x

Iklan

Ipul Gassing

Pemilik blog daenggassing.com yang senang menulis apa saja. Penikmat pantai yang hobi memotret dan rajin menggambar
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Bantimurung, Jejak Kerajaan Kupu-Kupu

Menelusuri Bantimurung, tempat yang dulu dianggap sebagai kerajaan kupu-kupu tapi jumlahnya semakin berkurang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Peneliti alam asal Inggris, Alfred Russel Wallace menjuluki tempat itu sebagai Kingdom Of Butterfly atau kerajaan kupu-kupu. Tidak salah karena di tempat itu kita bisa menemukan ratusan spesies kupu-kupu, bahkan ketika pertama kali menemukan daerah ini Alfred Wallace mencatat setidaknya ada 285 spesies kupu-kupu.

Tempat itu bernama Bantimurung, terletak di dalam wilayah Kabupaten Maros sekira 40 km sebelah utara kota Makassar. Dari kota Makassar tidak sulit untuk menjangkau daerah ini, dengan kendaraan umum kita bisa menuju terminal kota Maros, dari sana perjalanan dilanjutkan dengan kendaraan umum lagi menuju daerah Bantimurung.

Di salah satu sudut daerah Bantimurung ada satu tempat yang digunakan sebagai tempat wisata, alasannya karena di tempat itu ada sebuah air terjun indah yang cukup ramah untuk dijadikan tempat wisata keluarga. Saat ini bila menyebut Bantimurung maka orang akan langsung teringat pada air terjun tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk masuk ke wilayah permandian alam Bantimurung dengan air terjunnya yang terkenal itu kita harus membayar biaya tiket sebesar Rp. 25.000,- untuk tiket lokal dan Rp. 225.000,- untuk turis manca negara. Harga ini membuat kening saya berkerut, kenapa jumlahnya sangat berbeda ya? Setahu saya beberapa tempat wisata memang membedakan harga tiket untuk turis lokal dan turis manca negara, tapi tidak sampai sejauh itu perbedaannya.

Apa yang sebenarnya bisa dinikmati di permandian alam Bantimurung? Paling utama adalah menikmati air terjunnya tentu saja. Pengunjung bisa membasuh diri di bawah air terjun asal datangnya jangan pada musim hujan ketika debit air sangat besar. Selain itu pengunjung juga bisa menyewa ban dalam mobil dan menikmati body rafting dari bagian sepanjang sungai di depan air terjun. Tidak terlalu berbahaya dan masih bisa dinikmati oleh keluarga.

Tempat lain yang bisa dinikmati di lokasi permandian alam Bantimurung adalah museum kupu-kupu yang menyimpan banyak jenis kupu-kupu yang ada di Bantimurung. Seperti yang dibilang di paragraf awal, Bantimurung memang diakui oleh Alfred Russel Wallace sebagai kerajaan kupu-kupu karena banyaknya jenis kupu-kupu yang ada di Bantimurung.

Sayangnya, keberadaan kupu-kupu itu makin lama makin berkurang karena berbagai sebab. Ada yang bilang alasannya karena tingkat polusi yang semakin tinggi. Kupu-kupu adalah hewan yang sangat peka pada polusi, ketika tingkat polusi sudah di luar ambang batas mereka maka mereka akan menyingkir atau malah lebih menyedihkan mereka akan musnah.

Di luar tempat permandian Bantimurung ada banyak pedagang yang menjajakan kupu-kupu yang dikeringkan. Beberapa tahun yang lalu ini menjadi perdebatan juga karena dianggap bisa mengurangi populasi kupu-kupu di Bantimurung. Sekarang para pedagang mengaku kalau mereka tidak lagi menangkap kupu-kupu liar tapi menangkarkannya untuk kemudian dijual sebagai suvenir.

Menikmati Bantimurung sebenarnya sangat menyenangkan, di tempat ini kita bisa menikmati keindahan alam berupa air terjun atau gua-gua alami yang berada di bagian atas. Selain itu kita juga bisa menikmati keindahan kupu-kupu, hanya saja sayangnya karena makin hari keberadaan mereka memang makin terancam.

Bila sempat berkunjung ke kota Makassar, tidak ada salahnya menikmati Bantimurung karena bagaimanapun jejak-jejak kerajaan kupu-kupu itu masih ada di sana. Mudah-mudahan saja Bantimurung tidak berubah jadi bekas kerajaan kupu-kupu.

Ikuti tulisan menarik Ipul Gassing lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler