x

Iklan

Ipul Gassing

Pemilik blog daenggassing.com yang senang menulis apa saja. Penikmat pantai yang hobi memotret dan rajin menggambar
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Beraninya Batik Madura

Madura ternyata terkenal juga sebagai salah satu penghasil batik di Indonesia. Salah satu pembedanya adalah pada corak dan warna yang lebih berani.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Setiap tahun ada hari istimewa di Indonesia yang diperingati setiap tanggal 2 Oktober. Namanya Hari Batik, hari di mana seluruh orang Indonesia diharapkan mau mengenakan batik. Bukan tanpa alasan kenapa tanggal 2 Oktober dirayakan sebagai hari batik nasional. Batik, sejak tahun 2009 resmi dinyatakan UNESCO sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non bendawi milik Indonesia.

 Indonesia memang salah satu negeri yang kaya dengan ragam budaya, salah satunya adalah batik. Secara umum orang hanya mengenal pulau Jawa sebagai penghasil ragam batik terbesar padahal sejatinya batik juga ditemukan di banyak daerah lain di luar Jawa.

Orang mungkin mengenal Pekalongan, Cirebon, Yogya atau Solo sebagai sentra penghasil batik. Masih sedikit orang yang tahu kalau di luar kota-kota itu sebenarnya ada juga beberapa kota lain yang punya ukiran batik khas. Madura salah satunya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kabupaten Bangkalan adalah salah satu daerah di pulau Madura yang terkenal dengan ukiran batiknya. Berbeda dengan daerah lain di Jawa yang sudah terkenal sebagai penghasil batik, batik di Bangkalan memang belum dikerjakan sebagai sebuah pekerjaan profesional.

Di Bangkalan, membatik hanya jadi selingan pembunuh waktu bagi para perempuan yang ditinggal suami dan pasangannya melaut. Dengan membatik, perempuan-perempuan Madura itu mencurahkan semua rasa mereka di atas selembar kain. Perbedaan besar yang membedakan batik Madura dengan batik lain di Jawa adalah goresan batik Madura yang terlihat lebih berani dan mencolok. Tidak seperti umumnya batik Jawa yang lebih halus dan lembut.

Corak yang ada dalam batik Madura juga banyak dipengaruhi oleh unsur dari budaya lain. Ini berasal dari kebiasaan suami-suami mereka yang pelaut. Ketika tiba kembali ke tanah asalnya mereka kadang membawa batik atau ukiran dari tanah seberang. Ukiran dan batik itulah yang kemudian menjadi ilham bagi istri-istri mereka untuk dijadikan corak baru dengan warna yang lebih cerah dan berani.

Beberapa corak dari batik Bangkalan, Madura juga dipengaruhi oleh unsur budaya Tionghoa. Ada juga beberapa corak yang memuat cerita, biasanya cerita tentang kerinduan seseorang yang ditinggal belahan jiwanya mengarungi samudera. Bagi perempuan pembatik di Madura, batik adalah alat mereka untuk berkeluh kesah dan menumpahkan kerinduan.

Perempuan Madura membatik tanpa memikirkan harga jual. Karenanya mereka juga bukan tipe pembatik yang bisa dipaksa menyelesaikan selembar kain batik dengan batas waktu tertentu. Karena melakukannya tanpa memikirkan harga jual, maka mereka membatik sesuka hati. Tapi jangan salah, membatik sesuka hati bukan berarti asal jadi. Perempuan Madura membatik dengan penuh perasaan, ketelitian dan ketekunan tingkat tinggi.

 Di daerah Tanjung Bumi, Bangkalan Madura ada batik yang terkenal dengan julukan batik gentong. Disebut begitu karena kain batik yang telah diberi dasar dari bahan malam akan dimasukkan ke gentong untuk proses pewarnaan. Proses ini tidak memakan waktu lama, hanya beberapa hari tergantung kecerahan warna yang diinginkan. Tapi rupanya proses merendam kain dalam gentong ini oleh beberapa pedagang dibesar-besarkan sebagai sebuah mitos yang ujung-ujungnya membuat harga batik Madura melambung tinggi.

Madura hanya satu dari sekian banyak daerah di Indonesia yang punya warisan kekayaan bernama batik. Batik-batik Madura yang terkesan lebih berani dari batik-batik lain dari daerah Jawa makin memperkaya deretan batik yang ada di Indonesia. Rasanya tak salah kalau UNESCO menetapkan batik sebagai kekayaan budaya milik bangsa kita.

Pertanyaannya kini, maukah kita menjaga semua kekayaan warisan nenek moyang itu? Atau membiarkannya pudar dan nantinya ditemukan oleh bangsa lain?

Ikuti tulisan menarik Ipul Gassing lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler