x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kepada Jurnalis, Kami Bersandar

Rakyat masih berharap pada kaki keempat demokrasi, yakni media dan para jurnalis yang mandiri, berpihak kepada kebenaran, ‘memberi pencerahan kepada rakyat’, dan bukan yang jadi penyambung lidah para elite politik-ekonomi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

"Journalism can never be silent: that is its greatest virtue and its greatest fault. It must speak, and speak immediately, while the echoes of wonder, the claims of triumph and the signs of horror are still in the air."
--Henry Anatole Grunwald (Editor, 1922-2005)

 

Di tengah suasana yang kacau seperti sekarang, suara siapakah yang dapat kami jadikan pegangan? Para elite yang selalu menonjolkan kepentingan bangsa dalam pidato-pidato mereka nyatanya mengedepankan kepentingan pribadi dan kelompoknya. Kami, rakyat yang nggak jelas ini, berharap pada orang yang sudah diamanahi untuk memimpin bangsa ini, tapi sayangnya ia bingung, gamang, mungkin pula kikuk menghadapi gelombang tekanan kepentingan kaum elite.

Parlemen punya nama Dewan Perwakilan Rakyat, namun kami—rakyat yang nggak jelas—merasa tidak terwakili; sebab, kenyataannya, mereka hanya mewakili diri sendiri, partai dan elitenya. Mereka yang menjadi hakim dan hakim agung seolah lupa dengan makna kata ‘hakim’ dan ‘agung’ yang tersemat pada jabatan mereka. Di saat genting seperti sekarang, mereka tak bersuara—tentu saja mereka punya alasan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kami sungguh merasa lelah menyaksikan sandiwara yang tengah dimainkan para aktor-aktor ini di atas panggung politik dan hukum. Begitu banyak energi dan sumber daya lain yang dikerahkan untuk menyelesaikan persoalan yang sesungguhnya hanya mewakili kepentingan segelintir kecil elite. Mengapa kepentingan bangsa mesti dikebelakangkan dibanding kepentingan individual?

Di saat tiga kaki demokrasi sedang tarik-menarik, kami—rakyat yang nggak jelas—berharap benar agar kaki keempat tidak ikut terlibat dalam pentas sandiwara ini. Jangan biarkan kami dibingungkan dan diombang-ambingkan oleh permainan yang menguras sumber daya, yang sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat—berapa hari sumber daya sudah digunakan untuk mengurus soal ini, dan mesti berapa hari lagi agar soal ini tuntas? Sudah waktunya yang diberi amanah memutus perkara dan beralih ke soal lain yang lebih produktif.

Kami masih berharap pada kaki keempat demokrasi, yakni media dan para jurnalis yang mandiri, berpihak kepada kebenaran, ‘memberi pencerahan kepada rakyat’, dan bukan jurnalis yang menjadi penyambung lidah para elite politik-ekonomi yang juga menguasai media.

Kami berharap para jurnalis mampu mengendus kebenaran dan menyampaikannya kepada rakyat. Ini hanya dapat terwujud apabila para jurnalis masih percaya kepada tugas yang mereka emban.

Jurnalis dan media yang tidak independen berpotensi menyesatkan masyarakat. Jurnalis yang berniat maupun yang sudah menyembunyikan kebenaran atau menyamarkannya hendaknya berpikir ulang bahwa dalam situasi yang kacau kepada merekalah kami dapat bersandar. Ketika kami sukar memercayai tiga kaki demokrasi lainnya, maka kami berharap bahwa kaki keempat masih layak untuk dipercaya. Namun jika tidak bisa, maka kaki keempat demokrasi ini hanya mitos belaka.

Dalam pemilihan presiden yang lalu, fenomena keberpihakan media dan jurnalis kepada kepentingan politik tertentu kelihatan jelas. Sebagian di antaranya sudah siuman dan menyadari kembali perannya sebagai kaki keempat yang seharusnya hanya berpihak kepada rakyat banyak. Sementara, yang lainnya masih saja mengikuti kemauan elite yang empunya.

Kecenderungan media dan jurnalis kepada politik partisan seyogyanya diakhiri dan kembalilah kepada peran sejati jurnalis: berkomitmen kepada rakyat dengan mengungkapkan kebenaran yang bertumpu pada hati nurani. Jika tidak, rakyat yang nggak jelas ini akan membangun kaki-kakinya sendiri, mengusung medianya sendiri, dan menyuarakan kebenarannya sendiri. (sbr ilustrasi: projectcensored.org) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler