x

Iklan

Ipul Gassing

Pemilik blog daenggassing.com yang senang menulis apa saja. Penikmat pantai yang hobi memotret dan rajin menggambar
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Papeda dan Ikan Gabus Khas Sentani

Menikmati papeda dan ikan gabus endemik danau Sentani

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mengunjungi suatu daerah pasti tidak lengkap kalau tidak mencoba kuliner khas setempat, begitu juga yang saya lakukan ketika mengunjungi Papua beberapa waktu lalu. Papua mungkin tidak terlalu terkenal sebagai daerah dengan kuliner khas yang kaya rempah seperti tempat-tempat lain di Indonesia. Rata-rata makanan khas Papua memang hanya diolah dengan cara direbus atau dibakar dengan rempah yang minimalis.

Tapi tetap saja Papua punya kuliner yang menggoda. Salah satunya adalah papeda, makanan yang dibuat dari bahan sagu. Di Sulawesi Selatan dan di beberapa daerah lain di Sulawesi, makanan dengan bahan dasar sagu juga bisa ditemukan. Di Sulawesi Selatan namanya kapurung.

Sagu yang sudah siap diolah setelah melalui perjalanan panjang itu kemudian dimasak hingga kental. Untuk penyajiannya tentu saja ada makanan lain yang menyertainya. Kalau kapurung di SulSel, teman terbaiknya adalah sayuran yang kadang dicampur ke dalam sagu yang dimasak tapi kadang juga dipisah. Pelengkap lainnya adalah ikan asin dan sambal tomat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lalu bagaimana dengan papeda di Papua?

Papeda yang saya nikmati hari itu terlihat agak berbeda dengan kapurung yang selama ini saya kenal. Kekentalannya sama, pembedanya hanya pada tekstur papeda yang lebih lembut. Papeda juga disajikan tanpa ditemani sayuran seperti kapurung biasa disajikan. Ada teknik khusus yang digunakan untuk memindahkan papeda yang kental dari piring saji ke piring makan. Teknik ini menggunakan dua bilah kayu yang ujungnya berbentuk seperti garpu. Kedua kayu itu dicelupkan ke dalam genangan papeda kemudian ketika diangkat papeda yang ikut melengket di ujung kayu dipisahkan dengan cara memutar kedua kayu itu ke depan dan belakang. Tanpa menggunakan cara seperti itu maka pasti akan sulit memindahkan papeda dari piring saji ke piring makan karena sifatnya yang kental dan lengket.

Papeda yang saya nikmati di tepi danau Sentani memang tidak terlalu kaya dengan sayuran seperti kapurung di SulSel, tapi tetap ada sesuatu yang khas dan berbeda. Papeda di danau Sentani disajikan bersama dengan ikan gabus khas Sentani yang dimasak dengan bumbu kuning.

Danau Sentani setidaknya dihuni 30 spesies ikan, salah satunya adalah ikan gabus endemik yang tidak ditemukan di tempat lain. Ikan gabus ini bisa didapatkan secara mudah di sekujur danau Sentani dan bahkan sudah mulai dibudidayakan penduduk.

Saya belum pernah mencicipi ikan gabus sebelumnya, tapi ikan gabus khas Sentani ini rasanya sangat lembut, mungkin ini alasannya kenapa dia diberi nama ikan gabus karena teksturnya memang selembut gabus. Kuah kuning yang menemaninya membuat ikan ini terasa sangat segar. Seporsi ikan gabus kuah kuning dan papeda adalah teman yang menyenangkan di malam hari yang dingin selepas gerimis di tepi danau Sentani.

Kalau sempat berkunjung ke Papua, khususnya ke danau Sentani jangan lupa untuk mampir dan merasakan sendiri nikmatnya papeda dan ikan gabus kuah kuning danau Sentani. 

Ikuti tulisan menarik Ipul Gassing lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB