x

Iklan

Ipul Gassing

Pemilik blog daenggassing.com yang senang menulis apa saja. Penikmat pantai yang hobi memotret dan rajin menggambar
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Sekilas Tentang Daeng

Sebutan "daeng” memiliki arti dua macam

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kita mungkin sudah biasa mendengar kata Daeng. Bahkan kota Makassar dikenal sebagai kota Daeng. Sebenarnya, apa sih Daeng itu? Berikut ada sedikit penjelasan tentang makna Daeng buat suku Makassar. 

Sebenarnya “daeng” ada dua macam. Pertama “daeng” sebagai sebutan kepada orang yang lebih tua atau yang dituakan. Sifatnya sama dengan Mas bagi orang Jawa, atau Akang bagi orang Sunda. Panggilan ini awalnya hanya milik suku Makassar saja karena ”daeng” memang sebenarnya adalah bagian dari budaya suku Makassar. Daeng sebagai panggilan kepada orang yang lebih tua dipergunakan merata kepada pria ataupun wanita.

“Daeng” yang kedua atau yang lebih spesifik adalah bagian dari “Paddaengang”. Nah, “Paddaengang” ini dalam tradisi suku Makassar adalah sebuah bagian penting. Istilah lainnya adalah “areng alusu” atau nama halus. Seseorang yang bersuku Makassar biasanya akan menerima penyematan nama halus atau paddaengang ini di belakang nama aslinya. Contohnya seperti saya, nama asli saya Syaifullah tapi kemudian ditambahkan dengan paddaengang yaitu daeng gassing, jadilah nama lengkap saya Syaifullah daeng Gassing.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nama halus atau paddaengang ini biasanya diambil dari nama para leluhur atau tetua dalam garis keluarga suku Makassar. Biasanya berupa doa atau harapan. Namun ada juga yang berupa ciri fisik atau kelakuan. Nama daeng Gassing di belakang nama saya sendiri diambil dari nama kakek saya dari pihak Ibu. Beliau terkenal sebagai orang yang tegas dan lurus. Gassing sendiri secara harfiah berarti kuat, dan tentu saja saya memilih nama itu karena berharap bisa mewarisi sifat-sifat positif sang kakek.

Penyematan paddaengang di belakang nama seseorang dulu dilakukan dengan upacara khusus namun belakangan seiring perjalanan jaman, paddaengang itu disematkan begitu saja tanpa ada upacara khusus. Saya sendiri sudah mengganti paddaengang saya, awalnya saya ber-paddaengang daeng Bella, merujuk ke nama buyut saya. Saya menggantinya karena nama daeng Bella terkesan agak feminin, meski sebenarnya artinya tidak se-feminin itu. Penggantian ini terjadi begitu saja, tanpa ada acara khusus.

Bagi orang Makassar, setelah resmi menyandang nama paddaengang dan yang bersangkutan sudah masuk masa akhil baliq maka wajib hukumnya bagi orang-orang di sekitarnya apalagi yang lebih muda dari yang bersangkutan untuk memanggil dengan nama paddaengangnya. Memanggil orang tersebut bukan dengan paddaengangnya akan dianggap tidak sopan, karena ya itu tadi paddaengang adalah areng alusu’ atau nama halus dari yang bersangkutan. Adik-adik dan keluarga besar saya sekarang ini lebih sering memanggil saya dengan nama daeng Gassing daripada nama asli saya.

Dalam tradisi asli suku Makassar sebenarnya juga dikenal yang namanya kasta. Kasta tertinggi adalah Karaeng atau raja, kemudian di bawahnya ada Tumajai atau orang kebanyakan. Kasta paling bawah adalah Ata atau budak. Mereka yang berkasta Karaeng dan Tumajai berhak mendapat paddaengang sementara pada Ata tidak. Sultan Hasanuddin sendiri punya nama paddaengang yaitu daeng Mattawang plus gelar kebangsawanan sehingga nama aslinya menjadi : I Mallombassi daeng Mattawang Sultan Hasanuddin Karaeng Bontomangape Tu Menanga Ri Balla Pangkana . I Mallombassi adalah nama kecil, daeng Mattawang adalah nama paddaengang, Sultan Hasanuddin adalah nama Islamnya, Karaeng Bontomangape adalah gelar kebangsawanan dan Tu Menanga Ri Balla Pangkana adalah gelar anumerta yang berarti orang yang meninggal di rumah bercabang.

Secara singkat daeng adalah panggilan penuh hormat kepada orang yang lebih tua atau dituakan meski belakangan generasi yang lebih muda mengalami kesalahan persepsi dikarenakan penggunaannya yang lebih bersifat umum. Para pengayuh becak, pedagang sayur dan ikan keliling serta beberapa pelaku industri non formil lainnya biasa disapa dengan panggilan daeng sehingga kemudian banyak orang yang menganggap kalau daeng itu asosiasinya lebih kepada mereka yang berada di strata sosial rendah. Pandangan yang sama sekali tidak benar tentu saja.

 

Ikuti tulisan menarik Ipul Gassing lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB