Haji Akbar

Jumat 3 Oktober 2014 bersamaan dengan tanggal 9 Dzulhijah 1435 Hijriah,  jamaah haji dari seluruh pelosok penjuru dunia akan bermalam di padang Arafah untuk melaksanakan ibadah wukuf. Calon jamaah haji bergerak dari Makkah Al Mukaramah dari  Madinah menuju padang Arafah dengan menggunakan bis, jalan kaki atau naik kereta api. Prosesi wukuf di Arafah merupakan syarat sah utama ibadah haji, sehingga jamaah dalam keadaan sakit tetap di-safari wukuf-kan  oleh petugas dengan menggunakan ambulance.

Mobilisasi jamaah yang hampir mencapai 4 juta orang adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah. Sehingga Pemerintah Arab Saudi selaku shahibul bayt (Tuan Rumah) berupaya terus menerus mengadakan perbaikan terutama di sektor trnsportasi dan akomodasi guna memperlancar pergerakan arus manusia luar biasa banyaknya  ini dalam waktu yang bersamaan.  Inilah pergerakan manusia terbesar di muka bumi pada  setiap tahun, apalagi tahun ini merupakan Haji Akbar sehubungan wukuf yang jatuh pada hari Jum’at.

Haji Akbar di percayai sebagai haji  besar dimana pahala yang diterima ketika melaksanakan wukuf di hari Jumat bernilai 7 kali dibanding dengan haji biasa.  Oleh karena itu seluruh penduduk Kerajaan Saudi Arabia baik yang tinggal di Mekkah, Madinah, Ryad dan kota-kota lainnya berbondong bondong menuju Arafah.  Demikian juga para majikan memberikan cuti berupa izin kepada para karyawan untuk ikut naik haji tahun ini.

Bisa dibayangkan betapa ramai dan sesaknya kawasan Padang Arafah, Muzdalifa dan kota Mina di hari hari tasrik. Kota Makkah sementara sepi senyap sehubungan warga sedang wukuf dan melontar jumroh.  Baru pada hari-hari berikutnya kota tempat bermukimnya Masjidl Haram itu akan penuh sesak kembali melayani para tamu Allah yang datang dari seluruh pelosok bumi. Jamaah haji Indonesia termasuk beruntung menemukan Haji Akbar tahun ini, karena  peristiwa jatuhnyha wukuf pada hari Jumat tidak terjadi setiap tahun bahkan beberapa tahun kemudian mungkin baru ada lagi haji Akbar.

Kirim SMS ke Padang Arafah

” Saudaraku manfaat kan waktu wukuf ini seoptimal mungkin, karena seluruh malaikat  turun di padang Arafah, mohonkan ampun atas kekhilafan dan ke alfaan selama ini, dan yakinlah bahwa semua dosa dosa akan di kabulkan oleh Tuhan Yang Maha Pengampun. “

Itulah SMS yang saya kirimkan dan tentunya dengan kecanggihan media telekomunikasi saat ini, Insya Allah SMS tersebut diterima dan  secara tidak langsung sahabat-sahabatku itu  akan membaca nama si pengirim, disebut sebut nama kita dan malaikatpun akan mencacat setiap yang diucapkan jamaah haji di tanah suci ini. Alhamdulillah

Pengalaman Pribadi

Tahun 1994 saya bertugas sebagai Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI). Mengawal satu kloter sebanyak 450 jamaah Jakarta selama 40 hari dengan bidang tugas menjaga kesehatan para jamaah.  Menjelang berangkat ke Padang Arafah saya memastikan kondisi fisik  seorang jamaah yang masih dirawat apakah akan di-safari wukuf atau bergabung dalam satu bus dengan rombongan kloter kami. Saya tertinggal dari bus rombongan karena dikira saya ikut dengan ambulance.  Syukurlah ada bus sweeping dari pemerintah Saudi Arabia yang mengangkut jamaah tertinggal.  Akhirnya saya bisa bergabung kembali dengan rombongan sembari menyaksikan tas saya teronggok di pojok kemah.

Tahun 1998 saya mendapat tugas lagi sebagai Kepala Rombongan Haji, bertanggung jawab membimbing  50 orang jamaah yang tergabung di Kloter Polri. Pekerjaan ini lebih rumit mengingat harus mengurus segala keperluan jamaah mulai dari kesehatan, pemondokan, dan keperluan lainnya seperti jamaah hilang atau tersesat.  Berebutan Bus merupakan tugas Kepala Rombongan ketika akan berangkat ke Padang Arafah.  Perlu satu bus saja namun memperjuangkan mendapat Bus diantara rombongan lain sungguh suatu pengalaman yang mendebarkan. Syukurlah rombongan kami tiba di padang Arafah tepat waktu setelah berkeringat, berdesak, menaikkan jemaah tua bin sepuh ke dalam bus.

Bersama istri, saya menunaikan haji untuk ke 3 kali di tahun 2003.   Bila sebelumnya konsentrasi kepada tugas yang dipikul, kini saya  bisa lebih menunaikan rukun dan wajib prosesi haji secara  khusyu.   Kondisi umat yang begitu banyak tetap saja memerlukan kesabaran luar biasa agar semua ritual haji bisa dikerjakan dengan tertib.  Antri di depan kamar mandi serta antri mendapatkan jatah makanan di Padang Arafah serta berdesakan ketika tawaf merupakan satu pengalaman unik karena di tanah suci kita harus menanggalkan segala atribut keduniaan agar lebih leluasa beribadah.

Ibadah penyempurnaan

Tidak semua umat Islam  bisa berkesempatan menunaikan ibadah haji,  karena ibadah ini sesungguhnya tidak terkait dengan harta atau kekayaan yang dimiliki seseorang hamba.  Banyak kita menyaksikan jamaah dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, mendapat panggilan dari Nabi Ibrahim guna datang ke Baitullah, dan adapula saudara saudara kita yang bergelimangan dengan harta, namun belum mendapatkan karunia ini.

Bila anda mempunyai sahabat yang sedang menunaikan ibadah haji tahun ini, kenapa tidak mengirimkan SMS kepada mereka, Insya Allah dengan disebut-sebut (dipanggil) nama kita di Padang Arafah,  tahun depan kita mendapatkan kesempatan untuk berangkat ke Tanah Suci Madinah Al Munawarroh  untuk ziarah ke-maqam Rasulullah Nabi Muhammad SAW, dan tawaf serta  sai di Masjidil Haram Makkah Al Mukarammah,   Amin

Labbaik Allhuma Labbaik

Wassalam

Ikuti tulisan menarik Thamrin Dahlan lainnya di sini.