Sampah bertumpuk bertahun tahun tidak diangkat. Tentu saja sampah itu berlapis lapis akhirnya membentuk gunung. Lokasinya bukan jauh di pedalaman nusantara, tetapi dekat dekat saja dari Kantor Gubernur Jakarta. Kalau dihitung jarak mungkin tidak sampai 5 kilometer dari Balaikota tempat Pak Ahok berkantor.
Mengapa Petugas Kebersihan tidak mengangkat sampah. Apakah bersebab ada tingkat kesulitan tinggi karena posisi gunung limbah kotor itu di tepi sungai? Tidak tahulah yang jelas sampah itu hampir abadi bercokol di RT 02 RW 01 Kelurahan Rambutan Jakarta Timur. Sampah terkadang terangkut dengan sendirinyan ketika banjir melewati Kali Cipinang. Namun daya angkut via air deras itu tidak atau belum mampu mengangkurt keseluruhan sampah.
Masalahnya kehadiran sampah itu memang sangat menganggu hidung dan mata. Bukan saja warga yang menimbun sampah yang terkena dampak bau namun warga kampong sebelah ikut kebagian “sakit mata dan sakit hidung” Warga kampong sebelah itu adalah penghuni Perumahan Bumi Harapan Permai (BHP) Kelurahan Dukuh RW 06 RT 05. Pasalnya sampah gunung persis diseberang kali berwarna hitam dan kotor beraroma menyengat.
Ibarat bertetangga, Ibu Lurah Dukuh hanya bisa mengelus dada tidak bisa berbuat apa apa karena area sampah gunung itu seharusnya menjadi kewenangan Lurah Kampung Rambutan, sebagai penyambung lidah rakyat Bu Titik telah melayangkan surat kepada Gubernur terkait sampah. Memang sih ada tanggapan tetapi yang diangkat bukan sampah di RT 02 RW 01 justru sampah lain yang terangkat.
Jadi kesimpulannya semoga dengan posting ini sebagai laporan warga kiranya Dinas Kebersihan Jakarta Timur segera bertindak. Memang seh bukan urusan langsung Pak Ahok, jadi maap maksudnya biar ada tanggapan super cepat maka izinkan menggunakan judul Nama Pak Gubernur. Jangan sampai sampah itu menimbulkan korban akibat terjatuh ke kali dan menutup aliran air. Kami tunggu ya Pak,…..
Salam salaman
TD.
Ikuti tulisan menarik Thamrin Dahlan lainnya di sini.