x

Iklan

Taufik AAS P

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Potret Dusun Saluraya di Kabupaten Mamuju Utara

Catatan tentang Dusun Saluraya di Kabupaten Mamuju Utara

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mengunjungi Dusun Saluraya di Kec. Pasangkayu, Kab. Mamuju Utara memang membuat miris. Bagaimana tidak, dusun yang berjarak kurang lebih 15 km. dari Pasangkayu, ibu kota Kab. Mamuju Utara. Kehidupan masyarakat sungguh-sungguh sangat sederhana. Rata-rata penghidupan mereka adalah pekebun di pinggir area HGU perkebunan besar sawit PT. Pasangkayu.

Dengan areal lahan olahan yang relatif kecil, masyarakat Saluraya sangat susah untuk mengembangakan perekonomianya. Sementara pemerintah daerah belum menukan cara untuk membuat mereka semakin berdaya. Pola perkebunan yang lazim mereka lakukan adalah menanam umbi-umbian, keladi, ketela pohon,sayur-sayuran masih sangat tradisional. Sehingga hasil yang didapatkan sangat-sangat minim. Mereka juga sudah menanam sawit pada areal yang tidak seberapa luas. Kadang-kadang di musim buah, mencari durian hutan untuk di jual di pinggir-pinggir jalan.

Masyarakat Dusun Saluraya yang mayoritas bersubetnis Bunggu -- salah satu subetnis Kaili itu juga masih sangat susah untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik bagi anak-anaknya. Satu-satunya tempat pembelajaran adalah, "bantayan" -- balai pertemuan dusun yang sederhana. Di atas "bantayan" inilah mereka duduk-duduk belajar dari guru-guru yang datang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pola hidup yang demikian sederhana dengan harapan masa depan yang belum dari masyarakat Dusun Saluraya sangat kontras dengan informasi yang berkembang tentang Kabupaten Mamuju Utara. Dimana disebutkan bahwa kabupaten paling ujung utara Provinsi Sulawesi Barat ini memiliki laju pertubumbuhan ekonomi yang luar biasa akibat adanya perkebunan sawit. Juga industri kelapa sawit membuka peluang lapangan kerja bagi penganguran di Mamuju Utara.

Disebutkan oleh beberapa media bahwa pendapatan perkebunan kelapa sawit Mamuju Utara terus mengalami peningkatan, rata-rata pendapatan kelapa sawit Mamuju Utara mencapai Rp 9.000.000 sampai mencapai Rp 20.000.000 per hektar. Hal tersebut membuat pendapatan daerah semakin bertambah dan pertumbuhan perekonomian meningkat 7 persen menjadi 14,47 persen. Sehingga Pemkab. Mamuju Utara dapat menekan angka kemiskinan dari 17 persen menjadi 5 persen, sebuah kemajuan yang patuh dibanggakan.

Ikuti tulisan menarik Taufik AAS P lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB