x

Ilustrasi Hamil. (TEMPO/Hendra S)

Iklan

Pevi Revina

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Cara Mengontrol Buang Air Kecil Selama Kehamilan

sering buang air kecil, penyebab sering buang air kecil, frekuensi buang air kecil, tips mengelola inkontinensia urin

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di antara sekian banyak keluhan selama proses kehamilan yaitu sulitnya mengontrol buang air kecil. Tak jarang ibu hamil yang sedang  batuk, bersin atau tertawa akan langsung buang air kecil. Hal ini terjadi karena ketika tertawa atau bersin pada ibu hamil akan memberikan tekanan pada perut dan menyebabkan urin lepas kontrol. Keadaan seperti ini dinamakan inkontinensia. Keadaan seperti ini tentu membuat ibu hamil merasa tidak nyaman, mengganggu aktivitas meskipun keadaan seperti itu merupakan hal yang cukup umum di kalangan ibu hamil.

Inkontinensia urin ini terjadi pada 42 persen ibu hamil yang pernah melahirkan (berhubungan dengan kerusakan panggul dari persalinan sebelumnya) atau pada 31 persen ibu hamil yang belum pernah melahirkan. Inkontinensia dapat terjadi baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan. Peneliti menemukan bahwa inkontinensia baik sebelum dan selama kehamilan tampaknya dikaitkan dengan paritas, usia dan indeks massa tubuh.

Jika melihat jumlah yang terserang di atas, maka resiko yang lebih tinggi terserang inkontinensia urin adalah ibu hamil yang sebelumnya sudah hamil. Frekuensi inkontinensia dapat meningkat dari 26 persen sebelum kehamilan menjadi 58 persen selama minggu ke 30 kehamilan. Bagi wanita yang belum pernah melahirkan, persentase sebanding adalah 15 dan 48 persen sedangkan bagi ibu hamil yang sebelumnya melahirkan akan memiliki presentasi merupakan 35 dan 67 persen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada inkontinensia stres, otot-otot yang mendukung kandung kemih dan uretra telah melemah. Penyebab semua ini bisa saja dikarenakan oleh persalinan, cedera ke daerah uretra, beberapa obat atau operasi di daerah panggul. Otot-otot katup (kandung kemih sphincter) tidak bisa mengontrol  urin.

Selama proses kehamilan membesarnya rahim dapat menempatkan tekanan ekstra pada kandung kemih. Dimana persalinan dapat mempengaruhi kemampuan kandung kemih untuk mengontrol urin seperti kandung kemih dan uretra telah pindah saat melahirkan bayi, saraf yang mengendalikan kandung kemih telah rusak.

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengelola inkontinensia urin. Ibu hamil mungkin bisa mencoba salah satu pendekatan berikut:

  1. Gunakan grafik atau jurnal untuk menuliskan waktu

Ketika ibu hamil buang air kecil, maka gunakanlah grafik atau jurnal untuk menuliskan waktu kapan buang air kecil dalam sehari. Selain itu, gunakan juga grafik atau jurnal ketika tubuh ibu memiliki kesulitan mengontrol buang air kecil. Hal ini dapat mengontrol perilaku kebocoran dan mengendalikan inkontinensia urin secara bertahap.

  1. Perpanjang waktu untuk buang air kecil

Misalnya, ibu hamil biasa pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil setiap 1 jam sekali. Cobalah untuk menunda pergi ke kamar mandi selama 15 menit dengan dorongan pertama. Terus melakukan hal ini selama sekitar dua minggu dan kemudian memperpanjang kerangka waktu sampai 30 menit, dan seterusnya. Dengan komitmen untuk rencana pengelolaan yang membantu ibu hamil mengontrol kemampuan buang air kecil. Teruslah ikuti pola ini untuk jangka waktu yang terjadwal. Kemudian ibu hamil dapat mengatur jadwal untuk pergi ke toilet setiap 2 jam sekali. Selanjutnya, meningkatkan waktu pergi ke toilet dengan interval 3 jam sekali. Tingkatkan terus mungkin bisa sampai 4 atau 5 jam sekali pergi ke toiletnya. 

 

*sumber photo : ibnuumar.or.id

Ikuti tulisan menarik Pevi Revina lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB