Sudah sejak jaman dahulu kala orang bicara tentang pengaruh bulan terhadap manusia tanpa disertai bukti ilmiah, salah satu di antaranya menghasilkan mitos manusia serigala (werewolf), tapi kini sebuah riset menemukan adanya hubungan antara bulan dan kondisi tubuh manusia. Melalui risetnya, Christian Cajochen dari Basel University, Swiss, menyimpulkan bahwa siklus peredaran bulan mempengaruhi tidur manusia. Penelitian ini menemukan bukti ilmiah bahwa kualitas tidur manusia cenderung memburuk setiap kali memasuki periode munculnya bulan purnama.
Jika anda sulit tidur dalam kurun waktu tertentu setiap bulannya, ada kemungkinan itu karena pengaruh bulan. Fase bulan mempengaruhi siklus dari pola tidur kita. Pengaruh bulan terhadap ombak lautan dan berbagai spesies laut telah sejak lama ditemukan, sedangkan riset ini adalah yang pertama kali menemukan hubungan antara bulan dan pola tidur manusia, kata Cajochen.
Pada sekitar periode bulan purnama, orang butuh lima menit lebih lama untuk bisa tertidur pulas, dan tidurnya dua puluh menit lebih singkat. Testimoni para responden mengatakan bahwa mereka merasa tidurnya kurang nyaman. Pertanyaan selanjutnya adalah kenapa begitu? Riset ini, menurut Cajochen, menghasilkan temuan lain yaitu jumlah melatonin pada malah hari juga terpengaruh, meskipun belum mampu menemukan penyebab pastinya karena memang bukan itu tujuan risetnya. Melatonin adalah hormon yang mengatur siklus tidur-bangun manusia.
Serupa dengan jam biologis circadian pada manusia yang siklusnya 24 jam per hari, jam biologis circalunar berbasis pada perubahan fase bulan. "Pengaruh circalunar sudah terbukti pada sejumlah serangga dan reptil, namun belum pada manusia," kata Cajochen.
Bulan purnama selama ini dikaitkan begitu saja tanpa cukup bukti ilmiah dengan situasi insomnia, bahkan kegilaan - dari sinilah muncul istilah lunatic dan lunacy yang berarti gila dalam konteks psikopat. Riset Cajochen ini belum menjelaskan kenapa orang cenderung susah tidur di saat bulan purnama, selain itu juga belum ada riset yang membuktikan adanya hubungan antara bulan purnama dan perilaku manusia.
Menurut Robert Roy Britt dalam artikelnya di Live Science, hingga sekarang hanya ada satu keyakinan mengenai adanya hubungan antara manusia dan siklus bulan, yaitu menstruasi pada wanita, tapi itupun tidak berlandaskan temuan ilmiah.
Ikuti tulisan menarik Eko Armunanto lainnya di sini.