x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Keajaiban Anak-anak yang Teguh Hati

Kisah pengidap sindroma down, cerebral palsy, auditory processing delay, sensory processing disorder, dan banyak ragam lainnya bertebaran dengan apik dalam A Cup of Comfort for Special Parents

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jennifer Gunter terkejut ketika mendengar rangkaian suara benturan di lorong yang tak begitu besar, di rumahnya. Ia menutup mata dan memasang telinga tajam-tajam sembari membayangkan apa yang tengah terjadi. Ia semakin kaget tatkala mendengar suara yang jauh lebih keras—gedubrak!—dan rumah pun berguncang. “Aku merasa seorang anak telah menabrak dinding,” tutur Jennifer di kemudian hari. Belum lagi ia menyadari apa yang sedang terjadi, terdengar kembali suara-suara itu: Buk, buk, gedebuk. Lalu, gedubrak!

“Aku baik-baik saja, Bu,” terdengar teriakan dari lorong. Ya, itu suara anak lelakinya: Victor. Dibandingkan ibu-ibu lain, kecemasan Jennifer yang begitu besar kepada anak lelakinya memang beralasan. Cerebral palsy menggantung di leher Victor bak pemberat, menjadikan keseimbangan tubuhnya mengkhawatirkan. Kelainan saraf itu telah membuat otak Victor tak mampu mengendalikan otot dan pergerakan tubuhnya dengan normal. Namun Victor memiliki keteguhan hati yang sangat kuat untuk berusaha melompat dan mendarat di lantai dengan kedua kakinya.

Sebagai dokter, Jennifer memiliki pemahaman yang memadai mengenai cerebral palsy. Namun, sebagai seorang ibu ia merasakan dentuman yang lebih keras di jantungnya setiap kali mendengar suara buk, buk, gedebuk. Ia tak ubahnya ibu-ibu lain yang kisah mereka dan anak-anak mereka dituangkan dalam tulisan-tulisan pendek di buku ini. Dengan tebal hampir 350 halaman, A Cup of Comfort for Special Parents (Qanita, 2011) memuat pengalaman para ibu, saudara kandung, maupun orang-orang yang di masa kanak-kanaknya memiliki kebutuhan khusus.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Orang-orang terdekat menghadapi fase-fase yang tak mudah untuk akhirnya mampu menerima dengan lapang hati anak-anak berkebutuhan khusus ini apa adanya. Sejak kekagetan ketika pertama kali mendengar “vonis” dari dokter hingga perlahan-lahan menerima kenyataan ini, orang-orang dekat ini menghadapi momen-momen yang menegangkan.

Ellen Tomaszewski merasakan gelombang demi gelombang rasa sakit berdatangan ketika menyadari bahwa Katy, putrinya, akan menemui kesulitan dalam banyak hal karena dia berbeda dan kerkebutuhan khusus. Menangis dan menangis—itu yang bisa ia lakukan, hingga suatu ketika guru putrinya berjalan bergegas menemui Ellen, “Ada kejadian luar biasa. Ayo lihat!” Katy mampu berjalan.

Kisah-kisah serupa bertebaran dalam buku yang dihimpun oleh Colleen Sell ini. Tentang anak-anak yang mengidap sindroma Down, cerebral palsy, auditory processing delay, sensory processing disorder, dan banyak ragam lainnya. Namun ini bukan kitab untuk berkeluh kesah, melainkan kisah-kisah yang menghidupkan harapan, dukungan, juga empati kepada orang tua dan keluarga dari anak-anak yang diketahui memiliki kebutuhan khusus, maupun kepada anak-anak itu sendiri. Kisah-kisah inspiratif mereka sanggup membangkitkan kembali semangat hidup yang sempat memudar.

Di balik kebutuhan khusus mereka, anak-anak ini ternyata menyimpan keajaiban dan mengajarkan kepada kita pelajaran yang tak ternilai harganya. Kegigihan anak-anak ini untuk mengatasi masalahnya dalam banyak hal telah membangkitkan kembali semangat hidup orang-orang terdekat mereka. Seperti kata Jennifer, “Victor mungkin memiliki cerebral palsy, tetapi cerebral palsy tidak dapat menguasai Victor.” ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler