x

Iklan

Guevara ES

Farmer, Chilli Lovers, Adventurer
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Wahai Timnas U-19, Pujian adalah Racun

Timnas U-19 Jeblok di ajang Hasanal Bolkiah Trophy di Brunei Darusalam. Mereka disinyalir jenuh dan terlalu banyak pujian. Semoga segera bangkit Oktober mendatang di Piala Asia U-19.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pujian adalah racun, sanjungan adalah candu. Pujian bisa membuat kita terbang melayang tinggi, lalu terempas. Sanjungan bisa membuat terlena lalu gugup, tak sanggup ketika harus menghadapi realita yang kadang keras dan kejam. Begitulah mungkin kondisi yang tengah dialami Timnas U-19 Indonesia.

Setelah menuai puja-puji usai menjadi jawara Piala AFF, mereka kembali menuai sanjungan setelah lolos ke Piala Asia dengan status juara grup dan mengalahkan Korea Selatan, sang juara bertahan. Tim asuhan Indra Sjafri kemudian menjadi idola, tumpuan kebangkitan Timnas dimasa mendatang. Asa untuk melihat bendera merah putih berkibar di Piala Dunia pun digantungkan di pundak mereka.

Evan Dimas dan kawan-kawanya pun lalu ‘diarak’ keliling Nusantara. Mereka tak terkalahkan melawan tim-tim daerah seantero nusantara. Garuda Jaya dielu-elukan dimana-mana. Selain Evan sang kapten, nama seperti Ravi Murdiantoro, Paolo Sitanggang, Maldini Pali, Hansamu Yama, Putu Gede, Ilhamudin, Hargianto, Zulfiandi, Septian David, Dimas Drajat, Awan Seto, Muchlis Hadi Ning, Dinan Javier dan skuad Timnas U-19 jauuuhh lebih terkenal dari senior-seniornya. Saya menuliskan nama-nama itu juga tak perlu googling, hafal diluar kepala.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, perhelatan Hassanal Bolkiah Trophy (HBT) menjadi momen bagi Timnas U-19 untuk kembali menapak bumi. Mereka yang datang ke Brunei dengan kepercayaan diri tinggi, lawan-lawan mereka adalah Timnas U-21, terhempas di 3 laga awal Grup B. Garuda Jaya dihadang Malaysia U-21 0-0, kemudian dihempaskan secara mengejutkan oleh Adi Said dengan tiga gol yang  hanya dibalas sebiji oleh Brunei U-21 dengan skor 3-1 dan kembali dihajar Vietnam U-21 dengan skor yang sama.

Garuda Jaya pun menuai kritikan. Over confident yang ditunjukan dengan mengirimkan ke ajang yang lawan-lawanya adalah Timnas U-21 menjadi boomerang. Ajang ‘pamer’ di Tour Nusantara menjadi pintu kritikan berikutnya. Anak-anak muda itu dinilai sudah jenuh dan mabuk pujian. Mereka terlena dan mendapatkan hukumannya di Brunei.

Tak bermaksud mendeskreditkan, apalagi menafikan perjuangan keras Evan Dimas dkk, tapi sepak terjang Garuda Jaya di Brunei jelas patut disorot. Hasil jeblok itu mesti segera disikapi demi dapatkan solusi terbaik. Sebab, tugas lebih berat menanti mereka, yaitu, minimal merebut satu tiket semifinal AFC U-19 Oktober mendatang di Myanmar. Satu tiket di empat besar apalagi Juara akan mengantar mereka ke putaran final Piala Dunia U-20 pada 2015 di Selandia Baru. 

Lawan yang dihadapi di Piala Asia tentu saja lebih berat. Mereka dalah tim-tim terbaik dari Asia. Jika tak segera dibenahi, mereka bisa menjadi bulan-bulanan di Myanmar. Harapan untuk berbicara banyak di Asia apalagi di Dunia bisa saja pupus dan Indonesia kembali harus menerima kenyataan pahit bahwa negara besar yang gila bola tak pernah memiliki Timnas yang membanggakan di level Asia apalagi dunia.

Semoga hasil di Brunei taRimnas menghancurkan mental Evan Dimas dan kawan-kawanya. Namun, menyadarkan kembali skuad garuda jaya untuk tak terus terlena akan pujian dan mabuk sanjungan.

Ayo Garuda Jaya!Semoga kita lebih banyak melihat kalian sujud syukur lagi di tepi lapangan....

Salam Mendoan..

Sumber foto : www.tempo.co

Ikuti tulisan menarik Guevara ES lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler