Dalam sebuah artikel yang ditulis di Jurnal Peasant Studies, Gillian Hart mengkritisi tulisan James Scott yang dianggapnya gagal menelusuri pola resistensi petani perempuan. Menurutnya, selain perjuangan terhadap akses sumberdaya, perjuangan petani di Malaysia tidak lepas dari pertarungan politik dan konstruksi identitas. Pemaknaan tentang perempuan turut mewarnai pertarungan kelas pekerja, terutama bagi petani perempuan.
Setelah mengulas konteks sosial dan politik secara historis, Gillian Hart mengungkap pola kerja yang berbeda antara laki-laki dan perempuan pada tahun 1978-79 di Kampung Muda, Malaysia: laki-laki miskin disewa dan dbayar secara individual, sedangkan perempuan bekerja secara kolektif dan terorganisir. Perempuan petani memang sengaja menolak untuk bekerja secara individual karena menyadari akan berkurangnya penghasilan mereka, selain adanya dukungan emosional di antara petani perempuan itu sendiri. Karena itulah petani perempuan lebih mampu membangun resistensi dan mengupayakan kepentingannya dengan beroposisi terhadap majikannya.Namun, posisi petani perempuan terus tereksklusi dari relasi politik dan akses terhadap sumberdaya ekonomi.
Selain itu, konstruksi Islam tentang peran perempuan sebagai ibu rumah tangga dan laki-laki sebagai penanggung jawab perekonomian, juga berperan dalam memarginalisasi peran dan posisi perempuan dalam relasi sosial. Tidak hanya pada petani perempuan, istri-istri majikan juga dibentuk menjadi semakin tergantung dalam dominasi suami-suami mereka. Dalam masyarakat pertanian tersebut, perempuan berada dalam dua konfigurasi politis sekaligus kultural: (1) petani perempuan yang melakukan resistensi namun semakin tereksklusi dan (2) istri-istri majikan yang mengalami ketergantungan sebagai ibu rumah tangga dan selalu tunduk pada suami-suami mereka.
Dengan begitu, kajian yang dilakukan James Scott dan Gillian Hart sama-sama menempati posisi penting dalam memahami terbentuknya gerakan sosial. Kajian James Scott tentang Hidden Transcripts mampu memberikan pemahaman tentang bagaimana aktor menyikapi kondisi sosial serta kendala-kendala yang membatasinya. Sedangkan Gillian Hart mampu melengkapi kofigurasi politis dan kultural dalam pola dominasi dan resistensi yang terbentuk dalam sejarah.
Ikuti tulisan menarik Syiqqil Arofat lainnya di sini.