x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pembatas Buku, Tak Lekang oleh Zaman

Di era buku elektronik, pembatas buku tetap menarik untuk dikoleksi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Meskipun sekarang buku elektronik (e-book) semakin diminati, namun mengoleksi pembatas buku (bookmark) tetap jadi kegiatan menarik. Banyak orang belum mempunyai alat baca e-book, sejenis Kindle misalnya, atau belum merasa nyaman membaca e-book. Bagi mereka, buku cetak tetap jadi pilihan yang utama.

Mengapa pembatas buku (bookmark) tetap menarik? Dari segi fungsional, pembatas buku tetap menjadi alat yang baik untuk menandai sampai di halaman berapa kita membaca sebuah buku. Pembatas buku menjadi jalan keluar dari kebiasaan melipat ujung halaman buku sebagai penanda. Arah lipatan menunjukkan halaman yang terakhir kita baca, yang ganjil atau yang genap. 

Namun, melipat halaman buku bukanlah cara yang patut ditiru, sebab lama-lama akan merusak buku. Bayangkan bila kita membaca dengan begitu lambat, pasti akan banyak sudut halaman yang kita lipat. Jika satu hari cuma membaca satu halaman, sudut yang sama akan dilipat dua kali: mula-mula ke halaman ganjil, lalu ke halaman genap. Lama-lama, halaman itu patah sudutnya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lantaran alasan itulah orang menciptakan pembatas buku. Sosok yang kerap disebut berjasa ialah Christopher Barker, tukang cetak istana pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth I. Istilah bookmark merujuk pada hadiah pembatas buku yang diberikan oleh Barker kepada Ratu Elizabeth I berupa pita dari bahan sutra. 

Di masa itu, buku belum dicetak sebanyak sekarang untuk setiap judulnya. Harganya mahal, karena itu buku mesti disayang-sayang. Tak boleh dilipat sudut halamannya. Berkat jasa Barker, orang lantas terbiasa memakai pita yang direkatkan di bagian atas tengah buku dan menjulur ke bawah hingga melampui batas bawah halaman. Pembatas seperti ini masih dipakai untuk halaman-halaman skripsi, tesis, atau disertasi yang dijilid. 

Pita sutra inilah yang kemudian lazim dipakai pada abad 18 dan 19. Pada 1860-an pembatas buku berbahan sutra dibuat masal dengan mesin. J.&J. Cash memproduksi pembatas buku sutra untuk menandai kematian Pangeran Consort, 1861, di Inggris.

Namun, orang pertama yang dianggap jago dalam membuat pembatas buku ialah Thomas Stevens dari Coventry, Inggris, yang disebut-sebut memiliki 900 desain. Sejak itu, pembatas buku dikoleksi lantaran alasan-alasan artistik. Pembatas buku juga bisa menjadi buah tangan bagi mereka yang bepergian ke negeri orang—saya menyimpan beberapa yang menarik.

Produktivitas yang tinggi membuat orang menyebut karya-karya Thomas Stevens sebaagi Stevengraphs—karya grafis Stevens. Biasanya ia menyertakan kata-kata mutiara di pembatas itu. Ungkapan kata-kata inilah yang kemudian jadi kelaziman dan menjadi alasan mengapa banyak orang masih menyimpan pembatas buku.

Baru pada 1880-an bahan kertas dan material lain lebih sering digunakan. Dan kini kita mengenal pembatas buku dengan beragam material dan desain. Ada yang terbuat dari kertas yang dicetak berwarna, ada yang dibikin dari bahan seluloid, perak, emas, kayu, brass, tembaga, aluminium, timah, plastik, pita, sutra, kulit, dan serat optik. Desain dan gambarnya pun sangat beraneka—ada yang lucu, romantis, juga ada yang serius. Warnanya pun begitu kaya.

Pembatas buku dengan desain dan material bagus mungkin mengingatkan pada persahabatan ataupun kenangan akan suatu tempat. Inilah alasan lain mengapa pembatas buku masih menjadi benda koleksi menarik bagi banyak orang, bahkan ketika era e-book telah datang.

Seperti halnya aroma buku, pembatas buku sepertinya merupakan daya pesona buku cetak yang tidak tergantikan oleh e-book. Pembatas buku menjadi sejenis collector’s item yang menyimpan banyak kenangan yang tak ingin ditinggalkan oleh pemiliknya (foto: tami hartley/miragebookmark.ch). ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler