x

Iklan

Thamrin Dahlan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ini Dia 3 Cara Pengendara Motor Menembus Kemacetan Jakarta

Kemacetan lalu lintas di Jakarta sudah mencapai titik nadir. Macet bukan saja terjadi ketika warga berangkat dan pulang kerja, tapi juga di sepanjang siang dan malam hari.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dokumentasi foto terekam pada hari Rabu, 6 Mei 2015 Pukul 06.44 wib. Lokasi reportase di perempatan Hek Jalan Raya Bogor Km 20 Jakarta Timur. Kesibukan warga Jakarta menuju tempat kerja, berangkat sekolah atau para pedagang di pagi hari itu bisalah dikatakan sebagai semangat menjemput rezeki.

Terlihat begitu banyak warga menggunakan transportasi roda dua. Motor dengan segala jenis merk memenuhi hampir seluruh badan jalan. Kendaraan umum berupa angkot dan bus serta kendaraan pribadi tertelan diantara motor. Sopir mobil harus super hati hati berdesakan dengan motor, apalagi pada posisi rambu lampu merah. Kalau terjadi insiden senggol menyenggol dijalan superpadat maka perang mulut rombongan pemotor sepertinya menciutkan nyali sopir mobil.

Akhir akhir ini pengendara motor nampaknya punya modus baru ketika berhenti menunggu lampu hijau. Tak sabar menunggu beralihnya lampu kuning sebagai persiapan tancap gas, pengendara motor kini lebih awal bergerak di ujung lampu pada sisi badan yang berlainan. Tujuan pemotor berpindah tempat ke posisi arah jalan adalah untuk segera memotong jalan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka tidak sabar lagi menunggu giliran lampu hijau dari route normal. Tentu saja posisi mereka membahayakan diri sendiri atau pengguna jalan lainnya. Modus berpindah tempat melampau rambu rambu lalu lintas itu terjadi disetiap lampu merah ibukota. Bisa jadi pengendara motor berkilah ketika ditanya kenapa anda melakukan pola lampu merah demikian. Sudah pasti jawaban: Mau buru-buru ini Pak, macet sudah ngak ketulungan.

Di samping tingkah laku pengendara seperti yang uraikan diatas terdapat dua modus lagi. Modus pertama, pengendara saat ini merasa bebas melewati rambu larangan di lampu merah. Motor bergerombol melesak kedepan melebihi batas yang ditetapkan oleh Dinas Perhubungan Darat. Bahkan posisi motor maju kedepan seperti ini mempersempit “lorong” jalan bagi pengendara yang datang dari arah berlawanan.

Nah modus pemotor yang terakhir yaitu mereka sudah berani berkendara dari arah yang berlawanan. Pengendara motor sudah sangat paham rute menuju tempat berakivitas sangat macet. Oleh karena itu mereka menyebrang kesisi jalan yang kosong dan sepi agar bisa lebih cepat dan lepas dari kemacetan.  Pola ini sangat berbahaya, kemungkinan tertabrak oleh kendaraan yang datang dari berlainan arah sangat besar sekali.  Pemotor yang berani nekad mengambil jalan pintas seperti ini bisanya terlihat pada jam jam sibuk.

Itu pergeseran budaya berkendara motor yang tidak bisa dipungkiri telah terjadi dikota kota besar. Pengedara motor mencari jalan pintas agar bisa cepat tiba di tujuan dengan menggunakan 3 modus tersebut.  Sementara  Polisi Llalu Lintas dan Pegawai DLLAJR tampaknya tidak bisa lagi melarang gerombolan pengendara motor yang melewati garis marka jalan di posisi lampu merah.

Point yang ingin disampaikan pada tulisan kali ini adalah pertumbuhan alat transportasi tidak bisa dibendung sedangkan pertambahan ruas jalan berjalan seperti siput dipadang pasir.  Diperkirakan dalam waktu kurang dari 2 tahun Jakarta akan macet total. Kendaraan yang masuk keruas jalan bila disambung sambung dapat  dipastikan melebih panjang jalan di Jakarta.  Artinya ketika warga keluar dari garasi dan kemudian masuk kejalan raya, maka ketika itu juga kendaraan mereka tidak bisa bergerak lagi.  M

Pak Ahok, apa kabar? Semoga Pemda DKI Jakarta mempunyai solusi tepat untuk mengatasi kemacetan jalan raya Ibukota. Kalau tidak merekapun akan kesiangan tiba dikantor karena termasuk warga yang tenggelam dalam rimba kemacetan luar biasa.

Salam salaman

TD

Ikuti tulisan menarik Thamrin Dahlan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler