x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menemukan Bintang Hari Esok

Jika Anda ingin berinvestasi di sebuah perusahaan, janganlah hanya membaca laporan keuangannya saja. Pelajari lebih dulu keadaan industrinya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Michael Moe telah menunjukkan kelasnya sebagai analis yang memiliki penciuman tajam terhadap arah perkembangan perusahaan dan industrinya. Ia tergolong orang pertama yang menyebutkan bahwa Starbucks bakal melejit dan Google akan bersinar terang di saat kedua perusahaan ini masih kecil.

Pengalamannya selama 20 tahun lebih dalam urusan investasi membuat banyak orang berpaling kepadanya ketika hendak menemukan bintang-bintang di hari esok. Lama berkiprah sebagai direktur riset pertumbuhan saham global di Merrill Lynch, Moe kemudian mendirikan ThinkEquity Partners LLC. Dari pengalamannya, Moe menyimpulkan bahwa melakukan kalkulasi yang cermat merupakan bagian penting sebelum kita memilih perusahaan untuk tujuan investasi.

Dalam bukunya, Finding the Next Starbucks, Moe berbagi pelajaran berharga bahwa jika Anda ingin berinvestasi di sebuah perusahaan, janganlah hanya membaca laporan keuangannya saja. Mengaca pada bursa saham Wall Street, Moe menasihati bahwa Anda akan sulit menemukan perusahaan yang bakal jadi bintang masa depan, sebab Wall Street fokus pada perusahaan yang sudah dikenal banyak orang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak kalah penting dari itu, kata Moe, pelajarilah lebih dulu keadaan tiap-tiap industri. Anda harus pahami kekuatan-kekuatan teknologi, ekonomi, maupun sosial yang berkembang dari luapan perasaan sekelompok orang terhadap sesuatu, yang kemudian meluas ke sebagian besar orang (pasar massa), dan selanjutnya mengguncang status quo (pasar yang sudah mapan), menggerakkan perubahan, dan akhirnya melahirkan peluang pertumbuhan bagi perusahaan, industrinya, maupun seluruh aktivitas ekonomi.

Dengan cara pandang seperti itu, Moe meletakkan perusahaan di dalam konteks industri maupun trend besarnya, bukan membidiknya sebagai entitas yang steril dari lingkungannya. Megatrend adalah penggerak pertumbuhan jangka panjang, bukan pertumbuhan yang menyesatkan (bubble). Seperti juga dikatakan oleh pendiri Microsoft Bill Gates: “Bila kita ingin mencermati suatu perusahaan, kita harus melihat pula perkembangan industrinya.”

Setelah mengenali industri yang berpotensi menghasilkan pertumbuhan tinggi, barulah Moe masuk ke langkah berikutnya: memilah-milai mana bintang masa depan dan mana perusahaan biasa.

Moe memakai pisau 4P untuk membedahnya, yakni people (manusia), product (produk), potential (potensi), dan predictability (prediktabilitas). Manusia adalah yang terpenting di antara semua itu. Mengutip Bill Gates, “Ambillah 20 orang terbaik kami dan saya dapat mengatakan kepada Anda bahwa Microsoft akan menjadi perusahaan yang tidak penting.”

Tentu saja, produk juga penting, namun produk merupakan manifestasi dari orang yang berada di belakangnya. Moe menyarankan kita untuk melihat berapa besar penghasilan yang diinvestasikan perusahaan untuk riset dan pengembangan. Dari pos inilah kita dapat melihat dan memahami seberapa besar komitmen sebuah perusahaan terhadap kualitas dan inovasi. Mengapa inovasi? Sebab, seperti kata Steve Jobs, inovasi membedakan antara seorang pemimpin dan seorang pengikut. Dan inovasi sangat ditentukan oleh visi orang-orangnya.

Moe membidik perusahaan-perusahaan yang memiliki potensi terbesar, yakni yang mampu ‘menemukan masalah’ di pasar. Peluang investasi klasik terletak pada masalah. Semakin besar masalahnya, semakin besar peluangnya. Karena yang dibidik adalah perusahaan-perusahaan kecil yang kelak menjadi bintang, titik krusial yang harus dicermati ialah seberapa jelas pertumbuhannya. Salah satu tantangan terbesar untuk perusahaan muda yang cepat tumbuh ialah memberikan hasil kerja yang dapat diprediksi. Dan ini, bukan perkara mudah.

Di antara 4 P tadi—tanpa mengabaikan P yang kelima, yakni Profitabilitas, people-lah yang utama. Seringkali, visi dan semangat seorang wirausahawanlah yang memicu peluang bisnis. Pertumbuhan Wal-Mart yang luar biasa sangat ditentukan oleh semangat dan visi Sam Walton untuk membawa nilai-nilai kemudahan dan kenyamanan ke pedesaan Amerika. Ketika industri komputer masih didominasi mainframe andalan IBM, Bill Gates muda bermimpi membuat komputer yang lebih gampang digunakan. Dan, ketika melihat sebuah toko kecil yang menjual kopi, Howard Schultz langsung berangan-angan ingin memberikan pengalaman kedai kopi Italia kepada masyarakat Amerika—kedai yang menawarkan keramahtamahan kepada pengunjungnya.

Moe memperkaya argumen-argumennya dengan menyertakan pandangan sejumlah praktisi bisnis yang ia wawancarai. Howard Schultz, CEO Starbucks, dan Michael Milken, pemilik Knowledge Universe Education, berbagi ide dan wawasan yang hebat mengenai bagaimana berinvestasi dan mengelola perusahaan. Studi kasus Moe yang bersifat komparatif memberi ilustrasi yang menyegarkan mengenai bagaimana prinsip 4P diterapkan saat menganalisis suatu perusahaan. Dan kunci perusahaan yang unggul ialah inovasi. Tentu saja, ini bukan hanya perkara produk, tapi juga inovasi pemasaran, pasokan bahan baku, pengelolaan manusianya, bahkan inovasi pengelolaan keuangan perusahaan.

Moe menunjukkan bahwa berinvestasi dengan benar di saham perusahaan bukanlah sejenis spekulasi. Kesuksesan investasi terletak pada pengetahuan yang memadai mengenai perusahaan itu maupun industri yang menjadi habitatnya. ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler