena merupakan Ketum partai Pemerintah, dan kadernya menjadi Presiden.

Penempatan personel Paspampres tentu telah mendapat persetujuan dari Istana, tidak bisa seenaknya saja. Rasanya tidak mungkin Istana bakal melakukan hal diskriminasi seperti itu, selain menyinggung Megawati, tentu juga akan membuat Jokowi dan PDI P marah.

Ketiga, jumlah personel di Kompi D Paspampres (Kompi khusus menjaga mantan Presiden dan Wakil Presiden) mencapai 287 orang. Dan setiap tim (objek) terdiri dari 30 orang diatur secara proporsional sesuai dengan kebutuhan. Jika berdasarkan informasi koran tersebut SBY dikawal oleh 230 orang, maka artinya 80 persen seluruh personel mengawal SBY. Jika dalam jumlah itu khusus mengawal SBY, lalu berapa yang menjaga Habibie, Megawati, Try Sutrisno, Sinta Nuriyah (Istri Gusdur), Hamzah Haz, Boediono?. Dan tentu juga menyalahi aturan, karena jika dibagi diluar SBY, maka satu orang mantan Presiden dan Wakil Presiden hanya akan dikawal oleh 9-10 personel. Satu tim itu sudah jelas 30 orang anggotanya.

Sangat kejam sekali perlakuan Istana terhadap para mantan Kepala Negara yang lain jika hal itu terjadi. Dan rasanya tidak mungkin, karena Istana sudah hampir dipastikan diisi oleh orang-orang yang loyal dengan Jokowi.

Keempat, jika pengawal SBY mencapai 230 artinya sama dengan satu kompi pasukan, karena satu kompi berisi sekitar 180 hingga 250 orang. Dengan jumlah begitu, artinya membutuhkan biaya dan tempat yang luas buat Paspampres sebanyak itu.

Kelima Komandan Paspampres, Mayjen TNI Bambang Suswantono membantah kabar kalau jumlah pengawal SBY paling besar dan berbeda dengan mantan Presiden lain. Apakah koran  tersebut lebih percaya dengan informasi yang tidak jelas dibandingkan dengan Komandan Paspampres. Logikanya tentu Komandan punya data akurat, dan dia bertanggungjawab dengan jabatannya. Jika tidak memberikan perlakuan yang sama terhadap mantan Presiden dan Wakil Presiden, sesuai dengan aturan maka dia bakal dicopot dari jabatannya.

Keenam, Mensesneg, Pratikno disebutkan dalam berita itu kalau tidak membantah dan tidak membenarkan. Bisa saja Pratikno belum sempat menanyakan jumlah pasti kepada Mayjen TNI Bambang terkait jumlah pasti, dan penulis berita tersebut menyimpulkan secara subjektif saja. Karena tidak mungkin juga Pratikno hafal secara detail sampai kejumlah personel, apalagi diberikan pertanyaan secara mendadak. Tentu dia harus konfirmasi terlebih dahulu kepada yang terkait, yakni komandan Paspampres.

Jika sebenarnya isi berita itu benar, maka PDI P harus mempertanyakan kepada Jokowi tentang perlakuannya terhadap Megawati. Begitu juga dengan mantan Presiden dan Wakil Presiden yang lain, mereka sudah banyak berjasa bagi Negara. Jokowi sendiri juga harus mencopot Komandan Paspampres, karena telah melakukan tindakan melanggar aturan.

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik cristie lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler