x

Iklan

Ipul Gassing

Pemilik blog daenggassing.com yang senang menulis apa saja. Penikmat pantai yang hobi memotret dan rajin menggambar
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mencoba Daging Rusa di Merauke

Salah satu kuliner yang terkenal di Merauke adalah daging rusa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pertama kali ke Merauke, pertama kali pula saya menikmati sajian makanan dari daging rusa. Saya juga baru tahu kalau ternyata Merauke kaya dengan binatang yang termasuk familia Cervidae. Selain rusa sebenarnya Merauke juga terkenal dengan hewa kangguru yang patungnya terpasang di bandara. Sayang karena kanguru khas Merauke yang lebih kecil dari kanguru yang ada di Australia jumlahnya makin sedikit sehingga mulai sulit menjumpainya. Padahal konon dulu daging binatang ini juga jadi sajian khas dari Merauke.

Saya belum pernah makan rusa sebelumnya, maka ketika melihat tulisan “Sate Rusa” di sebuah warung pinggir jalan dekat hotel tempat saya menginap, saya tidak membuang-buang waktu. Malam kedua di Merauke saya coba mampir ke warung yang dikelola pendatang dari Jawa Timur itu.

“Sate rusanya ada mas?” tanya saya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Ada mas.” Jawab mas-mas yang usianya saya taksir tidak lebih dari 27 tahun itu. Untuk seporsi sate rusa tanpa nasi dihargai Rp. 20.000,- sedang seporsi sate rusa dengan nasi dibanderol dengan harga Rp. 30.000.-

Tidak terlalu mahal, pikir saya. Padahal tadinya saya mengira harga makanan di Merauke bakal jauh lebih mahal dari harga makanan di Jayapura karena letaknya yang lebih sulit dijangkau. Tapi ternyata tidak.

Saya cukup lama menunggu sate rusa pesanan saya diantar ke meja makan. Ketika datang, sepintas bentuknya sama dengan sate ayam atau sate daging yang biasa saya santap. 10 tusuk sate disajikan dengan bumbu kacang dan kecap, di atasnya ditaburi irisan bawang merah. Pembedanya hanya pada warna daging yang lebih merah dari daging ayam atau sapi.

Ketika daging sate itu saya kunyah, ternyata rasanya lebih alot dan keras dari daging sapi atau ayam. Tapi tekstur keras dan alot itu ternyata gampang terlupakan karena rasanya yang nikmat. Saya tidak bisa menerangkan dengan pasti bagaimana rasanya, yang jelas memang berbeda dengan daging ayam atau sapi. Seporsi sate rusa dengan nasi tandas dalam waktu singkat.

Dalam perjalanan kembali ke Makassar saya sempat diajak mampir ke toko oleh-oleh. Sebelum berangkat seorang teman sudah memberi tahu kalau salah satu oleh-oleh khas Merauke adalah dendeng rusa, dan itu yang saya incar.

Sekotak plastik dendeng rusa dihargai Rp. 70.000,-, lumayan mahal menurut saya. Tapi tak mengapa, karena daging rusa bukan daging binatang yang umum dan dapat diperoleh di mana saja. setiba di rumah dendeng ini saya goreng sebagai lauk makan malam. Sama seperti sate, dagingnya juga keras dan alot tapi tetap nikmat.

Ini untuk pertama kalinya saya mencoba mencicipi daging rusa dan sepertinya tidak ada masalah. Meski keras dan alot, dagingnya tetap enak untuk berbagai sajian. Tapi entah apakah daging rusa tetap enak kalau dimasak jadi kari? Saya belum sempat mencobanya.

Merauke memang masih punya banyak stok rusa karena kata pedagang sate, rusa-rusa itu sebagian sudah diternakkan dan tidak lagi hidup di alam liar. Kalau Anda sempat berkunjung ke Merauke, cobalah mencari beragam makanan khas Merauke yang berasal dari daging rusa. Rasakan sensasi baru daging yang berbeda dengan yang biasa kita makan. 

Ikuti tulisan menarik Ipul Gassing lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu