x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Lebih Bagus tak Cukup, Unik Itu Penting

Jika kualitas setara, apa yang dapat diunggulkan? Jika bertarung pada harga atau tarif (untuk jasa), seluruh pemain akan menghadapi kesulitan. Pada akhirnya, dibutuhkan unsur pembeda, yaitu keunikan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Kami tidak berpretensi menjadi lebih baik dari yang lain, melainkan lebih unik,” kata Alex Atala menjelaskan filosofinya dalam mengelola DOM Restaurante di Sao Paulo, Brazil. Sebagai chef yang pernah menjadi tulang punggung beberapa restoran terkemuka, Alex kemudian menjalankan restorannya sendiri dengan beranjak dari filosofi keunikan.

Menonton ‘aksi panggung’ Alex di acara kuliner sebuah televisi, saya merasa disuguhi pertunjukan seorang seniman kuliner. Di dapurnya yang lapang, Alex bekerja begitu cermat dalam memilih bahan, ukuran dan timbangan, kandungan nutrisi, warna, pemotongan, dan sudah barang tentu perpaduan cita rasa. Sajiannya bukan hanya mengesankan pencapaian rasa yang lezat, tapi juga pencapaian artistik dalam penataan dan penyajian.

Tapi bukankah jurus serupa dilakukan oleh chef lainnya? Tentu saja ya. Di lapangan apapun, bukan hanya kuliner, pencapaian kualitas produk, jasa, maupun  layanan selalu diburu oleh penyedianya. Ada beberapa yang mampu mencapai jenjang kualitas tinggi, dan merekalah yang menetapkan standar bagi siapapun yang ingin memasuki pasar persaingan di bidang itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meskipun begitu, adanya beberapa pemain di jenjang yang tinggi memberi kesan bahwa ada kesetaraan di antara mereka. Nah, jika kualitas setara, apa yang dapat diunggulkan? Jika bertarung pada harga atau tarif (untuk jasa), seluruh pemain akan menghadapi kesulitan. Pada akhirnya, dibutuhkan unsur pembeda atau deferensiator di antara kerumunan. Alex Atala menyebutnya keunikan. Dalam konteks inilah ia mengatakan, “Kami tidak berpretensi menjadi lebih baik dari (restoran) yang lain, melainkan lebih unik.”

Keunikan kuliner Alex terletak di antaranya pada pilihan bahan. Ia berpaling kepada kekayaan sumber daya alam lokal. Rimba Amazon di Amerika Selatan menyediakan banyak materi kuliner yang menunggu sentuhan piawai juru masak. Alex menyadari hal ini dan berusaha menemukan bahan yang bisa diolah menjadi menu yang unik dengan cita rasa yang lezat dan penyajian artistik yang menawan.

Alex memelajari bahwa beberapa suku di wilayah Amazon, khususnya Baniwas, punya tradisi menyantap semut. Di atas piring, Alex menyajikan seiris bahan lain dan meletakkan semut Amazon di atasnya. “Rasanya menyentak, ada manis dan pedas,” ujar seorang tamu yang mencoba hidangan ini. Sebelum menyajikan semut Amazon, Alex sudah memelajari bahwa hewan ini merupakan sumber protein yang bagus.

Alex juga mengolah jambu atau pará cress (dalam istilah Latin Spilanthes oleracea). Ini sejenis tanaman herbal setempat dari kawasan Amazon juga. Keunikan bahan ini terletak pada sensasi elektrik yang dirasakan melewati tubuh ketika bahan ini dikunyah. Tentu saja, bagi penggemar kuliner, pengalaman seperti ini sungguh mengesankan.

Kekayaan alam setempat yang juga dieksplorasi oleh Alex ialah beldroega (Portulaca oleracea) yang dapat dijumpai di wilayah utara dan barat daya Brazil. Tanaman menyegarkan ini memiliki unsur-unsur medis, karena kandungan mineral dan vitaminnya, dan asam salisil dalam jumlah banyak. Alex juga mengolah baru yang rasanya mirip kacang, yang kaya protein, serat, mineral, serta asam lemak seperti Omega-6 dan Omega-9.

Tucupi adalah sejenis cairan berwarna kekuningan yang diekstrak dari umbi kayu liar. Mengandung racun, bahan ini harus direbus sekurangnya 20 menit untuk menguapkan sianida pada akar umbi. Dapat dijumpai di Amazon pula, Tucupi digunakan untuk membumbui ikan dan unggas, khususnya ikan.

Pengalamannya di Belgia, Prancis, dan Itali mendorong Alex untuk mencoba keunikan lain, yakni menggunakan bahan-bahan lokal tapi memasak dengan cara Eropa. Dengan perpaduan ini, rupanya Alex berusaha mencapai batas terluar dari kemungkinan dalam mengolah bahan-bahannya. Ia tidak takut bereksperimen. Apa yang tidak lazim bagi kebanyakan orang atau masyarakat kota, di tangan Alex diolah menjadi santapan yang kelezatannya dapat dinikmati. Alex, pada akhirnya, menawarkan pengalaman gastronomik yang impresif bagi pecinta kuliner.

Cara pandang Alex Alata itu layak dicoba jika kita ingin terlihat unik di tengah kerumunan, apapun bidang yang kita tekuni. (sbr foto: farofa-de-ideias.blogspot.com) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu