x

Iklan

Wulung Dian Pertiwi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Doden Day, Merayakan Pelestarian Terumbu Karang

Pencangkokan terumbu karang lama telah dimulai di Sabang dan perintisnya adalah Pak Doden. Pak Doden ini tokohnya selam di Sabang. Saat merintisnya di era tujuh puluhan, pemimpin daerah waktu itu menghadiahinya sebutan, maaf, gila!

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mau terlibat pelestarian laut? Pernah mencoba pencangkokan terumbu karang? Senin besok, 26 Januari 2015, sekelompok anak muda akan melakukan ini di Sabang, Aceh. Inti pencangkokan adalah mengikat bibit terumbu karang pada media pijakan, dilakukan dengan menyelam. Istilah lainnya transplantasi. Tanpa SCUBA atau menyelam dengan peralatan tabung pernafasan lengkap, bisa juga terlibat asal mahir berenang dan sanggup lumayan lama menahan nafas. Dengan masker dan snorkel saja, kita bisa ikut melakukan pencangkokan yang areanya hanya berkedalaman maksimal 7 meter.

Balok-balok beton berderetan pipa telah disiapkan berdekatan dengan tumpukan bibit terumbu karang di suatu area dalam wilayah Taman Wisata Alam Laut Pulau Rubiah, Sabang. Tiap orang akan dibekali kabel ties, atau pengikat kecil berbahan nylon, dan label-label bertulis nama masing-masing ditambah 26/01/15 berarti 26 Januari 2015. Tiap tiga bulan setelah penanaman, melalui surat elektronik atau media sosial, kita akan mendapat kabar pertumbuhan karang yang tertanam berupa foto-foto dan laporan.

Pencangkokan karang lama telah dimulai di Sabang dan perintisnya adalah Pak Doden. Bicara riwayat selam Sabang, Pak Doden ini tokohnya. Tahun tujuh puluhan, jaman Sabang belum mengenal pariwisata sebagai mata pencarian, Pak Doden menemui pemimpin daerah memperkenalkan kekayaan terumbu karang sekaligus mengajak Sabang mulai mengembangkan wisata. Hadiahnya, sebutan, maaf, ‘gila’ untuk Pak Doden. Pemimpin daerah waktu itu, menganggap mengurus ‘batu’ di laut (karang) adalah tindakan tidak berguna.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari tekun dan perjuangan berat, karena sendirian, dan panjang, mulailah satu dua orang mengikuti jejak Pak Doden membuka dive shop, sampai hari ini menjadi kebanyakan dan selam jadi andalan Sabang. Semua titik penyelaman, yang dikenal di Sabang, adalah temuan Pak Doden, setahu saya. Belum ada titik selam baru yang bukan rintisan beliau.

Pak Doden paling peduli kelestarian terumbu karang dan lingkungan pesisir Sabang. Beliau sering menggagas usaha pelestarian, salah satunya pencangkokan terumbu karang. Terkenal bergerak cepat, total, dan sering nekat demi menghindarkan laut Sabang dari kerusakan, akhirnya, Pak Doden dianugerahi kalpataru tahun 2010. Belum genap setahun penganugerahan, beliau meninggal.

Putra-putra Pak Doden menggagas Doden Day, mulai tahun ini, merayakan tradisi pelestarian sekaligus mengenang ayahanda. “Sementara hanya membersihkan pantai dan pencangkokan terumbu karang, mungkin peringatan tahun depan akan ditambah penanaman pohon bakau, seperti yang bertahun-tahun sudah dikerjakan Bapak,” kata Is, salah seorang putra Pak Doden.

Warga, lembaga adat, mahasiswa pecinta alam, organisasi selam kampus, dan pemerintah daerah telah memastikan serta dalam pencangkokan terumbu karang selama perayaan, dari dalam maupun luar Sabang. Saking berharganya terumbu karang untuk Sabang, lumayan banyak antusias orang, meskipun metode pencangkokan sendiri, dengan peruntukan pelestarian, sebenarnya ramai pro-kontra. Persen hidup kecil, pilihan bibit, sampai satu jenis karang tumbuh yang berbeda dengan kondisi asli koloni karang yang beragam, menjadi perdebatan. Teorinya, karang memang sangat khas dan ringkih.

Terumbu karang itu kumpulan hewan kecil masih kerabat ubur-ubur. Awal kehidupan, hewan karang melayang-layang di perairan hingga menemukan sesuatu, yang keras, untuk menempel. Itu sebabnya, beberapa melakukan penenggalaman benda keras, seperti kerangka besi, becak usang seperti pernah dilakukan Pemerintah Kota Jakarta, kerangka mobil, beton-beton ke dasar laut bertujuan membuat tiruan terumbu karang, agar berfungsi sebagai rumah ikan sekaligus menyediakan tempat menempel ‘bayi’ hewan karang. Jika seratus persen alami hewan karang menempel pada bebatuan di dasar laut, maka dibantu manusia, bisa saja larva karang menempel pada benda-benda yang sengaja diceburkan tadi.

Polip karang, sebutan lumrah individu karang, ada dua jenis secara garis besar, karang keras, yaitu yang menghasilkan semacam batuan, dan karang lunak, yang tidak menghasilkan struktur keras. Polip karang keras yang telah menemukan tempat menempel akan berkembang biak. Sisa metabolismenyalah yang menumpuk waktu ke waktu, seolah-olah tumbuh, kita namai terumbu karang kemudian menjadi tempat perlindungan ikan-ikan, layaknya rumah-rumah. Saking kecilnya organisme karang, pertumbuhan terumbu relatif lamban, paling beberapa milimeter sampai satu sentimeter dalam setahun. Karang sekaligus sangat sensitif karena perlu kondisi tertentu untuk hidup, seperti kadar keasaman perairan, arus air, suhu, juga intensitas sinar matahari.

Alasan-alasan itu melatari pencangkokan. Biasanya terumbu karang baru tumbuh yang diperhitungkan menghadapi ancaman besar dan sangat mungkin bakal mati karena gangguan lingkungan, menjadi bibit untuk dipindahkan ke tempat baru. Patahan terumbu kondisi masih hidup atau masih ditinggali hewan karang, bisa juga jadi bibit. Terumbu karang mungkin patah karena banyak sebab. Jaman tsunami menghantam Sedai, Jepang, 2011, misalnya, gelombang cukup kuat sampai ke perairan Sabang mematahkan banyak terumbu karang.

Di kondisi alaminya saja, terumbu karang begitu rentan, sehingga buatan manusia, yang sekedar mengkondisikan terumbu karang mirip asli, tentu tidak penuh sempurna Tetap baik memulai pelestarian, apa pun metodenya, menurut saya. Minimal, perayaan seperti Doden Day, akan membantu mengenalkan ajaran baik pada lebih banyak orang sekaligus menebarkan semangat mengerjakan kebaikan. Mau bergabung? Ayo lakukan pelestarian..

Ikuti tulisan menarik Wulung Dian Pertiwi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler