x

Iklan

Abdul Munir A.S

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pesta “Sampah”

Diantara onggokan sampah kemeriahan pesta rakyat itu, ada gunungan sampah yang masih tersisa dari periode ke periode pemerintahan pasca Megawati dan SBY; sampah BLBI, sampah Century.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Maksudnya “pesta rakyat” yang menyisahkan bau anyir sampah di setiap sudut Monas. Sampah di malam 20 Oktober dan pagi 21 Oktober, membikin Jakarta rombeng tulen. Jakarta di malam 20 Oktober kumuh berkarau kumal.

Di pojok Monas persis sebelah tempat penangakaran rusa yang gelap, sepasang muda-mudi berbisik dan bermesum ria. Entah sebatas berpagut atau lebih ganas dari itu. Aroma alkohol menyengat. Bauh pesing ikut menusuk hidung. Dua tiga anak muda yang mabuk dan muntah-muntah--seperti diserang kedadak, berdiri sedikit membusung, melepaskan resleting, tanpa malu menyemprot air kemih di sekitar pohon palem yang tiarap terinjak massa. Ini revolusi mental tulen! Bau pesing ditiup angin, menyengat dan amis. Pun pekik musik waria berdangdut di pojok Monas dengan goyang meliuk setengah ngebor disertai ujung mulut berkecumik menambah kebisingan.

Segerombolan pemulung ikut berpesta. Sampah plastik air mineral dan aneka kemasan makanan menyumbat sepanjang drainase dalam Monas. Hasil sampah malam ini bisa mengganjal rejeki si pemulung untuk satu atau dua hari ke depan. Apapun itu, mereka hanya memungut sisa. Sisa dari sampah kemeriahan itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sang presiden datang ke Monas dengan gaya parlente, dikawal ketat Paspampres. Pak presiden Nampak gagah dengan mobil mewah impor Mercy S600 (bukan mobil SMK). Mobil mewah yang dulu pengadaannya ditolak Fraksi PDIP berbusa-busa !

Di pojok Monas yang gelap, ada pemulung berleher jangkung, wajahnya kasap dan mengapit bayi kurus di pinggangnya. Selimut kumal menutup separuh kepala si bayi yang terlihat lelah di sudut keramaian. Sementara anaknya yang berusia sekitar empat tahun, mengais sisa biscuit oroe yang terlihat separuhnya masih utuh bercampur sampah. Dikunyanya nikmat. Sisa orea yang sedikit utuh itu, disuap ke mulut adik bayinya dan dilepehnya nikmat. Tapi tetaplah sisa.  

Ketika iring-iringan voorijder mengawal mobil mewah presiden bermerek Mercy S600  melintas meninggalkan Monas, si pemulung hanya menoleh sebentar, lalu gerak matanya kembali mematuk ke dasar aspal. Memungut sisa kemasan makanan dan minuman yang bertebaran sana-sini. Di pinggir pagar pintu Monas, sekelompok mahasiswa berjas almamater agak kritis bertanya, dikiranya sang presiden sederhana itu mengenderai mobil SMK. Mobil yang dulu mendompleng namanya.    

Besoknya tanggal 21 Oktober, beberapa media nasional menulis berita berjudul “Sampah.” Beberapa media lainnya memberi judul berita “Pesta Dugem.” Entah pesta sampah, entah pesta dugem, dua-duanya bermakna sampah. Apalah itu, tak perlu saya jelaskan seperti apa persisnya definisi sampah.

Ada juga media yang membanding-bandingkan, betapa dulu bentuk syukuran (bukan pesta) pemerintahan SBY lebih sederhana, bila dibanding pelantikan Jokowi dengan segala tetek-bengek kemeriahan dengan menghadirkan musisi luar negeri, yang membikin separuh anak muda jingkark-jingkrak seperti kesurupan dan kelebihan menyedot kecubung.

Besok malamnya (21 Oktober), beberapa media juga melansir, Jokowi mengurungkan nama beberapa orang sebagai calon menteri kabinet. Calon menteri yang dibatalkan itu terdeteksi PPATK dan KPK karena punya jejak korupsi dan ketamakan sejenis. Ini juga sampah. Sampah di bulan oktober, berjejer dari tugu Monas hingga ke halaman Istana.

Sampah-sampah kekuasaan itu harus dibuang Jokowi. Jangan sampai dikasih tugas kamuflase. Bisa berabe ini republik ! Ini soal keberanian saja. Soalnya di belakang meja istana, tawar-menawar politikus masih saling beradu. Yang pasti Jokowi berniat mengurangi sampah-sampah politikus korup yang ikut nangkring di bursa kabinet. Tapi niat saja tidak cukup, harus disertai perilaku komunal! Jangan ragu-ragu seperti SBY. Kita jujur saja, kalau dulu SBY presiden yang sering ragu-ragu mengambil keputusan! Saking watak peragunya, UU Pilkada pontang-panting di tangan partai demokrat !   

Diantara onggokan sampah kemeriahan pesta rakyat itu, ada gunungan sampah yang masih tersisa dari periode ke periode pemerintahan pasca Megawati dan SBY. Sampah BLBI, Sampah Century.

Kedua sampah ini (BLBI dan Century), benar-benar merugikan rakyat. Sampah BLBI yang punya bunga utang rekap obligasi puluhan triliun rupiah, dan sampah Century yang juga menggasak uang rakyat triliunan rupiah. Sampah ini bakal membikin kumuh pemerintahan Jokowi. Dan ada juga sampah lainnya yang masih tersisa di seputaran Istana. Kalau membersihkan sampah, mulailah dari gulungan sampah paling tambun. Yang mana? Tentu Jokowi tahu.

Sepulang dari Monas, yang tersisa dibenak saya, hanya gunungan sampah (semua jenis sampah), aroma pesing menyengat, si pemulung dengan dua bocah--cilik yang mengais sisa kemasan makanan dan minuman, serta mobil mewah presiden Jokowi bermerek dan berkelas itu. Mobil yang dulunya ditolak Jokowi, tapi kini ia nyaman di dalamnya. Selamat bekerja pak presiden. Semoga bapak nyaman memerintah, dan juga membasmi sampah pemerintahan. Ya… sampah !    

Saya juga membayangkan, besok paginya (21 Oktober), pastilah pak presiden sarapan di atas meja makan Istana, yang terbuat dari papan jati berkelas ukiran Jepara. Di atas meja mahal itu, berjejal roti, keju atau jenis sarapan lain yang sudah diperiksa satu per satu oleh dokter Istana. Agar makanan itu dipastikan sehat dan layak dikonsumsi pak presiden.

Pak presiden sarapan dengan nyaman, sambil membaca sebuah koran nasional dengan judul “Pesta Rakyat Jokowi Usai, Monas Jadi Lautan Sampah.” Dipagi yang sama, si pemulung berleher jangkung masih membungkuk di tengah onggokan sampah, mengais kaleng Coca cola yang masih tercecer dari semalam di Monas. Demi sesuap nasi. Itulah keadilan?  

 

Ikuti tulisan menarik Abdul Munir A.S lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler