x

Kompleks vila mewah ini dibangun untuk menarik minat investor properti di Cina dengan harga penawaran di atas Rp. 5.5 miliar. Ifeng.com

Iklan

Suhana Lim

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

(Jangan) Seperti Kerbau Dicucuk Hidungnya Dalam Menerapkan Feng Shui

Banyak oknum praktisi feng shui yang kebablasan dalam tupoksi-nya dan klien yang menelan mentah-mentah ramalan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh:suhanalimfengshui.com

It’s the time of the year for kumpul-kumpul dan makan-makan. Secara rutin, setiap menjelang Natal, Sincia, kungfu club Ngochokun Malaysia chapter mengadakan acara pot luck. Kali ini temanya “Curry Night.” Dari namanya jelas sudah yang jadi main menu ialah segala jenis kari. Kenal dengan new face, Mintong (nama samaran), hampir paruh baya bergerak di IT business. Mengetahui saya praktisi feng shui, ia to the point bercurcol (curhat colongan) bahwa in the past sangat percaya kepada feng shui. Until one time, ia hampir ludes gara-gara mengikuti informasi master feng shui mengenai harga saham dan logam mulia. Rupanya informasi yang dituruti nya itu meleset dan akibatnya investasi Mintong gone with the wind. Sejak pengalaman pahit tadi, Mintong tidak mau lagi deal dengan feng shui dan feng shui master.

I like cara tembak langsung Mintong dalam berkomunikasi. Jadi sayapun lebih leluasa. Saya bilang memang unfortunate bahwa banyak oknum praktisi yang kebablasan dalam menjalankan tupoksi nya. Lupa bahwa bisa feng shui bukan lantas membuat diri mereka juga sebagai ahli ekonomi dan pakar mengenai persahaman, valas, komoditi dan logam mulia. Bahkan kalau kita cermati, perkiraan yang diberikan oleh pakar ekonomi beneran saja bisa meleset. Nah apalagi informasi yang disampaikan oleh praktisi feng shui, yang jelas-jelas tidak kompeten untuk memberikan nasehat soal yang sudah diluar tupoksi. Menyadari hal tadi, tentu adalah culun bagi mereka yang begitu saja menelan mentah-mentah informasi yang disampaikan oleh “pakar” ekonom amatiran (baca: oknum praktisi feng shui yang too excited). Ya saya maklum bahwa tak sedikit yang menjalankan advis karena percaya kepada si master. Tapi juga harus realistis dan objektif. Saya percaya dokter pribadi saya saat dia menasehati saya soal kesehatan. Tapi belum tentu untuk input nya mengenai perpajakan atau masalah pada mobil saya. Just because dia ahli kesehatan bukan otomatis juga jago akunting perpajakan dan mekanik mobil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jadi dalam pengalaman pahit Mintong, saya meminta agar dirinya juga bisa lebih fair dalam menjudge karena kesalahannya juga ada pada dirinya. “Fifty percent was your mistake, too naïve in following the advice at the first place.” Mendengar hal-hal yang saya sampaikan, Mintong manggut-manggut tersenyum getir. Kamipun ganti topik ke obrolan lainnya sambil menikmati aneka kari.

It’s the time of the year dimana aneka so called “ramalan” berdasarkan feng shui (dan/atau lainnya) berseliweran. Sudah menjadi standar tahunan, banyak sekali prediksi soal shio, harga saham, komoditi, rupiah dan emas akan begini begono. Masing masing dengan aneka dasar dan argumentasi yang semuanya sangat meyakinkan. Tapi seperti yang kita maklumi, namanya juga “ramalan dan prediksi” bisa saja meleset.

Perlu kehati-hatian dalam menyerap semua info “ramalan/prediksi.” Teliti sebelum membeli. Pakai nalar objektif dalam mengikutinya. Tapi kalau kita bersikap tak rasionil emosionil dan seperti kerbau dicucuk hidungnya, jangan salahkan fengshui dan praktisinya kalau mengalami kejadian pahit seperti yang dialami Mintong. Mengaplikasikan feng shui juga harus secara objektif, realistis dan proporsionil. Bukannya membabi buta, kebablasan dan seperti kebo dicucuk hidungnya.

 

Ikuti tulisan menarik Suhana Lim lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler