“Mau ketemu Prabowo gak?”, seorang kolega mengundang saya tadi malam untuk ikut serta menghadiri acara HUT ke 66 IPSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia) yang juga bertepatan dengan penutupan kejuaraan nasional olah raga bela diri asli Indonesia ini.
Tanggal 18 Mei 2004, selesai magrib, gedung Padepokan Pencak Silat Indonesia di kawasan Taman Mini Indonesia Indah sudah ramai . Hiasan dengan gambar Prabowo Subianto yang kebetulan menjabat sebagai ketua umum IPSI menyambut para pengunjung baik insan pencak silat, petinggi partai Gerindra dan juga para simpatisannya.
Acara dibuka sekitar pukul 7 malam dan atraski marching band milik Gerindra yaitu ‘Canka Garuda Yaksa” yang tampil sangat memukau membawakan beberapa lagu perjuangan yang menggugah semangat. Penampilan para pemuda yang tidak kalah gagah dengan taruna Akademi Militer ini terasa sangat membuat suasana padepokan yang sudah cukup hangat menjadi panas membara.
Apalagi dengan gaya para pemain band yang sebagian berseragam putih-putih dan sebagian lagi berselimutkan sayap garuda serta kepala garuda yang menggambarkan lambang partai Gerindra. Pendek kata, Gerndra ingin berpesan bahwa malam ini Taman Mini memang miliknya!.
Setelah acara marching band, maka dimulailah upacara pembukaan penutupan kejurnas pencak silat dimana kontingen Jawa Barat keluar menjdai juara umum diikuti oleh kontingan DKI Jakarta dan Jawa Tengah. Sayangnya tokoh yang dinanti-nanti yaitu capres dari partai Gerindra, Prabowo Subianto tidak sempat hadir malam itu.! Menurut khabar burung beliau sedang konsolidasi untuk menetapkan Hatta Rajasa sebagai cawapres.
Malam kian hangat ketika para pendekat kemudian tampil ke lapangan tengah dan kemudian membacakan ikrar berupa deklarasi bahwa IPSI mendukung pencalonan Prabowo sebagai capres RI untuk periode 2014-2019. Deklarasi ini dibacakan oleh Eddy Nalapraya, mantan wakil gubernur Jakarta di tahun 1980 an yang juga dianggap sebagai Bapak Pencak Silat Indonesia.
Acara olahraga yang berbaur dengan politik ini akhirnya dilanjutkan dengan atraksi pencak silat yang dibawakan oleh pesilat remaja dan anak-anak. Walaupun acara ini kelihatan meriah, namun banyak pihak yang sedikit kecewa karena ketidakhadiran Prabowo. Untungnya penampilang marching band Canka Garuda Yaksa memang sangat memukau sehingga dapat membayar kekecewaan itu.
Kata siapa olahraga dapat dipisahkan dengan politik. Kalau seluruh pesilat sudah menjadi pendukung Prabowo?
Ikuti tulisan menarik Taufik Uieks lainnya di sini.