x

Iklan

Thamrin Dahlan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

DPR Salah Strategi Ketika Menggoalkan Dana Apirasi

Apabila DPR Cerdik sedikit saja pasti bisa menggoalkan Dana Aspirasi dan Dana Parpol

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Home and Away

Dalam seminggu ini sudah 2 kali DPR dipreteli. Mohon maaf awak menggunakan kata agak sadis dipreteli terkait dengan usulan dana aspirasi dan dana parpol di tolak mentah mentah oleh pemerintah berkuasa. Kalau dalam permainan bola sepak pada babakhome DPR dikalahkan dengan skor 2-0.  Masih ada waktu untuk membalas kekalahan pada pertandingan away nanti.   

Kekalahan tersebut bukan karena skill individu DPR dibawah standar, bukan sama sekali.  Kesalahan strategi saja yang menyebabkan mereka tunggang langgang dipermalukan di kandang sendiri. Strategi terlalu offensif menyerang menyebabkan pertahanan pada sektor back dan penjaga gawang kedodoran. Oleh sebab itu perlu analisa dan evaluasi agar dalam pertandingan selanjutnya DPR bisa unggul paling tidak 3 - 0.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Belajar dari kekalahan itu maka ada baiknya DPR mendatangkan pelatih yang berasal dari minang kabau. Orang minang terkenal cerdik.  Cerdik menurut kamus umum bahasa pasaran  adalah kemampuan intelektual sedikit di atas cerdas.  Cerdas saja tidak cukup untuk menggapai kemenangan, perlu kecerdikan kancil ketika melumpuhkan si buaya.  Tuan dan nyonya tentu  masih ingat kisah fenomenal kecerdikan si kancil"mengelabui" sang buaya.

Padahal kalau awak  urut jauh kebelakang asal muasal niat baik DPR menggulirkan dana aspirasi itu sungguh sangat menyentuh kebutuhan dasar rakyat pedesaan. Bisa jadi  usulan itu di tolak pemerintah karena  niat mulia DPR tersebut tidak dibungkus dengan kemasan terbaik.  Justru terjadi kemasan yang digunakan terkosentrasi seolah kepentingan dana aspirasi untuk pribadi pribadi Anggota DPR.  Ini dia brundel atau kesalahan fatal utama. 

Pesan Untuk Anak Rantau

Kenapa DPR tidak menerapkan pepatah minangkabau yang berbunyi dalam bahasa sononya begini.  "iyoin di urang laluin di awak" Pepatah seperti ini adalah pesan pertama dan utama kepada semua pemuda pemudi minang yang akan merantau ke tanah jawa sejak zaman dahulu kala.  Pola komunikasi urang awak sungguh sangat luar biasa.  Mereka diingatkan agar tidak terlibat dalam konfrontasi di negeri orang.

Pesan datuk dan ninik mamak itu di terapkan dengan baik sekali oleh Almarhum Haji Agus Salim dan semua pemuka negara yang berasal dari minang di tingkat nasional bahkan internasional. Sejarah mencatat Bung Hatta, Sutan Syahrir, Mohammad Natsir dan Buya Hamka merupakan tokoh nasional yang patut dibanggakan.  Belum lagi prestasi beberapa mantan Gubernur Sumatera Barat yang selalu diangkat menjadi Menteri Kabinet sukses pada zamannya. 

Diplomasi itulah kata yang tepat.  Jarang sekali anak keturunan minang membantah setiap usulan dari pihak lain ketika bermusyawarah.  Mereka menggunakan strategi"iyoin di urang laluin di awak" itu dengan baik dan mencapai sasaran.  Artinya setiap ada ide dari pihak lain selalu mereka terima dengan senang hati tanpa sedikitpun dibantah.  Namun dibalik itu semua ada kecerdikan luar biasa.

Kecerdikan itu tampak ketika si buyung atau si upik mengatakan : "ide tuan dan nyonya sangat briliyant sekali, hebat dan fenomenal berasal dari pemikiran ilmiah"  Setelah itu barulah masuk pernyataan " , namun ide tersebut akan lebih bermakna dan bermanfaat apabila kita lengkapi dengan ......"  Mulailah si anak rantau memasukkan ide idenya sendiri. 

Disinilah tampak kecerdikan orang minang.  Pertama dapat dipastikan mereka tidak akan menolak bahkan mendebat  usulan pihak lain walaupun sebenarnya mereka paham terkadang ada ide atau usulan tak masuk akal.  Kedua mereka memuji atas kecemerlangan ide sehingga para pihak sangat senang dan berbesar hati.  Nah setelah para pihak bangga akan kehebatan ide nya,  barulah masuk jurus ketiga. Jurus pamungkas dimana ide si buyung dan upik tanpa di sadari "diterima" oleh  pihak perseteru.

Belum Final

Tentu saja awak hanya bisa menyampaikan filosofi diplomatis Minang Kabau disini. Mungkin sebelum membaca tulisan ini, Duo F DPR sudah paham dengan filosofi tersebut.  Oleh karena itu tak elok pulak kalau awak memberikan "pengajaran" bagaimana agar usulan dana aspirasi dan dana parpol bisa di goalkan nanti pada pertandingan away. Silahkan di terapkan filosofi ini di DPR karena Ketua DPD yang kebetulan orang minang itu telah sukses menjalankan strategi sehingga mereka mampu bergandengan mesra dengan pemerintah berkuasa. Kecerdikan Irman Gusman dalam kapasitasnya sebagai Ketua DPD semakin terbukti ketika menggagas acara tatap muka dengan kompasianer dalam rangka  menyuarakan visi misi DPD.

Peran 500 orang lebih anggota DPR sebagai warga negara terhormat dan terpilih sungguh sangat besar untuk mensejahterakan rakyat. Melalui tugas pokok legislasi, budgeting dan controlling Anggota DPR mampu memberikan warna di Negara Kesatuan Republik Indonesia karena sepertiga kewenangan negara ada ditangan mereka. Namun akhirnya semua itu bergantung kepada kerjasama membangun negeri bersama Pemerintah berkuasa yang semestinya dibalut oleh kecintaan kepada Nusa,  Bangsa dan Tanah air dalam lingkup wawasan nusantara, ketahanan nasional berdasarkan UUD 45 dan Pancasila. 

Kecerdasan plus strategi tepat bolehlah dikatakan suatu kecerdikan.  Kecerdikan tidak sama dengan kelicikan.  Jadi niat baik  dan bagus untuk kemaslahatan rakyat sesuai dengan amanat Alinea ke -4 UUD 45 harus murni ditopang oleh keikhlasan sempurna agar mendapat redha dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Toh semua belum final masih bisa di lobby atau diperjuangkan pada sessi tatap muka DPR - Jokowi menjelang APBN 2016 ditanda tangani.

Mohon maap apabila ada salah kate atau salah ketik kepada para pihak yang mungkin sedikit berkernyit kening ketika membaca opini awak ini.  Posting ini murni asli dari warga negara biasa yang kebetulan mempunyai Bundo Kanduang berasal dari Lintau Buo Batu Sangkar Sumatera Barat. 

Salam salaman

TD

Ikuti tulisan menarik Thamrin Dahlan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler