x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Digital Start-Up Kita Kian Diminati: Setelah Tokobagus & Tokopedia, Apa Lagi?

Perusahaan digital start-up Indonesia semakin diminati investor asing.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

For me, the winning strategy in any start-up business is, 'Think big but start small.'
--Carmen Busquets (Fashion entrepreneur Venezuela)

 

Tahun ini, perusahaan start-up digital Indonesia rupanya semakin diminati investor asing. Di awal tahun, DapurMasak memperoleh suntikan dana dari Cookpad—website resep terbesar di Jepang yang didirikan oleh Akimitsu Sano. Meski alamat url-nya masih tetap dapurmasak.com, namun website resep ini memasang logo Cookpad dan tidak ada lagi DapurMasak. Brand yang ‘Indonesia Banget’ pun hilang.

Hal serupa juga terjadi pada Tokobagus.com yang pada Mei lalu diakuisisi oleh OLX, merek global di bidang online classified. Perubahan ini sempat menghebohkan, karena nama Tokobagus dianggap lebih ‘Indonesia’ dan sudah tertanam dalam benak orang Indonesia. Banyak orang memprotes perubahan nama ini, tapi investor global jalan terus dengan keyakinannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun begitu, ternyata upaya manajemen OLX untuk mengganti apa yang sudah tertanam dalam benak konsumen masih berlangsung hingga kini. Bila kitab mengetik tokobagus.com, alamat segera berpindah ke olx.co.id. Yang menarik, di halaman depan website ini terpampang dua logo sekaligus dan berbunyi: olx sebelumnya tokobagus.com.

Lalu ada Spavista. Agustus lalu, perusahaan start-up yang menyediakan layanan reservasi online untuk jasa spa dan kecantikan ini memperoleh suntikan dana US$ 160.000 dari SGCarMart. Spavista, yang terpilih sebagai start up terbaik versi acara Echelon Indonesia Satellite 2014, pun berganti nama menjadi Revasi. Alasan di balik rebranding ini ialah karena bisnis akan diperluas bukan hanya melayani reservasi jasa spa, tetapi juga jasa-jasa lain.

Oktober ini, giliran Tokopedia  yang kembali memperoleh suntikan dana segar. Yang menghebohkan barangkali nilai investasinya yang disebut-sebut mencapai US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,2 trilyun. Investornya Softbank Internet & Media Inc. (SIMI) bersama Sequoia Capital.

Dengan angka sebesar ini, Tokopedia cukup leluasa untuk berkembang: membangun tim yang semakin bagus, meningkatkan teknologi untuk membantu para merchant-nya, dan memberi pengalaman berbelanja yang mengesankan bagi pengguna. Tokopedia sebagai marketplace dituntut untuk semakin mampu meningkatkan kepuasan dan loyalitas pihak-pihak yang bertransaksi.

Gairah investasi kepada digital start-up domestik tersebut menunjukkan bahwa investor asing melihat peluang besar di negeri ini, sebuah pasar yang sedang tumbuh dan tengah menikmati demam ‘online shopping’. Didukung oleh anak-anak muda yang tengah bergairah untuk bermain sambil bekerja di dunia digital, investasi itu dalam beberapa tahun lagi akan berkembang menjadi profit yang menggiurkan.

Perubahan nama Dapurmasak dan Tokobagus mengindikasikan betapa kuat pengaruh investor global dalam menentukan brand yang diusung. Semula saya membayangkan, dengan pasar yang demikian besar dan terus tumbuh—pengguna internet Indonesia tahun ini diperkirakan mencapai 82 juta, perusahaan start-up kita akan sanggup mempertahankan merek yang ‘Indonesia Banget’ tersebut, bahkan mampu menjadi perusahaan global dengan brand lokal.

Mudah-mudahan saja anak-anak muda Indonesia itu masih punya suara yang menentukan dalam mengendalikan arah kebijakan perusahaan kendati untuk nama terpaksa menyerah. Tokopedia? Mudah-mudahan sih tidak berganti nama dan tumbuh menjadi global marketplace layaknya alibaba.com. ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler