x

Iklan

Anton Muhajir

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pak Jokowi, Inilah Alasan Kami Menolak Reklamasi

Berbagai kelompok di Bali terus menyuarakan penolakan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa. Bagi mereka, reklamasi ini berbahaya bagi masa depan Bali. Kenapa?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dua hari ini, Joko Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan bertemu di Bali. Mereka akan bicara tentang transisi pemerintahan. Namun, kalangan aktivis Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBali) menduga, keduanya punya agenda lain: memuluskan rencana reklamasi Teluk Benoa di Bali. Teluk yang terletak di antara Sanur, Kutan, dan Nusa Dua ini akan direklamasi seluas 838 hektar demi megaproyek PT Tirta Wahana Bali International (PT TWBI) milik Tomy Winata. Berbagai kelompok di Bali terus menyuarakan penolakan terhadap rencana tersebut. Bagi mereka, reklamasi ini berbahaya bagi masa depan Bali. 
 
Kenapa?
 
1. Banjir
Teluk Benoa muara bagi sungai-sungai di Bali selatan. Jika muara sudah tidak ada, maka bersiaplah kena banjir besar.
 
2. Hilangnya Paru-Paru Kota
Sebagai hutan mangrove terluas di Bali, Teluk Benoa menjadi paru-paru kota di sekitarnya. Jika hutan mangrove ditebang, maka bersiaplah dengan menurunnya kualitas udara.
 
3. Mengorbankan Alam
Teluk Benoa termasuk wilayah konservasi yang harus dilindungi. Jika alam dikorbankan demi pariwisata, bersiaplah suatu saat kita yang menjadi korban.
 
4. Abrasi
Reklamasi Teluk Benoa akan mengubah arus air laut sehingga memperparah abrasi seperti di Semawang, Tanjung Benoa, Sanur, Lebih (Gianyar), dan pantai lain di sekitarnya. Rencana pengerukan laut di Sawangan untuk mereklamasi Teluk Benoa juga mengorbankan lingkungan laut di ujung selatan Bali itu.
 
5. Menambah Krisis Air
Bali selatan sudah kekurangan air bersih hingga 7,5 miliar kubik per tahun. Warga susah mendapatkan air bersih. Penambahan hotel di Bali selatan membuat warga makin kekurangan air terutama bagi warga.
 
6. Rentan Bencana
Pembangunan fasilitas pariwisata di atas lahan hasil reklamasi jelas tidak stabil. Ibarat gelas di atas tumpukan buku. Lebih mudah hancur jika ada gempa apalagi tsunami.
 
7. Tidak Berimbang
Bali selatan sudah terlalu penuh dengan pembangunan pariwisata ketika daerah Bali utara dan timur tidak diperhatikan. Reklamasi Teluk Benoa hanya memperparah ketidakseimbangan pembangunan di Bali.
 
8. Terlalu Banyak Kamar
Bali sudah memiliki 90.000 kamar hotel, vila, dan penginapan dengan rata-rata okupansi hanya 31-51 persen. Penambahan hotel akan membuat tingkat hunian makin rendah.
 
9. Demi Investor Rakus
Sudah saatnya Bali serius menggarap pariwisata berbasis kerakyatan, bukan pariwisata massal yang hanya menguntungkan investor rakus yang ingin merusak alam Bali.
 
10. Ancaman Gagal Lagi 
Banyak contoh rencana megaproyek di Bali yang disetujui namun kemudian gagal, seperti Taman Festival di Padanggalak, Bali Turtle Island Development (BTID) di Serangan, Pecatu Graha di Peactu, dan lain-lain. Apakah masih mau ditambah dengan reklamasi di Teluk Benoa?
 
Karena itu, saatnya kita katakan, TIDAK UNTUK REKLAMASI TELUK BENOA!!
 
Keterangan
Materi disadur dari sumber infografis 10 Alasan Tolak Reklamasi Teluk Benoa.

Ikuti tulisan menarik Anton Muhajir lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler