x

Iklan

Anton Muhajir

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jepang dan Korea Balapan di Peru

Tak menyangka. Ternyata merek produk-produk dari Asia bertebaran di tempat sej

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Lima, ibu kota Peru, serupa arena perlombaan produk Jepang dan Korea.
 
Mobil-mobil kedua negara berseliweran sepanjang jalan di kota ini. Toyota, Suzuki, Honda, KIA, Hyundai, dan merek-merek Asia lain terlihat wara-wiri mendominasi jalan-jalan besar di Kota Lima.
 
Ini mengejutkan bagi saya. Tak menyangka. Ternyata merek produk-produk dari Asia bertebaran di tempat sejauh 30 perjalanan dengan pesawat terbang dari Indonesia ini.
 
Secara geografis, Amerika Selatan tentu lebih dekat ke Eropa atau Amerika Serikat. Namun merek dari benua-benua yang lebih dekat ini ternyata malah tak terlalu banyak telrihat di jalan. Merek Eropa yang lumayan banyak terlihat hanya VW.
 
Penasaran dengan banyaknya merek dari Jepang dan Korea, saya kemudian mencari informasi di Internet. Datanya, Toyota memang merek mobil paling banyak di Peru, sekitar 16,5 persen. Setelah itu Hyundai sebesar 13,5 persen. 
 
Menurut data itu pula, beberapa merek dari China juga mulai beredar di Peru, seperti Geely dan Chery. Tapi, saya belum pernah melihat kedua merek itu selama di sini.
 
Menariknya, sebagian produk bermerek Jepang justru dibuat di Indonesia. Informasi ini saya peroleh ketika ngobrol dengan Duta Besar Indonesia di Peru, Moenir Ari Soenanda. Menurut Moenir, mobil termasuk salah satu produk ekspor andalan Indonesia ke Peru meskipun bermerek Toyota dan Suzuki.
 
Tak heran jika tipe mobil yang amat akrab di Indonesia, seperti Avanza dan Yaris milik Toyota atau APV dan Swift milik Suzuki, sering terlihat di Lima. Cuma mobil-mobil itu agak berbeda jenis. Yaris, misalnya, justru untuk tipe sedan padahal dia tipe city car kalau di Indonesia. Kalau Avanza masih sama plek tipe dan bentuknya.
 
Persaingan Jepang dan Korea itu tak hanya di jalanan kota-kota besar. Ketika saya ke Provinsi San Martin, sekitar 1,5 jam perjalanan dengan pesawat dari Lima, sepeda motor di sana juga banyak dari Jepang dan sebagian China. Merek dominan masih Honda yang bersaing dengan Yamaha.
 
Merek China seperti Wan Xin banyak juga di sana, terutama untuk kendaraan Motor Taxi.
 
Dari kendaraan, persaingan berlanjut ke barang elektronik terutama telepon seluler. Kali ini Korea Selatan yang menang. 
 
Sekilas saya amati, orang-orang di sini lebih banyak menggunakan ponsel Samsung. Cuma untuk tipen Samsung masuk ukuran jadul bagi orang Indonesia. Beberapa merek Jepang seperti Sony dan LG kadang-kadang ada juga. Sebagian kecil pakai Nokia. BlackBerry hampir tak pernah terlihat di jalan. iPhone hanya sesekali.
 
Secara sekilas mata, Samsung masih tak terkalahkan. Bukankah mereka memang raksasa di dunia ponse pintar?
 
Persaingan lainnya... makanan. Salah satu keunikan kuliner Peru adalah karena pengaruh dari berbagai benua yaitu Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia. Pengaruh Asia ini terutama dari Jepang karena memang banyak imigran dari Jepang pada abad 19 datang ke sini. 
 
Anehnya, di Lima justru lebih banyak resto China yang di sini disebut chifas, daripada resto Jepang. Untuk urusan perut, China sepertinya memang tak bisa dikalahkan di mana saja. Ya di Peru ya di Indonesia.
 

Ikuti tulisan menarik Anton Muhajir lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu