Begitu banyak festival digelar di bulan-bulan akhir tahun. Kehadiran mereka bolehlah dipandang sebagai perayaan kegembiraan, termasuk juga barangkali penyambutan bagi datangnya tahun baru. Beberapa di antaranya memang digelar secara berkala, yang setiap kali penyelenggaraannya selalu berhasil memikat para pengunjung dalam jumlah yang tidak sedikit.
Awal Desember lalu misalnya, digelar Festival Pembaca Nasional di Museum Nasional Jakarta. Kendati hanya digelar selama dua hari, yakni 6 hingga 7 Desember 2014, agenda tahunan yang digagas oleh Komunitas Goodreads Indonesia ini lagi-lagi memperoleh sambutan antusias dari para pembaca dan penulis muda di Jakarta. Selain diskusi dan workshop, program juga dimeriahkan dengan pameran koleksi buku dan kompetisi menarik yang membangun kebersamaan di antara pengunjung.
Festival ini memang diniatkan sebagai ajang kumpul dan berbagi kalangan pembaca dan penulis, bukan agenda bazaar buku sebagaimana yang lazim dibayangkan. Karenanya, bentuk kegiatannya pun dibuat lebih edukatif, dalam upaya mendorong tumbuhnya minat baca di kalangan generasi muda Indonesia. Sebagai gambaran, pihak penyelenggaranya, yakni Komunitas Goodreads Indonesia, tak lain adalah kelompok pembaca yang terhubung dalam jejaring sosial Goodreads.com, sebuah wadah dunia maya yang memungkinkan mereka saling berinteraksi dan bertukar informasi mengenai buku-buku yang dibaca ataupun hendak dibaca. Semenjak terbentuk pada tahun 2007, kini komunitas ini telah beranggotakan 12.000 pembaca Indonesia, dengan unggahan lebih dari 9.000 buku berbahasa Indonesia ke dalam situs tersebut.
Besaran dan persebaran jumlah anggota itulah yang mendorong komunitas ini untuk menggelar festival pembaca dalam ruang-ruang publik di Jakarta, juga beberapa daerah di Indonesia. Tahun ini lokasi yang dipilih adalah Museum Nasional, setelah di tahun sebelumnya diselenggarakan di Museum Bank Mandiri di kawasan Kota Tua Jakarta. Namun, jangan kira bahwa kegiatannya tidaklah berkembang dan hanya lebih berupa diskusi buku ataupun momentum jumpa silaturahmi. Festival Pembaca Indonesia terus memperbarui agendanya, termasuk dengan menambahkan pemutaran film, kompetisi atau games seru yang disiapkan oleh komunitas peserta pameran maupun juga oleh panitia.
Ada banyak lagi festival yang digelar di saat-saat menjelang akhir tahun. Penyelenggaranya tidak hanya dari kalangan komunitas, pemerintah kota atau provinsi, melainkan juga museum-museum dan mahasiswa di beberapa universitas. Program Kineforum Misbar (22 November – 6 Desember 2014) contohnya, yang membuktikan gelaran pemutaran film di tempat terbuka dan berlokasi di ruang-ruang terbuka sangat mungkin dilakukan kembali. Sensasinya? Kineforum Misbar tahun 2014 yang berlokasi di Taman Menteng dan Lapangan Basket Blok S, Jakarta ini berhasil menghidupkan nuansa era 1980-1990an: masyarakat menyaksikan sinema di bawah langit terbuka, dan sesekali diguyur hujan akhir tahun. Suasana ceria pun nyata tergambar, dibalut dengan romantisisme film misbar (gerimis bubar) masa silam.
Barangkali menarik pula bila kita menelisik ke lembaga-lembaga kebudayaan, semisal museum ataupun ruang publik lainnya di kota-kota setempat. Mengunjungi festival ataupun peristiwa kesenian seperti ini dapat menjadi alternatif dalam mengisi liburan akhir tahun kita. Hitung-hitung, kehadiran festival tersebut bisa jadi semacam hiburan di tengah gempuran diskon penghujung tahun yang diobral demi memenuhi kehendak konsumerisme kita yang kontra-produktif.
Sumber foto: Kineforum.org
Ikuti tulisan menarik anton susilo lainnya di sini.
