x

Iklan

Abdul Munir A.S

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Asam Lambung, Politik, dan Kentut!

Saking paniknya sebahagian kita dengan politik, ada yang saban hari keningnya berkerut. Bibirnya kering, produksi asam lambungnya meningkat. Hingga masuk RS.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jakarta 05 Sept 2014 (00. 45 WIB)

Politik yang makin riuh. Antrean panjang pejabat ke bui karena korupsi menghiasi lembar koran dan layar tv. Kita hanya mengernyitkan kening. Geram yang menjadi, membikin permukaan gigi gerahang hampir rata saja karena politik yang gemas dan mencemaskan, membikin kita berulang kali geram sambil menggesek-gesek gigi gerahang.

Bagi yang punya masalah dengan asam lambung paling bentar sering minum air putih, agar demokrasi yang aneh ini tak tak berpengaruh ke sistem metabolismenya. Kalau bisa, sering-seringlah kentut agar bau busuk gabungan zat oksigen, nitrogen, hidrogen, karbondioksida dan metana dari kentut, mengalahkan bau busuk politik dan demokrasi yang membusuk itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saking paniknya sebahagian kita dengan politik, ada yang saban hari keningnya berkerut. Bibirnya kering, produksi asam lambungnya meningkat. Hingga masuk RS. Di tv katanya maag kumat, tapi sesungguhnya anomali, tak mungkin pejabat nahan lapar berkepanjangan. Terkecuali pejabat pelit yang tak toleran dengan amukan perut sendiri.

Presiden yang katanya dipilih murni dengan suara mayoritas rakyat, percaya dirinya mulai melepuh. Saban hari mengoyak partai A, saban hari berikut mengoyak partai B. Saban hari menggoda partai C saban hari berikut menggoda partai D.

Bahkan sesekali menjebak. Seperti baru-baru ini, ketika Mr J, Mr S dan Mr H bertemu; meski itu urusan silaturahim politik biasa. Tapi anehnya, pertemuan itu dibikin menggoda dan seksi, hingga diberitakan apik. Tv dan koran itu itu juga yang mengabarinya.

Golkar hendak digergaji, PAN hendak disunat. Tapi itulah, politisi pemula seperti om J, selalu salah menghitung ritme, dipikir semuanya terkunyah seperti rencana menelan yang dibikinya.

Bahkan rencana menelan itu dipercaya ampuh, hingga mulutnya mangap dan ternganga-nganga. Partai yang tak berideologi pasti dilepehnya. Tapi partai yang berideologi, membiarkan dia terus mangap. Tapi aneh juga misalnya, ada partai yang pasrah ingin ditelannya bulat-bulat.

Tapi setahu saya, belum ada yang ditelannya, dan sampai hari ini masih menganga berharap. Sampai kapan berhenti menganga? Ya sampai ada yang ditelannya.

Buktinya, partai-partai yang digadang merapat dan berkoalisi, masih merah dan putih. Belum merah total. Lalu kenapa masih berharap dan terus mangap?

------------------*Renungan dan lucu-lucuan saja*

Ikuti tulisan menarik Abdul Munir A.S lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB