x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Banyak Alasan Membaca Buku

Membaca buku membuat otak tidak cepat pikun karena selalu digunakan berpikir

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

"You cannot open a book without learning something."
--Konfucius

Suatu ketika saya bertemu saudara yang sedang duduk-duduk sore di terasnya. Di tangannya sebuah buku. Di tengah terpaan angin sore yang sepoi-sepoi, saya tidak yakin betul apakah ia membaca buku dengan baik. Maklum, setahu saya ia mudah mengantuk. Memang sih, ada secangkir kopi di meja sampingnya. Namun saya tetap tidak yakin apakah itu cukup membantu membuatnya terjaga penuh.

“Lagi baca buku apa?” saya bertanya.

Beautiful Mind,” jawabnya sembari menyambut uluran tangan saya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Sylvia Nasar?”

“Ya, ini kali kedua saya membacanya.”

Sebagai karya, Beautiful Mind hidup, jujur, dan mengundang empati. Mengisahkan kehidupan John Nash, matematikawan hebat peraih Nobel yang dicekam oleh schizophrenia selama bertahun-tahun. Ia akhirnya sembuh di hari tuanya. Meski tak heran mengapa ia membaca dua kali, karena kadang-kadang saya pun melakukannya untuk buku tertentu, iseng-iseng saya bertanya kepada saudara ini.

“Ngomong-ngomong, kenapa sih membaca buku?” Ia tercenung, tak menyangka saya mengajukan pertanyaan yang ‘barangkali’ sebodoh itu. “Mau kopi?” itulah jawaban yang ia ucapkan.

Sepulang dari rumah saudara, pertanyaan serupa saya ajukan kepada diri sendiri, “Mengapa saya membaca buku?” Saya mencoba menghimpun jawaban-jawaban yang mungkin dari pertanyaan ini. Lumayan banyak. Beberapa di antaranya ialah:

Pertama, membaca membuat sel-sel saraf otak saya berdenyut-denyut, sibuk mengirimkan sinyal, membuat koneksi satu sama lain. Bagus untuk membuat otak tidak lekas aus karena aktif berpikir. (Minat baca orang Indonesia, menurut Sri Sulastri—Kepala Badan Perpustakaan Nasional, seperti dikutip tempo.co 15 Desember lalu, berkisar antara nol hingga 1 buku per tahun).  

Kedua, dengan membaca, saya belajar dari banyak guru yang tinggal di berbagai belahan planet Bumi. Saya belajar memahami individu John Nash dari Sylvia Nasar, saya belajar mengerti manajemen dari Peter Drucker, saya belajar meresapi perjuangan hidup dari Pramoedya Ananta Toer, saya menyusuri dunia simbolis melalui karya Dan Brown.

Ketiga, aktivitas membaca memperkaya kemampuan menggunakan kosakata dan diksi yang tepat. Kerap saya geleng-geleng kepala mendapati seorang penulis buku yang mampu menghidupkan suasana lewat pemilihan kata maupun penempatan kata yang tepat. Untuk kata-kata yang sama sekalipun, seperti yang dipakai orang lain, penulis hebat bisa menciptakan nuansa berbeda lantaran penempatannya yang berbeda. Apa lagi ketika ia memilih kata lain yang terkesan lebih kuat.

Keempat, karena membaca, saya mengenal budaya dan tempat lain, walau belum sempat mengunjunginya. Ketika membaca buku The Greatness of Al-Andalus karya David Lewis, saya jadi ingin mengunjungi Spanyol.

Kelima, kegiatan membaca juga melatih kita dalam berkonsentrasi dan fokus terhadap sesuatu. Bahkan, jika bukunya bagus, kita bisa tenggelam di dalam aktivitas membaca tanpa mau terganggu oleh hal-hal lain. Ketika kita membuka halaman demi halaman buku, kita tengah menjajagi pengalaman baru.

Keenam, buku bisa menebarkan inspirasi dan memantik munculnya gagasan dari benak kita. “Wow, kenapa saya tidak terpikir seperti ini?” Kreativitas terpantik karena membaca buku. Kisah sukses Sergey Brin dan Larry Page bisa memantik anak-anak muda untuk bergerak merintis start-up company di bidang aplikasi atau online store atau animasi.

Ketujuh, membaca buku itu juga menghibur. Tatkala membaca serial The Chronicle of Narnia karya C.S. Lewis, saya seperti diajak berkelana ke dunia di balik lemari yang dicekam oleh es sepanjang tahun. Ada ketegangan di dalamnya, juga keanehan, misteri yang dibalut pertarungan kebaikan lawan kejahatan.

Daftarnya masih panjang, Anda pun niscaya punya alasan sendiri? Apa yang membuat Anda tergerak untuk membaca buku? ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB