Menjelang pengumuman resmi susunan Kabinet Jokowi-JK ada baiknya anda jangan mematikan handphone. Kalau perlu hari hari terakhir ini jangan jauh-jauh dari telepon rumah. Seandainya mau berhajat ke belakang, minta isteri anak-anak agar menjaga telepon. Jangan sampai dering telepon tidak diangkat atau disahut. Siapa tahu telepon datang dari panitia pemilihan Menteri atau langsung dari Bapak Presiden.
Tentu saja yag dimaksud dalam tulisan ini anda adalah Warga Negara Republik Indonesia (WNI) yang merasa pantas dan layak menjabat menteri. Atau warga negara yang sudah diisukan dalam nominasi jabatan terhormat itu. Bagi warga negara seperti awak, tak perlulah siaga satu menunggu telepon mukjijat keberuntungan karena awak bukan termasuk golongan yang merasa rasa akan diangkat jadi pembantu presiden.
Kisah jangan mematikan HP seperti ini selalu terulang setiap lima tahun. Menjadi trending topik di sosial media dan menjadi obrolan hangat di kedai kopi. Jangan sampai gara-gara tidak mengangkat telepon akibat baterai low atau sedang berada di toilet, peluang dan kesempatan menjadi menteri hilang lenyap. Sungguh sangat sayang beribu sayang bersebab si penelpon berada dalam level kesal bin sebal karena si penerima telepon berlagak sombong dan angkuh karena tidak mau menerima anugerah jabatan Menteri Kabinet.
Terlepas dari itu semua, muncul dipermukaan basa basi para politikus. Kita saksikan baik di televisi maupun di koran celoteh malu-malu kucing politisi yang pada intinya mengatakan bahwa dirnya tidak berambisi menjadi menteri. Ada tetapinya yaitu kelanjutan pernyataan tersebut. Apabila memang di tunjuk atau ditugaskan, saya siap mengemban tugas sebagai Pembantu Bapak Presiden untuk 5 tahun kedepan.
Pastilah nanti setelah Bapak Presiden RI ke - 7 mengumumkan susunan kabinet, ada warga yang gembira dan ada pula yang kecewa. Keluarga besar menteri terpilih tentu saja segera bersujud syukur atas nikmat berlebih karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa. Sedangkan warga yang tadinya sangat berharap menjadi menteri, namun tidak ada namanya yang disebut Bapak Presiden tentu saja kecewa berat dengan sedikit mengumpat.
Hebatnya lagi Produser Televisi sudah mengirimkan reporter dan juru kamera ke masing masing kediaman kandidat menteri. Tentu saja niatan itu tidak lain adalah untuk meliput secara langsung bagaimana suasana hati menteri terpilih atau tidak terpilih. Untuk menjaga harkat kehormatan sesama insan manusia diharapkan televisi tidak meyiarkan keluarga yang kecewa karena tidak terpilih. Sebaliknya silahkan saja menayangkan berita riang gembira itu plus wawancara seandainya kandidat menteri itu benar benar masuk dalam susunan Kabinet Jokowo JK.
Inilah pernak pernik budaya bangsa, antara harapan dan ujian. Harapan mendapat kehormatan atau ujian mendapat cobaan. 34 jabatan menteri sampai hari ini masih kosong. Beredar informasi di tengah masyarakat, apakah berita burung itu benar atau hanya sekedar perkiraaan tentang kabinet bayangan versi media atau versi pengamat sesuai dengan bocoran yang diterima. Semua masih rahasia seperti mengisi teka-teki silang yang sulit diselesaikan oleh sebagian pengamat.
Yap, kita tunggu pengumaman resmi susunan Kabinet Jokowi-JK. Sekali lagi jangan matikan HP anda atau jangan jauh jauh dari telepon rumah. Warga berharap sosok menteri terpilih hendaknya warga yang mempunyai catatan si boy bersih dari KKN. Mempunyai rekam jejak (track record) terpuji dan memiliki sikap profesional / ahli dibidangnya serta mempunyai tekad semata berbakti kepada nusa bangsa membangun Indonesia Raya hebat.
Andakah calon Menteri itu ?
Salam salaman
Ikuti tulisan menarik Thamrin Dahlan lainnya di sini.