x

Iklan

Muarif K Shiddiq

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Keterhubungan Emosi Orang Tua dan Bayinya

Anak belajar membaca dan mengungkapkan emosi dari orang tuanya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Betulkah emosi bayi terhubung dengan ibunya ketika masih dalam kandungan? Ketika sang ibu dalam keadaan stres, sang calon bayi juga merasaan emosi stres ibunya. Ketika emosi sang ibu tenang, nyaman, maka sang calon bayi juga akan merasakan hal yang sama. Ada juga yang mengatakan jika emosi bayi terhubung dengan emosi ibunya pada saat sang ibunya memberi sang bayi minum, ketika sang ibu mulai menggendong sang bayi, ketika sang ibu memeluk sang bayi.

Kualitas hubungan emosi ibu dan emosi sang bayi  akan mempengaruhi keterampilan sosial sang bayi kelak. Ketika sang bayi baru berusia tiga bulan ia mulai belajar berinterkasi lewat tatap muka dengan orang tuanya. Sang bayi mulai mengamati dan meniru banyak hal dari tatap muka tersebut, sang bayi mulai belajar bagaimana membaca dan mengungkapkan emosi dari orang tuanya.

Pada fase ini orang tua mulai melatih sang bayi untuk bisa mengekspresikan berbagai emosinya. Apakah sang bayi hanya belajar emosi yang baik saja, atau justru sang bayi juga harus belajar berbagai bentuk emosi termasuk, marah, tidak senang, kecewa, dst?. Yang pasti jangan sampai sang bayi hanya mendapatkan emosi kemarahan saja dari orang tuanya atau sang bayi hanya belajar emosi rasa tenang saja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada usia sang bayi menginjak enam sampai delapan bulan ia mulai belajar untuk mengungkapkan berbagai emosi tersebut. Ia Mulai mengekspresian emosi sedih, gembira, marah, senang, takut, kecewa dst kepada yang ada di sekelilingknya. Sang bayi mulai menyampaikan ekpresi atas apa yang dilihatnya kepada orang tua dan sekelilingnya. Ketika sang bayi melihat seseorang yang belum ia kenal, ia akan menatap orang tuanya sambil menyampaikan ketakutan, kekhawatiran bisa dalam bentuk tangisan kepada orang tuanya.

Begitupun ketika melihat seseorang yang ia senangi, sang bayi menyampaiakan ekspresi senangnya kepada orang tuanya. Jika sang bayi melihat makanan kesukaannya, ia mulai melihat dan memandang orang tuanya dengan ekspresi senang akan makanan kesukaannya tersebut. Kemampuan ini menjadi dasar emosional sang bayi untuk berinteraksi dengan sekelilingnya kelak.

Pada usia sang bayi menginjak sembilan sampai dua belas bulan ia mulai belajar tentang manusia yang bisa berbagi emosi dengan sesama. Sang bayi mulai memahami jika orang tuanya bisa mengetahui keadaan dirinya, lalu sang bayi mulai belajar dari orang tuanya tentang berbagi emosi. Sang bayi mulai memahami bahwa dengan menujuukan espresi tertentu ia sedang berbagai emosi atau ekspresi tersebut. Mulailah sang bayi untuk mendapatkan kasih saya berupa berbagai bentuk ekspresi dari orang tuanya. Mulailah memberkian makna akan ekspresi yang didapat sang bayi. Mulailah benyak menghubungkan ekspresi orang tua dan sang anak.

-----***-----

wallao.com is one-stop online shopping place for kids and moms, starting from Flower Girl Dresses, Girl Collections, Boys Collections, Moms Collections, Costumes, and More. We welcome you to our wonderful unique, fabulous, and amazing products.

Inspirasi: Psikologi Anak dan Pendidikan, Kumpulan tulisan ulang Zainul Muttaqin.

Gambar: dreamstime.com

Ikuti tulisan menarik Muarif K Shiddiq lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler