x

Iklan

Muarif K Shiddiq

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Prestasi Anak Bukan Milik Orang Tua

Orang tua sering memandang anak berprestasi hanya dari sisi akademik. Sikap anak yang jujur, disiplin, menghargai jarang diapresiasi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Prestasi merupakan wujud dari bakat dan kmampuan anak. Bakat adalah potensi yang ada pada anak dan dibawa sejak lahir sementara kemampuan merupakan usaha kesanggupan anak untuk melakukan sesuatu. Bakan dan kemampuan harus diasah dan dikembangkan melalui latihan yang terus menerus supaya bisa berprestasi.

Sekolah hanya salah satu sarana saja untuk melatih dan mengembangkan bakat dan kemampuan anak. Terkadang kita menjadikan sekolah sebagai satu-satunya sarana untuk mengembangkannya. Terkadang juga kita memandang sempit terhadap prestasi yang diperoleh anak. Anak jujur, anak disiplin, anak memiliki prilaku mengesankan tidak pernah kita apresiasi sebagai sebuah bentuk prestasi.

Ketika ukuran prestasi itu nilai dan angka, anak akan merasa cemas atas hasil yang dibawah standar. Bisa jadi ia menyembunnyikan hasil belajarnya di sekolah lantaran khawatir kena semprot orang tuanya. Apa jadinya ketika orang tua menganggap anak memiliki nilai baik, sementara gurunya menganggap orang tua anak mengetahui jika anaknya memiliki kemampuan dibawah standar (ukuran nilai dan angka).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berilah kesempatan kepada anak untuk merasakan hal-hal dibawah standar yang ditetapan. Anak bisa jadi sudah tertekan dengan capaian nya, jangan menambah tekanan kepada anak dengan rasa marah dan kecewa. Ajak saja anak supaya menyadari hasil capaiannya, dan terus beri semangat supaya berusaha lebih baik untuk mencapai prestasinya.

Perhatikan apa yang anak dapatkan dari apa yang disajikan berbagai media. Tetap memberikan kontrol terhadap segala informasi yang didapatkan anak. jangan sampai anak mengkonsumsi semua informasi dari media yang didapatkannya. Bisa jadai ada informasi yang sebetulnya belup perlu untuk dia peroleh. Bisa jadi semua informasi yang diperolehnya malah membingungkan anak, bukan malah mendorongnya untuk mencapai prestasinya. Termasu juga pengaruh informasi dari lingkungan pergaulan anak.

Sekolah juga harus berperan dalam mendukung anak bisa berprestasi. Jangan sampai anak hanya mendapatkan kesan rutinitas kewajiban saja untuk bersekolah. Sekolah juga sebisa mungkin menyediakan ruang apresiasi terhadap semua potensi anak yang selama ini dominan hanya terhadap aspek intelektual, seni dan olehraga.

Orang tua harus memahami anak sebagai sosok yang utuh, sosok yang unik, sosok yang memiliki kemampuan. Terkadang ukuran prestasi itu hanya pada yang nampak dari kemampuan intelektualnya, menjadi juara kelas, juara olimpiade, dst. Orang tua semestinya menyadari bahwa sebagai pribadi yang utuh, anak memiliki berbagai potensi yang bisa kita apresiasi. Anak juga harus diberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya. Jangan memaksakan keinginan kita terhadap anak.

Prestasi anak buanlah prestasi untuk orang tuanya sehingga orang tua memaksakan keinginanannya. Biarkan ia tetap menjadi prestasi anak yang dengannya anak bisa berusaha untuk mencapai prestasi sesuai keinginannya. Tugas kita hanya memberikan arahan dan koreksi atas keinginan dan usaha yang telah dilakukan anak.

-----***-----

wallao.com is one-stop online shopping place for kids and moms, starting from Flower Girl Dresses, Girl Collections, Boys Collections, Moms Collections, Costumes, and More. We welcome you to our wonderful unique, fabulous, and amazing products.

Inspirasi: Psikologi Anak dan Pendidikan, Kumpulan tulisan ulang Zainul Muttaqin dari berbagai sumber.

Gambar: dreamstime.com

Ikuti tulisan menarik Muarif K Shiddiq lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu