Akhirnya yang ditakutkan tiba juga, dan bahan bakar minyak naik cuma 2000 perak, dikira naiknya seperti yang akan diprediksi di kisaran 3000 rupiah. Akhirnya pemerintah dengan kabinet kerja ini menaikan bensin bersubsidi menjadi 8500 rupiah. Mau tidak mau sebagai rakyat kita pun harus tunduk dan taat kepada umara atau pemimpin, namun yang pasti penolakan akan terjadi entah semassive apa, semoga tidak anarkhis saja.
Masih ingat lagu Bang Iwan Fals yang diakui berbagai kalangan sebagai penyanyi legendaris, bahkan beliau pernah menjadi sampul majalah Time, ya lagu yang paling pas tentang kenaikan bbm adalah lagu Galang Rambu Anarkhi, dengan genial bang Iwan menyambut bayi pertamanya dengan celoteh yang begitu menyentuh.
Salah satu yang saya ingat liriknya adalah "Orang pintar tarik subsiidi mungkin bayi kami kurang gizi."
Inilah tamparan yang sebenarnya pemerintahan sekarang pun mengalaminya, bahkan alasan presiden untuk menaikan bbm adalah untuk mencabut bbm yang bersubsidi karena dianggap menghamburkan uang negara saja, pemerintah memang sangat berhak untuk menaikan bbm dengan dalih apapun, rakyat kecil mah tinggal terima saja karena kalau pun mau protes ya tetap saja nanti malam jam 24.00 WIB akan naik.
Dengan naiknya harga bensin, ada penghematan 500 milyar perhari itulah yang saya dengar di tivi yang dsampaikan oleh Pak JK, karena selama ini yang menikmati subsidi adalah orang kaya yang memiliki mobil dan rumah mewah. Namun apakah tidak dihitung pula orang orang biasa yang cuma memiliki motor dengan kredit pula yang juga akan terengah engah bila bbm naik.
Semoga pemerintah rezim Jokowi mampu amanah membelanjakan uang negara untuk makmurnya negeri ini. Bila ada yang naik kemungkinan ada juga yang turun, tapi apa iya?
Ikuti tulisan menarik Topik Irawan lainnya di sini.