x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Meskipun Tidak Ragu, Bertanyalah

Mengajukan pertanyaan yang tepat dapat menyingkapkan tabir yang menghalangi kita untuk menemukan berbagai ide baru, pikiran baru, kreasi baru. Jadi, meskipun sedang tidak ragu, bertanyalah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Once your mindset changes, everything on the outside will change along with it.” 
--Steve Maraboli (Penulis buku Life, the Truth, and Being Free)

 

 

“Saya begitu naif ketika bertanya kepada [Michael] Dell apakah ia punya pertanyaan favorit yang suka ia ajukan,” kata Hal Gregersen. Guru besar sekolah manajemen INSEAD, Prancis, ini ingat betul reaksi pendiri perusahaan produsen komputer Dell itu. “Ia menjawab dengan pandangan bengong, seolah berkata, ‘Itu pertanyaan dungu’.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tentu saja, Dell tidak mengucapkan kata dungu. Namun Dell berkata, “Jika saya punya beberapa pertanyaan favorit, orang-orang akan tahu jawabannya. Saya selalu menyusun pertanyaan yang mampu menghasilkan informasi yang belum saya punya.” Dan seringkali, pertanyaan Dell itu banyak dan beruntun—ciri orang yang curious. (Dell yang memelopori penjualan komputer rakitan non-pabrik selagi ia mahasiswa—di era PC IBM-compatible).

Dell punya passion untuk memahami sesuatu, menemukan hal baru, dengan cara banyak bertanya—dan bukan pertanyaan biasa. Pertanyaan-pertanyaan ini kerap mengganggu (jika bukan mengintimidasi) pikiran-pikiran, ide-ide, maupun praktik-praktik yang sudah lazim dan jamak.

Dan kuriositas inilah yang membedakan seseorang yang kreatif dari yang lain, sebab pertanyaan merupakan ungkapan kuriositas, dan rasa ingin tahu membawa kepada penjelajahan ke dalam wilayah-wilayah baru. Mereka tidak menyukai berlama-lama tinggal di zona nyaman. Seperti kata Albert Einstein, “Saya sebenarnya bukan lebih cerdas dibandingkan Anda, melainkan lebih curious.”

Orang-orang seperti Einstein, Habibie, Widjojo Nitisastro, Soekarno, Hatta, dan banyak lagi adalah orang-orang yang curious di bidang masing-masing. Di benak mereka terpateri mindset of questioning—mempertanyakan apa yang dianggap mapan, status quo, lumrah, atau jamak oleh masyarakat. Mindset of questioning membukakan jalan bagi mereka untuk menemukan wawasan baru, ide baru, dan kemudian melahirkan praktik sains, teknik, ekonomi, maupun sosial baru.

Mereka yang memiliki mindset of questioning yang kuat percaya bahwa di balik sesuatu yang sudah mapan dan yang tengah berlaku terdapat berbagai kemungkinan yang amat luas. Ke wilayah inilah mereka berusaha menemukan sesuatu yang baru, berbeda, inovatif, dan menggelorakan passion mereka.

Perusahaan yang maju pada umumnya dipimpin oleh para  business leader yang punya mindset of questioning kuat. Para business leader ini berani memelopori dan mengajak karyawannya di seluruh jenjang untuk menantang asumsi-asumsi lama yang masih dipegang. Begitu pula dengan pemimpin masyarakat, seperti Bu Risma, Pak Ahok, dan Pak Abdullah Azwar Anas yang masing-masing jadi leader di Surabaya, Jakarta, dan Banyuwangi.

“Apa iya penghuni kompleks Dolly tidak bisa hidup lebih manusiawi?” itulah mungkin pertanyaan yang mengusik Bu Risma, sehingga Walikota Surabaya itu berani mengubah kompleks itu menjadi lebih layak untuk hidup. Pertanyaan berikutnya barangkali: “Bagaimana caranya?” “Jika ditutup, penghuninya akan bekerja di mana?” Begitu seterusnya hingga ia menemukan jawaban tentang apa yang harus ia lakukan.

Pada mulanya, kuncinya adalah mindset of questioning—mempertanyakan asumsi-asumsi lama.

Alih-alih mempertahankan cara-cara lama yang kurang ampuh dalam mengatasi persoalan baru, para pemimpin kreatif di lapangan apapun berusaha mencari terobosan. Bahkan seandainya cara-cara lama dalam menjalankan itu berhasil, para pemimpin kreatiftetap berusaha menemukan cara-cara baru untuk menghadapi lingkungan yang terus berubah.

Mindset of questioning merupakan salah satu discovery skill yang diperlukan dalam ikhtiar mencari terobosan dari kebuntuan. Pertanyaan yang tepat memiliki kekuatan untuk mengubah fokus kita dan menyingkapkan berbagai tabir yang membatasi jangkauan pandangan dan pikiran kita. Cara berpikir ini bukan hanya penting untuk dikuasai oleh para pelaku bisnis, pemimpin sosial, tapi juga oleh siapapun yang ingin menemukan jalan yang tepat bagi hidupnya. (sbr foto: tcnj.com) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler