x

Iklan

Fadh Ahmad Arifan

Alumnus MI Khadijah kota Malang
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kabinet Jokowi-JK Dalam Sorotan

Kabinet Kerja ini perpaduan antara politisi, akademisi, militer dan profesional. Banyak muka baru. Hanya Kementerian agama yang masih dipegang muka lama.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ditemani Jusuf Kalla (JK), Presiden Jokowi telah mengumumkan nama-nama susunan Kabinet Kerja 2014-2019. Kabinet yang berisi 34 Kementerian ini perpaduan antara politisi, akademisi, militer dan profesional. Saat pembacaan pengumuman di Istana Merdeka, Jokowi meminta semua menteri berlari saat namanya dipanggil. Semua menteri-menterinya juga diwajibkan mengenakan baju serba putih.

Dengan keterbatasan pengetahuan saya, tulisan singkat ini hanya menyoroti beberapa orang yang diamanahi Presiden Jokowi sebagai Menteri di Kabinet Kerja 2014-2019.

Banyak muka baru dan hanya Kementerian agama yang masih dijabat orang lama yaitu Lukman Hakim Saefuddin. Lukman yang tetap menjabat Menteri Agama ini menghapus kekhawatiran umat Islam kalau pos Kementerian ini akan diserahkan kepada Tokoh Syiah, Jalaluddin Rakhmat. Di dalam susunan Kabinet kerja ini juga tidak ada wakil dari Muhammadiyah. Ini cukup mengherankan, pasalnya saat Pilpres 2014 ada sebagian tokoh-tokoh Muhammadiyah yang pasang badan membendung kampanye hitam terhadap Jokowi, misalnya Prof. Ahmad Syafii Maarif di Sumatera Barat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun ada juga tiga orang yang tak jadi dilantik. Padahal sebelumnya sudah dipanggil ke Istana. Seperti Luhut Binsar Panjaitan, Enggarto lukita dan Maruarar Sirait. Tidak jelas kenapa mereka bertiga gagal dilantik menjadi menteri, yang tahu hanya Jokowi, JK, Megawati, Andi Widjayanto dan Rini Soemarno (Kini Meneg BUMN).

Bila kita mengingat pernyataan Jokowi bahwa koalisinya tanpa syarat alias tidak ada bagi-bagi kekuasaan. Bagi saya itu hanya pepesan kosong belaka. Buktinya banyak orang partai dan tim suksesnya yang diberi kursi Menteri. Seorang menteri yang saya duga adalah orang titipan JK dan Aburizal Bakrie. Orang yang saya maksudkan adalah Sofyan Djalil PhD. Sofyan amat dekat dengan dua politikus gaek Golkar tersebut dan memiliki kemampuan manejerial yang baik. Kalau dicermati lebih lanjut, orang-orang yang menjadi menteri ternyata bekas politikus Partai Golkar dan aktivis HMI. Dengan kata lain, Kabinet Jokowi dikelilingi kader-kader didikan Partai berlambang pohon Beringin. Apakah ini disebabkan dominannya sosok JK yang saya sebut sebut sebagai “The Real President?”.

Selanjutnya publik bisa melihat ada 4 orang yang jadi Timses Jokowi diberi jabatan, misalnya Ferry Mursidan Baldan, Khofifah Indar Parawansa, Andrinof A. Chaniago dan Anies Baswedan. Ferry Mursidan diamanahi sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang. Dia adalah dulunya aktivis HMI, istrinya juga sama-sama aktivis HMI. Ferry ini orang kepercayaan Surya Paloh. Selain itu, Politikus Partai Nasdem ini pernah bersama pejabat Kadin menghadiri undangan Peringatan 64 tahun HUT Kemerdekaan Zionis-Israel yang diselenggarakan kedubes Israel di Singapura. ''Itu undangan pribadi yang dikirim resmi oleh dubes Israel. Buat saya lumrah ya, saya biasa membina komunikasi dengan siapa saja," ujarnya (republika.co.id tgl 30/4/2012)

Adapun Khofifah dulunya berperan sebagai timses Jokowi untuk Jawa Timur. Dia dikenal punya pengaruh besar di kalangan warga Nahdliyin. “Beliau sosok tokoh perubahan dan pergerakan NU,” puji Jokowi di Istana. Jokowi mantap memilihnya sebagai Menteri Sosial.

Yang menarik adalah Andrinof yang diamanahi Pos menteri perencanaan pembangunan nasional (PPN)/kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Andrinof menggantikan Kepala Bappenas/Menteri PPN Armida Alisjahbana yang menjabat posisi ini pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid II pemerintahan Presiden SBY. Terkait hal ini, jujur saja saya pesimis kondisi kurs rupiah dan inflasi di Indonesia akan membaik. Pasalnya Bappenas dipegang oleh orang yang bukan ahlinya. Andrinof Chaniago ini tidak lain adalah tim sukses Jokowi sejak pilgub DKI Jakarta. Sejauh ini, saya juga tidak mengetahui apakah nantinya Andrinof punya program-program jitu untuk menghadapi berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean/MEA tahun 2015.

Terakhir yang tidak boleh dilupakan adalah Anies Baswedan. Pasca kalah di konvensi Capres Partai Demokrat, Anies berbalik mendukung koalisi Jokowi-JK. Deputi Tim Transisi pemerintahan Joko Widodo-JK ini diamanahi sebagai Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah (Mendikdasmen). Publik mengapresiasi sosok Anies yang dikenal peduli pada pendidikan melalui gerakan “Indonesia Mengajar”.

Sewaktu diwawancarai oleh wartawan TV One, Anies mengatakan bahwa hal yang paling penting dalam sistem pendidikan adalah Guru dan kepemimpinan Kepala Sekolah. Sebagus apapun kurikulum dan fasilitas pendidikannya, akan sia-sia bila dua hal tadi belum baik kualitasnya. Ditanya apakah dirinya akan menghapus Ujian Nasional (Unas), Anies menjawab singkat, “Nanti saja, tunggu saya dilantik” (Breaking news TV One, 26 Oktober 2014 pk 18.00 wib). Saya berharap Anies berpihak pada perbaikan kualitas Pendidikan Islam di Indonesia. Pendidikan Islam selama ini terkesan dinomerduakan dan mengalami sekularisasi.

Pasca Menteri Kabinet kerja dilantik, pasar merespon negatif. Kurs Rupiah anjlok ke level Rp 12.100 per dolar AS dan IHSG melorot 35 point. Kenapa bisa begitu? Ada dua sebab, pertama, terlalu lamanya Jokowi-JK mengumumkan susunan kabinetnya. Kedua, Pasar menilai  tim perekonomian di Kabinet jokowi tidak lebih baik dari tim perekonomian SBY dan pasar modal menunggu kebijakan stimulus ekonomi Amerika. Wallahu’allam bishowwab

Ikuti tulisan menarik Fadh Ahmad Arifan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler