x

Polisi menunjukan tiga tersangka pelaku begal motor IS (18), D (18), dan ADP (18) berikut barang bukti yang berhasil ditangkap di Mapolresta Depok, Jawa Barat, 1 Februari 2015. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

Iklan

muthiah alhasany

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Begal Adalah Uji Coba Teroris?

Aksi begal motor yang beroperasi di wilayah Jabodetabek tampak teroganisir. Bahkan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Martinus Sitompul, mengungkapkan bahwa ada enam kelompok begal.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Aksi begal motor yang beroperasi di wilayah Jabodetabek tampak teroganisir. Bahkan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Martinus Sitompul, mengungkapkan bahwa ada enam kelompok begal. Mereka disinyalir mempunyai hubungan kekerabatan.

Menilik dari rentetan peristiwa di depok, aksi begal terjadi berulang kali dalam jarak waktu yang tidak begitu lama. Bagi warga Depok, hal ini tentu saja sangat meresahkan. Puncak keresahan warga adalah ketika ditemukannya benda-benda yang diduga bom di pusat perbelanjaan paling ramai di Depok, yaitu ITC.

Dari cara kerja mereka, maka tidak salah jika timbul dugaan apakah begal motor menjadi bagian dari aksi teroris? minimal begal motor ini menjadi uji coba bagi para teroris sebelum melakukan aksinya. Dengan mengerahkan para begal untuk menimbulkan instabilitas, para teroris dapat menilai sejauh mana keamanan yang ada di suatu daerah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Respon aparat kepolisian Depok boleh dikatakan lamban dan tidak tepat sasaran sehingga aksi begal masih berlangsung. Kelompok teroris tentu dapat melihat titik lemah keamanan di wilayah Depok. Mereka melakukan uji coba yang kedua dengan meletakkan bom yang daya ledaknya rendah, hanya sebagai gertak sambal.

Sekali lagi, para teroris itu akan melihat, apa saja yang dilakukan oleh pihak yang berwenang. Razia besar-besar belum tentu efektif, apalagi jika hanya sebagai euforia belaka. Jika pengamanan mengendur beberapa waktu kemudian, bisa saja teroris melakukan aksi lebih lanjut.

Memang sampai sekarang belum ada bukti kuat yang mengarah ke sana. Namun sebaiknya aparat kepolisian tidak mengabaikan kemungkinan itu. Jangan sampai teror ini terus menerus menghantui warga Depok. Apalagi sikap Walikota Depok yang tidak memberikan ketenangan. Ia justru mengatakan bahwa Depok masih aman. Sampai dimana batas amannya?

Mengapa pihak kepolisian begitu cepat bereaksi ketika ada masalah yang menyangkut institusi, khususnya tentang atasannya? di sisi lain, Kepolisian kurang tanggap terhadap ancaman yang betul-betul dirasakan oleh masyarakat. Semoga hal ini bisa segera dapat disadari dan ditanggulangi agar terorisme tidak berkembang lebih jauh.

Ikuti tulisan menarik muthiah alhasany lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB