Teringat bagian dari film Children of Heaven, dikisahkan bocah Iran yang harus berbagi sepatu dengan adiknya saat bersekolah. Dalam banyak frame di film itu, terlihat kakak beradik itu minum dari air kran langsung. Saya jadi iri melihat hal seperti itu, mampukah penyedia air bersih di tempat saya tinggal memberikan garansi bahwa air yang disuplai sangat layak untuk di konsumsi langsung.
Namun ternyata sampai saat ini, mimpi itu sepertinya masih jauh dari kenyataan, walau ber tag line 'air minum' namun sampai saat ini, air dari kucuran kran ledeng hanya bisa dipergunakan untuk keperluan mandi cuci kakus, tak lebih dari itu. Karena untuk mengkonsumsi air dari perusahaan daerah air minum rasanya gimana gitu.
Yang sering saya alami malah air tak mengalir beberapa hari. Kalau pun mengalir ada saja kotoran yang menyertainya. Lumut, butiran lumpur adalah hal yang biasa dilihat di air yang saya terima. Jika Iran saja mampu memberikan air kualitas baik, baik untuk di minum secara langsung, kenapa sepertinya tak ada air sejenis itu di bumi nusantara ini?
Apakah kita belum cukup mampu secara teknologi untuk membuat air layak minum? Ataukah pembiayaannya terlalu mahal sehingga nantinya harga jual air malah tinggi ke konsumen? Entahlah.
Sudah selayaknya penyedia layanan air mampu memberikan layanan yang prima, agar mimpi untuk mengkonsumsi air secara langsung dari kran dapat kita nikmati, namun untuk saat ini rasanya kita masih harus bermimpi dulu, namun satu ketika saya meyakini bahwa mimpi mereguk nikmatnya air minum dari kran langsung bisa terjadi di satu ketika walau entah kapan.
Ikuti tulisan menarik Topik Irawan lainnya di sini.