x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ingin Kreatif? Jangan Pendam Rasa Ingin Tahumu

Kreativitas muncul karena dorongan rasa ingin tahu. Tapi sejak dini, kita lebih sering diminta menjawab pertanyaan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Saya sebenarnya tidak lebih cerdas dari Anda, saya hanya lebih curious.”

--Albert Einstein

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Secara alamiah anak-anak pada umumnya serba ingin tahu, hampir semua anak punya banyak pertanyaan. Dengan cara itulah anak-anak belajar banyak hal dalam lima tahun pertama kehidupan mereka. Anak-anak bertanya: “Mengapa malam kok gelap? Mengapa adik ada di perut Ibu?”

Begitu banyak pertanyaan yang mereka ajukan, sehingga orang dewasa sampai kewalahan atau malah jengkel. Lantaran tak sanggup lagi memberi jawaban yang memuaskan dahaga rasa ingin tahu anak-anak, keluarlah jurus pamungkas: “Udah dulu ya sayang, sekarang waktunya bobo.”

Lebih menyedihkan lagi ialah apa yang terjadi tatkala makhluk-makhluk ajaib ini memasuki sekolah dasar. Anak-anak justru dibiasakan untuk bisa menjawab pertanyaan semata dan jarang didorong untuk mengajukan pertanyaan. Kebanyakan kita mungkin merasakan pengalaman ini, sehingga kita secara tidak langsung diajari bahwa “menjawab pertanyaan lebih penting daripada mengajukan pertanyaan.”

Guru, orang tua, manajer, maupun para pemimpin seringkali tidak cukup memberi waktu kepada murid, anak, anak buah, maupun pengikut untuk mengembangkan pertanyaan. Padahal, mengajukan pertanyaan yang tepat bukanlah perkara mudah. Ada pepatah yang menyebutkan: “Lihatlah kualitas seseorang dari pertanyaannya.”

Begitulah, perlahan tapi pasti, anak-anak mulai jarang bertanya. Setelah bertahun-tahun, rasa ingin tahu (kuriositas) kita semakin menipis. Padahal rasa ingin tahu adalah modal untuk membangkitkan kreativitas. Dalam bukunya, Creativity, Mihaly Csikszentmihalyi, profesor dan mantan ketua Departemen Psikologi di University of Chicago mengatakan, “Langkah pertama menuju kehidupan yang lebih kreatif ialah menumbuhkembangkan minat dan rasa ingin tahu.”

Semakin besar rasa ingin tahu, semakin besar peluang munculnya kreativitas. Orang-orang yang puas dengan apa yang mereka ketahui sekarang dan tidak tergerak untuk menjelajahi kemungkinan baru cenderung untuk tidak kreatif. Bahkan Albert Einstein pun pernah berkata, “Saya sebenarnya tidak lebih cerdas dari Anda,  saya hanya lebih curious.” Mungkin Einstein bercanda, tapi kata-katanya itu bisa jadi mengandung kebenaran.

Memang dibutuhkan keberanian untuk bertanya, juga dibutuhkan keberanian untuk mengikuti apa yang menarik perhatian dan minat Anda, kemanapun ia membawa Anda. “Kreativitas menuntut Anda untuk percaya dan tetap berada di jalur yang Anda lewati, apapun kendalanya, hingga Anda menemukan sesuatu yang luar biasa,” ujar Gail McMeekin dalam bukunya, Creative Success. Sosok-sosok kreatif yang hebat, seperti Leonardo da Vinci, Umar Khayyam, Sangkot Marzuki, maupun B.J. Habibie, memelihara rasa ingin tahunya hingga sepanjang hayat.

Rasa ingin tahu merupakan langkah pertama ke arah kreativitas. Kuriositaslah yang menggerakkan kita untuk tetap mau belajar. “Kita tetap bergerak maju, membuka pintu-pintu baru, dan melakukan hal-hal baru, sebab kita punya rasa ingin tahu dan rasa ingin tahulah yang membimbing kita menapaki jalan-jalan baru,” kata Walt Disney, inovator film dan dunia hiburan.

Tentu saja, yang bagus adalah rasa ingin tahu yang positif. Seperti kata Marie Curie, ilmuwan perempuan yang menemukan Uranium dan peraih Nobel: “Be less curious about people and more curious about ideas.” Rasa ingin tahu tentang urusan pribadi orang jatuhnya bergosip. Jadi, ikutilah rasa ingin tahumu (yang positif)! (sbr foto: hdwallpapersos.com) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler