x

Iklan

Anton Muhajir

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menata Kota agar Lebih Ramah Warga

Dalam perjalanan dari bandara ke Hotel Horison, Bandung saya lihat pedagang kaki lima masih banyak di beberapa ruas jalan. Baliho dengan nama-nama organisasi massa (ormas), sering kali hanya kamuflase kelompok preman seperti juga di Bali, terlihat menghia

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Bagaimana perubahan Bandung setelah punya wali kota baru, Kang?” tanya saya pada sopir taksi.
 
Kami dalam perjalanan dari Bandara Husein Sastranegara menuju hotel tempat saya menginap akhir Agustus lalu. Saya membuka pembicaraan dengan basa-basi. Pengen juga tahu bagaimana kesan warga Bandung terhadap kota mereka sendiri.
 
Jawaban sopir taksi bandara itu mengejutkan. 
 
“Wah, Pak Ridwan Kamil sih bagus di media saja. Kalau bagi saya sendiri mah masih belum kerja apa-apa,” jawab Pak Sopir.
 
Sambil menyetir di antara lalu lintas Bandung yang sore itu tidak terlalu padat, si akang memperjelas pernyataannya. Dia menyebut nama jalan yang masih banyak pedagang kaki limanya. Dia juga tentang masih banyaknya preman di kota ini.
 
Bagi saya ini mengejutkan karena selama ini yang tergambar di kepala saya adalah warga Bandung pasti senang dengan perubahan kotanya saat ini. Apalagi saya baca di beberapa media maupun di media sosial, banyak sekali program-program Wali Kota Bandung saat ini, Ridwan Kamil.
 
Tapi, pendapat bapak sopir ada benarnya. Dalam perjalanan dari bandara ke Hotel Horison, Bandung saya lihat pedagang kaki lima masih banyak di beberapa ruas jalan. Baliho dengan nama-nama organisasi massa (ormas), sering kali hanya kamuflase kelompok preman seperti juga di Bali, terlihat menghiasi pinggir jalan.
 
Meskipun demikian, menurut saya, Bandung tetap terlihat berubah dibandingkan tiga kali perjalanan saya ke sini sebelumnya. Sekilas saya lihat taman-taman kota memang makin banyak. Jalanan makin rapi.
 
Di bawah salah satu jalan layang terlihat taman yang disertai tempat duduk. Saya pernah baca pula ada Taman Jomblo yang dibuat Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung yang juga arsitek tersebut.
 
Meskipun, menurut Pak Sopir, masih punya banyak pekerjaan rumah, kota ini terlihat makin rapi.
 
Yos Kebe, teman dari Denpasar yang kini tinggal di Bandung, amat antusias menceritakan perubahan kotanya saat ini. Dia tak setuju pendapat Pak Sopir. 
 
“Kau lihat sendiri itu betapa bersih dan rapinya trotoar-trotoar di Bandung sekarang,” katanya bersemangat.
 
Pada hari ketiga di Bandung, kami jalan-jalan di kota ini dengan mobilnya dan melihat beberapa tempat tersebut pada malam hari. Lapangan Gasibu di depan Gedung Sate, seingat saya ketika ke sini tiga tahun lalu, dipenuhi pedagang kaki lima. Tapi, saat ini sudah tidak ada satu pun pedagang kaki lima di sana.
 
Di hari lain, saya melihat petugas Satpol PP menggembok mobil yang parkir di kawasan tidak boleh parkir. Terlihat ada kerja keras untuk menata kota.
 
Ini pandangan umum saja. Bukan hasil observasi detail. Hanya hasil lihat-lihat sambil naik mobil atau jalan kaki.
 
Bagi saya, Bandung memang belum serapi Surabaya atau Solo. Tapi, Bandung jelas makin menuju kota yang menyenangkan bagi warganya. Jalan-jalan makin rapi. Trotoar tersedia bagi pengguna jalan. Taman makin banyak. Bersama Surabaya dan Solo, Bandung terlihat makin menata wajah kotanya.
 
Kota makin segar dan nyaman. Tak hanya untuk turis atau pengunjung tapi tentu saja untuk warganya sendiri yang paling utama.
 
Lalu, saya bandingkan dengan Denpasar. Apa saya saja yang terlalu pesimis atau memang demikian faktanya. Makin hari saya lihat kota ini makin tak jelas tata kotanya.
 
Trotoar jalan makin tak terurus, rusak atau dipakai pedagang. Baliho-baliho atau spanduk iklan bertebaran seperti tanpa aturan. Kendaraan parkir di mana saja sesukanya.
 
Iri rasanya melihat kota-kota lain yang kian ramah bagi warganya. Denpasar kapan ya bisa seperti mereka?
 
Sumber foto http://lirikkanankiri.blogspot.com/
 

Ikuti tulisan menarik Anton Muhajir lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB