x

Jokowi melirik ke arah kursi Prabowo Subianto yang juga hadir di acara Rapat Kerja Nasional Partai Amanat Nasional di Jakarta, 6 Mei 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto

Iklan

sono rumungso

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

PAN Rakus, Baru Gabung Sudah Incar 3 Kursi Menteri

PAN memutuskan bergabung dengan KIH. Awalnya masih tersembunyi, tetapi menjadi jelas ketika Wasekjen PAN mengatakan incar 3 kursi Menteri di Pemerintahan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional Soni Sumarsono mengatakan partainya sedang tawar-menawar jabatan menteri di kabinet Presiden Joko Widodo setelah bergabung dengan koalisi. Ia menargetkan tiga kursi menteri akan diraih partai berlambang matahari ini (tempo.co, 3 September 2015).

Sudah dapat diduga, PAN pasti mengincar kursi Menteri. Tidak mungkin mau bergabung dengan KIH tanpa ada kompromi atau imbalan dari Jokowi. Dugaan itu dibuktikan oleh ucapan Soni Sumarsono. Tidak tanggung-tanggung, tiga kursi Menteri yang sedang dibidik PAN. Belum jelas, Menteri apa saja yang akan sedang diincar.

Masuknya PAN ke dalam Koalisi Indonesia Hebat menambah amunisi Jokowi ketika genderang perang ditabuh di DPR. Tidak tahu secara pasti alasan Jokowi menambah kekuatan di lembaga legislatif. Apakah ada kebijakan yang akan dibuat untuk mendukung upaya Pemerintah ataukah mengamankan posisinya yang sedang rentan karena kondisi ekonomi yang sedang dihadapi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Posisi Menteri yang diincar PAN barangkali posisi yang saat ini dipegang oleh Profesional. Asumsinya, partai yang tergabung dalam KIH tidak rela kader partai yang duduk sebagai Menteri di Pemerintahan Jokowi dicopot. Jika ini yang terjadi akan beresiko terhadap perpecahan internal di tubuh KIH dan akan mempengaruhi soliditas di KIH maupun di parlemen.

Kita pun belum mendapatkan gambaran dan prediksi apakah Jokowo akan kembali merombak susunan kabinet yang dipimpinnya. Isu perombakan kabinet tidak terdengar lagi. Kalaupun toh ada, isu perombakan tidak sekencang beberapa waktu yang lalu, dengan suara-suara lantang menyerukan perombakan kementerian bidang ekonomi.

Kalau sejak awal opsi bergabung dengan Pemerintah, mestinya PAN harus pandai berhitung bahwa bergabung dengan kubu Prabowo dalam Pilpres 2014 adalah sebuah kesalahan. Sayangnya, opsi tersebut yang dipilih. Hanya karena seorang Amin Rais, yang tidak jelas pijakannya, PAN membuat keputusan yang fatal. Sayangnya, kekeliruan yang dibuat tidak segera dibenahi dan mengubah haluan pasca Pilpres. Kalau sejak awal bergabung, ada kemungkinan PAN mendapat jatah Menteri yang strategis, katakanlah kader PAN ada yang duduk sebagai Menteri Koordinator.

Bagaimana pendapat Gerindra, pengusung Koalisi Merah Putih, tentang membelotnya PAN ke dalam KIH? Meskipun kepindahan partai ke kubu lawan adalah hak politik setiap partai, tetapi hal ini tentu memprovokasi dan memberikan pressure pada partai yang ditinggalkannya. KMP semakin tidak berdaya karena sebelumnya telah ditinggalkan Golkar dan PPP. Bisa saja Gerindra berdalih bahwa KMP dan KIH tidak ada persoalan, tetapi faktanya berkata lain. Martin Hutabarat, Anggota DPR Komisi III mengatakan belum merencanakan untuk melakukan pertemuan KMP untuk membahas membelotnya PAN ke dalam KIH (CNN, 2 September 2015). Martin menambahan bahwa hubungan KMP dengan Pemerintah berjalan dengan baik. Apakah yang dikatakan sesuai dengan faktanya, kita tunggu beberapa hari ke depan.

Bagaimanapun, bisa dikatakan, PAN bukan partai yang konsisten dan mungkin sikap tersebut harus diwaspadai oleh Pemerintah. Figur dan ketokohan seseorang dalam PAN adalah contoh terbaik dari sikap inkonsistensi tersebut. Baru bergabung, PAN sudah menunjukkan kerakusannya dengan menginginkan tiga kursi Menteri.

Ikuti tulisan menarik sono rumungso lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler