x

Iklan

Abdul Manan

Jurnalis yang tertarik mengamati isu jurnalisme, pertahanan, dan intelijen. Blog: abdulmanan.net, email abdulmanan1974@gmail.com
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jerman Umumkan Penangkapan Tiga Mata-mata Turki

Mohammed Taha G, Goksel G, dan Ahmed Duran Y, ditangkap karena diduga mengumpulkan bahan intelijen soal komunitas ekspatriat Turki yang cukup besar di Jerman

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pemerintah Jerman mengumumkan penangkapan tiga warga Turki dengan tuduhan melakukan kegiatan spionase di Jerman atas nama pemerintah Turki. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan 18 Desember 2014, kantor jaksa federal Jerman mengatakan, tiga orang Turki itu ditangkap sehari sebelumnya menyusul adanhya penyelidikan kontra intelijen cukup panjang. Tiga orang yang ditangkap itu masing-masing Mohammed Taha G., 58 tahun, Goksel G., 33 tahun, dan Ahmed Duran Y., 58 tahun.

Ketiganya diduga melakukan kegiatan spionase ilegal di Jerman, atas nama National Intelligence Organization Turki, badan intelijen yang dikenal dengan nama MIT. Surat perintah penangkapan terhadap ketiganya diterbitkan 11 November 2014. Ini menyiratkan bahwa ketiga orang itu dipantau selama beberapa bulan sebelum akhirnya ditangkap 17 Desember 2014.

Menurut jaksa, Mohammed Taha G. dan Goksel G. ditangkap oleh detektif dari Rhineland-Palatinate saat di Bandara Frankfurt, kemungkinan saat mereka berusaha untuk meninggalkan negara itu. Rhineland-Palatinate adalah alah satu dari 16 negara bagian Jerman. Tak lama setelah itu, Ahmed Duran Y. juga ditangkap di rumahnya di negara bagian Jerman Rhine-Westphalia Utara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintah Jerman yakin tiga orang itu adalah anggota sebuah jaringan mata-mata yang terorganisir, yang dipimpin oleh Mohammed Taha G. Tujuan utama operasi mereka adalah mengumpulkan bahan intelijen soal komunitas ekspatriat Turki yang cukup besar di Jerman, yang banyak terdiri dari etnis Kurdi.

Beberapa sumber mengatakan kepada media Jerman bahwa ketiga orang Turki itu menggunakan kontaknya dengan cabang lokal dari Badan Kerjasama dan Pengembangan Turki (TIKA) sebagai kedok untuk operasi spionase mereka. TIKA menampik tudingan ini dan menyebutnya sebagai niat jahat terhadap pemerintah Turki. "TIKA tidak memiliki kantor di Jerman saat ini," kata pernyataan Presiden TIKA.

Hubungan antara Jerman dan Turki telah tegang selama beberapa bulan terakhir. Pada bulan Agustus 2014, Turki memanggil duta besar Jerman di Ankara menyusul laporan bahwa Pemerintah Berlin sedang memata-matai sekutunya di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ini. Pemerintah Jerman menolak mengomentari tuduhan ini. Berlin juga diketahui merasa tidak nyaman melihat perkembangan Turki, yang terlihat kian otokratis di bawah Presiden Recep Tayyip Erdogan. 

(Foto: Gerhard Schindler, Kepala Badan Intelijen Jerman, atau dikenal dengan BND, dari www.mintpressnews.com)

Ikuti tulisan menarik Abdul Manan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu