x

Iklan

Taufik AAS P

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Parahnya Kerusakan Hutan Di Batas Sulawesi Tengah Dan Sulawesi Barat, Hancurkan DAS Lariang?

Kerusakan DAS Lariang di Sulawesi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Mangunjungi Batas Provinsi Sulawesi Barat - Sulawesi Tengah di Desa Taviora Kecamatan Rio Pakava, Kabupaten Donggala dan Desa Lariang, Kecamatan Tikke Raya, Mamuju Utara, sugguh sangat memiriskan oleh hancurnya kawasan hutan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Lariang. Paling tidak, sekitar 40 hingga 50 unit penggergajian yang setiap hari melakukan aktivitas perambahan hutan secara sistematis, massif dan terstruktur. Hingga tidak mengherankan setiap tahun, luapan Sungai Lariang menggenangi desa-desa yang ada di wilayah Kab. Mamuju Utara, seperti, Desa Kulu, Bambakoro, Karya Bersama dan desa-desa lainnya hingga muaranya di Selat Makassar.

Selain penggergajian kayu secara terus menerus di sepanjang aliran Sungai Lariang, keberadaan perkebunan besar sawit yang juga membentang di sepanjang sungai turut memperparah hancurnya Sungai Lariang, di wilayah Kab. Mamuju Utara. Refrensi yang didapatkan, ada dua perusahaan perkebunan besar sawit di Mamuju Utara, yaitu PT. Astra Agro Lestari (AAL) dengan anak perusahaan PT. Pasangkayu, PT. Mamuang, PT. Lettawa, PT. Lestari Tani Teladan dengan luasan HGU mencapai 37 ribu hektar lebih. Kedua, PT. Unggul Widya Teknologi Lestari (UWTL) dengan HGU 30 ribu hektar lebih.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Luas HGU yang dimiliki perusahaan perkebunan besar sawit tersebut memang cukup mencengangkan karena menurut sumber pada Dinas Kehutanan Mamuju Utara, dari total luas Kabupaten Mamuju Utara 304. 375 Ha, sebanyak 37% telah dibebaskan untuk HGU, tanah milik masyarakat dan tanah milik pemerintah, dari 37% tersebut, 90% adalah HGU yang dikelolah oleh perkebunan besar sawit. Jadi perbandingan tingkat kemungkinan perusakan alam antara pemilik HGU dengan masyarakat, 90% berbanding 10%.

Sebagai catatan tambahan bahwa letak geografis wilayah Sungai Lariang, adalah salah satu wilayah sungai lintas provinsi yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Total luas wilayah sungai Lariang adalah 14,550 km², dan DAS Lariang salah satu DAS utama di WS Palu Lariang dengan luas keseluruhan daerah pengaliran sungai sebesar 7.069 km² atau sekitar 49 % dari luas total Wilayah Sungai Palu-Lariang, menjadikan DAS Lariang daerah aliran sungai terbesar di dalam Wilayah Sungai Palu-Lariang.

DAS Lariang yang terletak pada posisi geografis 1° 10’ LS – 2° 29’ LS dan 119° 16’ BT – 120° 31’ BT, berada di 3 provinsi, yaitu Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Barat. Hal tersebut menempatkan DAS Lariang sebagai DAS yang memiliki kompleksitas pengelolaan yang lebih besar dari DAS-DAS atau WS lainnya dalam WS Palu-Lariang, meskipun prosentase terbesar DAS Lariang berada di Provinsi Sulawesi Tengah. Bagian hulu DAS Lariang terletak di dua provinsi, yaitu bagian selatan DAS Lariang berada di Provinsi Sulawesi Selatan (Kecamatan Masamba), sedang bagian utara dan tengah berada di Kecamatan Lore Utara dan Lore Tengah. Bagian tengah DAS Lariang terletak di Kecamatan Kulawi dan Kecamatan Pipikoro, sedangkan bagian hilir berada di Kecamatan Rio Pakawa dan Kecamatan Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat.

Ikuti tulisan menarik Taufik AAS P lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler