x

Iklan

Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja - FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Sains Mengutuk Pendukung Gay-Lesbi

Alam menghukum siapa yang memilih jalan abnormal.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sains telah lebih dahulu menjawab bahwa perkawinan sesama jenis adalah anomali (tak wajar). Bagaimana ketidaknormalan itu dipahami?

Diketahui bahwa karakter yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh gen yang terkandung dalam kromosom. Kromosom terkandung dalam nukleus (inti sel).

Kromosom ada dua jenis, yaitu kromosom seks dan kromosom somatik. Singkatnya, kromosom seks (gonosom) mengandung gen untuk jenis kelamin apakah perempuan atau laki-laki. Sedangkan kromosom somatik (autosom) mengandung gen untuk  sifat tubuh, misal rambut, warna kulit, warna iris mata dan seterusnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jumlah total kromosom manusia normal adalah 46. Dirumuskan dengan 44 autosom dan 2 gonosom (selanjutnya autosom saya singkat dengan A). Laki-laki memiliki simbol 44 A + XY yang lahir dari ovum yang 22 A + X dengan sperma yang 22 A + Y. Sedangkan perempuan, 44 A + XX yang terlahir dari ovum yang 22 A + X dengan sperma yang 22 A + X. Perlu diketahui bahwa gonosom X lebih panjang dibandingkan dengan gonosom Y.

Perbedaan kromosom laki-laki dan perempuan (source: sridanti.com) 

Jika mengalami kekurangan atau kelebihan kromosom dampaknya adalah karakter yang abnormal. Ini terjadi karena gagal pemisahan kromosom (non-disjunction) saat pembelahan sel (meiosis) pada saat spermatogenesis (pembentukan sel sperma) maupun oogenesis (pembentukan sel ovum). Misal sindrom down (45 A dan XX atau 45 A + XY = total 47 kromosom = trisomik). Cirinya,  kecerdasan di bawah rata-rata kecerdasan manusia pada umumnya dengan kata lain terbelakang mental. Ia juga mengalami malformasi organ dan jaringan.

Contoh berikutnya adalah sindrom turner dengan 44 A + X (total 45 kromosom = monosomik). Cirinya, sifat kelamin sekunder kurang normal dan biasanya intelegensianya rendah.

Contoh berikutnya lagi, sindrom klinefelter dengan 44 A + XXY (total 47 kromosom = trisomik). Sifat  kelamin sekunder tidak normal, steril (mandul), testis sangat kecil, sedikit rambut di bagian muka, payudara tumbuh pada pria, biasanya intelegensia rendah.

Lalu bagaimanakah dengan perempuan yang menikah dengan perempuan (lesbi) atau laki-laki menikah dengan laki-laki (gay). Itu sudah jelas tidak normal seolah mereka sengaja menjadikan dirinya steril seperti sindrom klinefelter. Padahal kalau mereka bertaubat mereka dapat memiliki keturunan (anak).

Selain itu, seolah mereka (gay dan lesbi) menge-cap diri sebagai orang yang memiliki intelegensia rendah sebab memaksa diri mereka menjadi pengidap syndrome. Masalahnya mereka kurang berpikir saja, saya kira begitu. Kalau mereka berpikir bagus dan bersih saya yakin bahwa apa yang telah mereka lakukan itu adalah kesalahan besar karena mereka telah memilih jalan hidup abnormal padahal telah dianugerahkan kepada mereka sperma (22 A+ X atau 22 A Y) atau ovum yang normal (22 A + X) untuk menghasilkan keturunan (anak).

 kromosom ovum dan sperma (wikimedia.org)

Alam menghukum siapa yang memilih jalan abnormal. Tapi jika mereka masih juga ingin menikah sesama jenis dan mendapatkan keturunan dengan cara IVF (In Vitro Fertilization) atau program bayi tabung dengan mengambil sperma orang lain (laki-laki) muncul masalah baru. Siapa yang mau mendonor sperma?

Lantas bagaimana dengan orang-orang gay? Mau ditanam di mana embrio hasil IVF, terpaksa ke rahim (uterus) orang lain (perempuan).

Saya sarankan orang-orang yang setuju dengan pelegalan Undang-undang perkawinan sesama jenis untuk mendonor ovum atau sperma! Saya yakin banyak orang yang tidak mau mendonorkannya.

Selain itu, pasangan laki-laki gay rentan mengalami gangguan mental, diserang penyakit seperti HIV, sifilis, hepatitis, dan infeksi Chlamydia seperti dilaporkan dalam jurnal Corporate Resource Council. Bagi pasangan perempuan lesbi rentan mengalami gangguan mental, stress dan depresi.

Akhirnya alam seolah memberi nasihat: “Jangan mengikuti jalan abnormal!”

Saya jujur, mendukung Undang-Undang No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan. Dalam pasal 1 disebutkan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Seandainya perkawinan sesama jenis hanya untuk kebahagiaan yang semu (main-main), bukan untuk melanjutkan keturunan, dan bukan membangun peradaban bermoral, tentu hasilnya adalah kebodohan. 

Ikuti tulisan menarik Mahendra Ibn Muhammad Adam lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB