x

Iklan

Ipul Gassing

Pemilik blog daenggassing.com yang senang menulis apa saja. Penikmat pantai yang hobi memotret dan rajin menggambar
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Makanan yang Harus Anda Cicip Kalau ke Makassar [2]

Makanan khas Makassar yang bahan dasarnya dari daging dan jeroan. Harus dinikmati kalau ke Makassar!

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di tulisan sebelumnya saya menuliskan tentang makanan-makanan ringan berbahan dasar pisang khas Makassar, nah untuk tulisan ini saya ingin menuliskan jenis-jenis makanan berat yang juga khas dari kota Makassar.

Untuk makanan khas kota Makassar, saya membaginya dalam 2 kategori. Makanan dari daging dan jeroan sapi/kerbau serta makanan dari olahan hasil laut (sea food). Dua-duanya banyak bertebaran di sekujur kota dan tentu saja jadi salah satu daya tarik kota Makassar di bidang kuliner.

Untuk sea food, Makassar terkenal sebagai salah satu surganya. Kota yang terletak di tepi pantai ini memang jadi salah satu pusat beredarnya beragam hasil laut seperti ikan, kepiting, udang, cumi dan kerang. Rasanyapun nikmat tak karuan, tentu saja karena laut di sekitar Makassar masih lumayan bersih dari limbah industri sehingga hasil lautnyapun masih enak di lidah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagaimana dengan olahan daging sapi dan jeroan? Entah kenapa orang Bugis-Makassar juga terkenal sebagai pelahap daging sapi yang sangat rakus. Ada beberapa makanan khas Bugis-Makassar yang menggunakan daging sapi dan jeroannya sebagai bahan utama. Bahkan di beberapa daerah ada juga yang menggunakan daging kerbau serta daging kuda sebagai bahan utama. Iya, daging kuda!

Makanan apa saja itu? Yuk kita intip beberapa di antaranya:

Coto.

Pasti sudah kenal dong dengan makanan yang satu ini. Coto sudah jadi salah satu makanan khas kota Makassar yang sangat terkenal, bahkan sampai ke daerah lain di luar Sulawesi. Bahan utama coto adalah daging sapi yang dicampur dengan jeroan seperti usus, limpah, jantung, hati, lidah dan lain-lain. Daging dan jeroan itu dimasak dulu sebelum disajikan, penyajiannya tentu saja melibatkan kuah khas yang berisi campuran rempah dan kacang yang digiling halus.

Teman sejati menikmati coto adalah ketupat. Makanya jangan heran kalau ketupat sangat banyak berseliweran di kota Makassar, bahkan di luar masa lebaran sekalipun. Sebagian orang menganggap coto paling nikmati dinikmati di antara sarapan dan makan siang, sekitar jam 9 sampai jam 11. Tapi ini hanya anggapan saja karena toh buktinya coto tetap bisa dinikmati kapan saja kita mau, sekarang bahkan sudah makin banyak warung coto begadang yang buka sampai subuh atau bahkan 24 jam.

Di daerah lain, coto bukan hanya berbahan dasar daging dan jeroan sapi tapi daging dan jeroan kuda. Rasanya hampir sama, hanya saja daging kuda lebih alot dan berkolesterol tinggi. Di Makassar sendiri ada warung coto yang bahannya berasal dari daging dan jeroan ayam, tapi jenis yang satu ini kurang populer.

Konro.

Makanan yang satu ini menggunakan rusuk sapi sebagai bahan utamanya. Sepintas konro mirip dengan rawon, bedanya hanya ada di bumbu saja. Konro disajikan di atas pirin dengan kuah dan taburan bawang goreng serta daun sup. Berbeda dengan coto, konro dinikmati bersama dengan nasi dan memang ditujukan buat makan besar di waktu siang atau malam. Selain konro yang disajikan dengan kuah ada juga konro yang dibakar dan disajikan dengan taburan saus kacang. Rasanya tak kalah nikmat!

Konro paling terkenal di Makassar adalah Konro Karebosi dan Konro Bawakaraeng. Mendatangi kedua tempat ini di waktu makan siang atau makan malam berarti Anda harus siap untuk antri dan menunggu giliran.

Pallu basa.

Pallubasa, sepintas namanya mirip dengan pallu butung ya? Tapi sebenarnya keduanya sangat berbeda. Kalau pallu butung hidangan dengan pisang sebagai bahan bakunya maka pallu basa adalah hidangan dengan daging dan jeroan sapi atau kerbau sebagai bahan utamanya.

Pallu basa dan coto seperti dua sepupu, mirip tapi berbeda. Perbedaan utamanya ada pada kuah, kuah pallu basa disempurnakan dengan taburan kelapa yang disangrai. Selain itu jenis jeroan pallu basa juga tidak sebanyak jeroan yang ada di dalam coto. Kita tidak akan menemukan limpah, hati dan usus dalam pallu basa seperti yang ditemukan dalam kuah coto. Kadang orang juga menambahkan telur bebek mentah ke dalam kuah pallu basa, orang Makassar menyebutnya “alas”, entah asalnya dari mana.

Seperti konro, pallu basa juga dihidangkan bersama nasi yang artinya memang dibuat untuk porsi makan besar di waktu makan.

Nah, setidaknya itulah tiga pilihan kuliner khas Makassar yang harus Anda coba jika berkunjung ke kota ini. Tapi sebelum mencoba pastikan Anda tidak punya bakat hipertensi atau kolesterol tinggi, kalau tidak bisa-bisa Anda kolaps karena ketiga makanan di atas memang memicu tekanan darah dan kolesterol jahat dalam tubuh.

Ikuti tulisan menarik Ipul Gassing lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Orkestrasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 13 Maret 2024 11:54 WIB

Terpopuler

Orkestrasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 13 Maret 2024 11:54 WIB