x

Iklan

Abdul Manan

Jurnalis yang tertarik mengamati isu jurnalisme, pertahanan, dan intelijen. Blog: abdulmanan.net, email abdulmanan1974@gmail.com
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Hati-hati 'Perangkap Seks' Intel Rusia dan Cina

Intel Rusia bisa mendapatkan informasi rahasia dari sasarannya dengan memanfaatkan "pengetahuannya tentang perselingkuhannya".

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebuah bocoran laporan yang dikeluarkan oleh otoritas militer di Inggris memperingatkan para pejabat negara ini untuk berhati-hati terhadap jebakan seksual (honey trap) oleh badan intelijen Cina dan Rusia. Bocoran dokumen berjudul Manual of Security, yang ditulis oleh Kementerian Pertahanan Inggris Raya itu dilansir Sunday Times, suratkabar berbasis di London.

Menurut Ian Allen dari intelNews.org, buku panduan ini memperingatkan bahwa badan intelijen asing sudah jamak diketahui menggunakan jebakan seksual sebagai sarana untuk menggaet target mereka. Dokumen itu menyebut Badan Intelijen Rusia (Federal'naya sluzhba bezopasnosti Rossiyskoy Federatsii-FSB) dan Badan Intelijen Cina, sebagai dua institusi yang menggunakan taktik lama itu secara teratur.

Para pejabat Inggris diperingatkan bahwa FSB bisa mendapatkan informasi rahasia dari sasarannya dengan memanfaatkan "pengetahuannya tentang perselingkuhan dalam perkawinan atau kegiatan seksual dari target yang mungkin ingin mereka sembunyikan."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Koran Times berbicara dengan seorang "pejabat senior militer" secara anonim, yang mengaku bahwa ia baru-baru ini didekati oleh "seorang wanita berambut pirang yang sangat menarik berumur 30-an" di sebuah hotel di Kota Rusia, Saint Petersburg.

Wanita itu awalnya menceritakan ketertarikannya terhadap mobil sport Inggris, yang kebetulan merpakan hobi favorit pejabat Inggris itu. Dia akhirnya menghentikan pertemuan dengan perempuan itu setelah ia mencurigai motif wanita tersebut. Tapi dia mengaku heran bagaimana wanita itu tahu rincian hobi pribadinya.

Pada tahun 2009, Kantor Luar Negeri Inggris harus memanggil pulang wakil konsul jenderal di kota Rusia, Ekaterinberg, setelah ia muncul dalam sebuah video di YouTube sedang terlibat hubungan seksual dengan dua pelacur Rusia. Banyak yang berspekulasi bahwa video itu diposting di internet oleh FSB sebagai upaya untuk mempermalukan sang diplomat, yang akhirnya ditarik dari Rusia itu.

Setahun setelah itu, mantan wakil walikota London, Ian Clement, mengaku dipikat oleh seorang agen rahasia wanita Cina, yang membiusnya dan menggeledah kamar hotelnya di Beijing setelah berhubungan intim dengannya. Clement mengatakan ia jatuh ke dalam "trik tertua dalam buku spionase" saat berada di Beijing untuk "membangun kontak dengan calon investor" untuk Olimpiade di London 2012.

Sir Christopher Meyer, seorang diplomat karir di Kementerian Luar Negeri, yang bertugas di beberapa negara selama karirnya, termasuk Uni Soviet, menulis tentang kasus Sir Geoffrey Harrison, duta besar Inggris di Moskow dari tahun 1965 sampai 1968. Duta Besar, kata Sir Christopher, "Harus meninggalkan [ibukota Soviet] dengan terburu-buru, setelah terpikat pada pembantu Rusia-nya --terlatih dan diberi target, tentu saja, oleh KGB".

Tahun lalu, Badan Intelijen Kanada menyinggung secara spesifik jebakan seksual dalam laporan resmi berjudul Far From Home: A Travel Security Guide for Government Officials. Dokumen itu mengatakan bahwa ada laporan bahwa seseorang (mungkin pejabat pemerintah Kanada) yang saat kembali ke kamar hotelnya mendapati "orang asing yang menarik perhatian" dan kemudian ia menjadi korban pembiusan. Setelah itu, kamarnya diketahui diacak-acak dan dokumen rahasia yang dimilikinya hilang.

Kanada pernah diguncang skandal yang berhubungan dengan dokumen rahasia yang itu berujung pada mundurnya Menteri Luar Negeri-nya, Maxime Bernier, 26 Mei 2008. Ia mengundurkan diri dari kabinet Stephen Harper setelah dia mengakui telah meninggalkan dokumen rahasia di rumah milik Julie Couillard, mantan pacarnya, di Montreal, Kanada.

Pada tahun yang sama, perwira intelijen Angkatan Laut Kanada Jeffrey Delisle dihukum 20 tahun penjara setelah mengaku bersalah karena menyerahkan dokumen rahasia intelijen negara Barat ke Rusia. Jeffrey diketahui menerima pembayaran tunai secara teratur selama lebih dari empat tahun atas aktivitas mata-matanya itu.

Ikuti tulisan menarik Abdul Manan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler