x

Iklan

matatita suluhpratita

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Lebaran di Jogja, Ada Gunungan dan Wayangan

Prosesi Gunungan dan wayangan tiap 1 Syawal di Kraton Yogyakarta

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ada yang selalu saya tunggu setiap lebaran tiba. Bukan ketupat dan opor ayam, tetapi tradisi budaya Gunungan atau Garebeg Syawal dan Wayang Kulit yang berlangsung tiap 1 Syawal di Kraton Yogyakarta.

Penetapan 1 Syawal menurut penanggalan Kraton Yogyakarta mengacu pada kalender Jawa yang dirumuskan oleh Sultan Agung (1613 - 1645), pada masa Kerajaan Mataram. Karena sistem penanggalannya berbeda, ada kalanya 1 Syawal jatuh bersamaan namun tak jarang selisih satu hari seperti saat ini. Menurut kalender Sultan Agung, tanggal 1 Syawal jatuh pada tanggal 29 Juli 2014 atau sehari setelah perayaan Idul Fitri. Dengan demikian, prosesi Garebed akan berlangsung pada tanggal 29 Juli 2014.

Prosesi Garebeg diawali dengan iringan prajurit kraton yang keluar dari Pracimosono di dekat Alun-alun Utara menuju Kemagangan. Jarak tempuh dari Pracimosono ke Kemagangan ini jauhnya sekitar satu kilometer. Rute yang dilewati adalah Jl. Rotowijayan, Jl. Ngasem, Jl. Polowijan, Jl. Magangan Kulon kemudian masuk ke regol atau gerbang Kemagangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di Kemagangan ini para prajurit mengaso untuk beberapa saat sebelum masuk kraton. Sembari mengaso ini, mereka saling bersalam-salaman, mengucap Selamat Idul Fitri dan memaafkan lahir batin. Para Pangeran, yaitu kerabat kraton dan putra Sultan HB IX, biasanya akan berdiri di depan Regol Kemagangan, sementara para prajurit mengantri untuk sungkem.

Pemandangan langka ini bisa disaksikan warga masyarakat di sekitar. Warga juga bisa berfoto bersama dengan para prajurit. Anak-anak kecil biasanya kegirangan jika berfoto bersama dengan prajurit ini.

Selain tradisi Garebeg Syawal yang merupakan salah satu atraksi budaya menarik, pada malam harinya berlangsung pertunjukan wayang kulit di Bangsal Kemagangan. Tak banyak yang mengenal tradisi wayangan tiap 1 Syawal ini. Bisa dibilang, wayangan ini tidak sepopuler Garebeg. Mungkin karena warga Jogja masih sibuk dengan acara keluarga di rumah masing-masing, mungkin juga karena pertunjukan wayang kulit ini berbeda dari pertunjukan wayang pada umumnya.

Wayang kulit 1 Syawal biasanya tidak menampilkan Dalang yang sudah kondang di jagat pewayangan. Dalangnya berasal dari kalangan abdi dalem kraton. Wayang kulit 1 Syawal ini juga menarik karena menampilkan koleksi wayang kulit klasik milik kraton. Wayang kulit ini diciptakan bukan untuk tujuan komersil, tapi lebih ditujukan untuk upacara tradisi, sehingga dibuat dengan citarasa seni yang tinggi. Konon, prodo-nya terbuat dari emas sungguhan.

(Foto: koleksi Eduardo A. Wibowo)

Ikuti tulisan menarik matatita suluhpratita lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler