x

Iklan

izmie san

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mungkinkah Ada Kehidupan di Mars?

Dugaan adanya kehidupan di planet Mars terus saja dipelihara. Namun, baru-baru ini para ilmuwan luar angkasa justru mematahkannya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Adakah kehidupan di luar bumi? Pertanyaan ini terus saja menggelitik ilmuwan luar angkasa. Bahkan sangking penasaran, badan antariksa Amerika Serikat NASA mengirimkan sebuah misi untuk meneliti planet Mars. Barangkali pernah ada kehidupan purba di planet merah ini yang bisa menjadi potensi tempat hunian manusia masa datang.

Namun, klaim mengejutkan datang dari para ilmuwan itu. Mereka mengatakan bahwa tidak pernah ada kehidupan di Mars. Pasalnya, planet ini terlalu dingin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka percaya bahwa dasar sungai kuno di planet ini tercipta setelah letusan gunung berapi, tabrakan dengan asteroid dan perubahan orbit. Ini tidak berlangsung cukup lama sehingga tidak memungkinkan organisme berkembang.

Para peneliti tersebut mempelajari ratusan kawah di Aeolis Dorsa, wilayah yang telah berusia 3,6 miliar tahun yang dekat dengan lokasi pendaratan Curiosity. Penemuan mereka yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Geoscience menunjukkan tekanan atmosfer di Mars tidak cukup untuk memanaskan permukaan tanah yang berada pada titik beku. Sehingga tidak memungkinkan air akan mengalir.

Ahli planetary menganalisa gambar digital dengan resolusi tinggi dari 319 kawah kecil yang diambil oleh Mars Reconnaissance Orbiter (MRO). Mereka mengatakan bahwa panas dan tekanan besar pada objek asing yang menembus atmosfer tebal akan menyebabkan pecah berkeping-keping. Tapi jika atmosfer lebih tipis, pecahan-pecahan kecil itu akan sampai ke permukaan.

Dr Edwin Kite dari Princeton University, New Jersey seperti dilansir oleh laman Dailymail.co.uk mengatakan bahwa transitnya meteorit ke permukaan Mars dan membentuk kawah tergantung kerapatan udara yang ditembus.

Peneliti membandingkan ukuran kawah pada berbagai simulasi komputer dalam rentang tekanan atmosfer. Mereka menyimpulkan bahwa tekanan atmosfer di Mars menjadi jauh lebih besar pada saat ini, tetapi nilainya sangat kurang dari yang dibutuhkan untuk menghangatkan permukaan diatas titik beku. Sebaliknya, cairan di Mars harus terbentuk selama waktu yang relatif singkat, meskipun tidak memungkinkan cukup waktu untuk tetap membuatnya hangat. Kondisi yang tetap basah sangat diperlukan untuk munculnya kehidupan.

Astrobiologis Dr Sanjoy Som dari NASA Ames Research Centre, California mengatakan bahwa bentuk air yang cair stabil dalam waktu yang lama di permukaan Mars kuno mungkin menjadi faktor kunci dalam mempertimbangkan apakan kehidupan pernah terjadi pada awal sejarah planet merah ini.

Kajian ini muncul beberapa pekan setelah titik putih cahaya aneh tertangkap oleh Curiosity di permukaan Mars. Ini menyebabkan sebagian orang percaya bahwa ada kehidupan yang sedang berkembang di planet itu. Bahkan Scott Waring, bllogger UFO mengklaim bahwa foto itu menunjukkan ada makhluk cerdas yang hidup di bawah tanah.

Tetapi NASA kemudian mengumumkan bahwa titik terang itu bukan sesuatu yang tidak biasa. Boleh jadi itu hanyalah kilatan cahaya dari permukaan batu yang terkena matahari.

Ikuti tulisan menarik izmie san lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB