x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Adu Inovasi Go-Jek, Blu-Jek, dan GrabBike

Kompetisi ojek berbasis aplikasi semakin seru dengan bertambahnya pemain baru. Kompetisi mendorong inovasi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kompetisi layanan ojek berbasis aplikasi semakin ramai, setelah Blu-Jek siap turun ke jalan menyusul Go-Jek dan GrabBike. Bagi para pengojek pangkalan, situasi bisnis menjadi kian tidak mudah. Kesepakatan dengan penyedia layanan ojek berbasis aplikasi tentang pembagian wilayah operasi dapat membantu sementara waktu.

Bagi konsumen atau pengguna jasa ojek, kehadiran sejumlah pemain baru ini memang memberi pilihan. Sejauh ini, para pengguna telah merasakan manfaat dari kemudahan memesan layanan ojek melalui handphone—jelas ini jadi lahan baru pula bagi produsen handphone maupun operator telekomunikasi maupun perbankan.

Lingkungan bisnis layanan ojek berbasis aplikasi tengah menata ekosistemnya. Sementara ini, regulasi belum tersedia, sehingga banyak hal tergantung kepada inovasi pelaku bisnis. Kompetisi di antara penyedia jasa akan berlangsung di ranah seperti tarif, keamanan penumpang dan pengemudi, perlindungan data privasi konsumen, kecepatan respons terhadap permintaan konsumen, ketersediaan fitur layanan selain pengantaran penumpang, maupun kemudahan pembayaran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tarif yang dihitung berdasarkan jarak tempuh menjadi salah satu faktor yang menarik minat pengguna jasa. Tapi, pelaku bisnis tampaknya masih menjajaki angka yang terjangkau oleh pengguna jasa sekaligus menguntungkan bagi pengemudi maupun perusahaan penyedia jasa.

Modifikasi tarif sudah mulai dilakukan. Untuk menyiasati kemacetan lalu-lintas pada jam-jam sibuk, misalnya, Go-Jek mengenakan tarif peak hour yang lebih mahal ketimbang jam normal. Unsur tarif ini patut dicermati agar pebisnis ojek tidak perang tarif—pengalaman sudah membuktikan, perang tarif merugikan ekosistem bisnis sendiri.

Kapasitas server dan teknologi pendukung juga patut mendapat perhatian. Secara praktis, kesulitan mengakses layanan bisa terjadi, misalnya saat terlampau banyak konsumen yang mengakses layanan pada saat bersamaan. Dari pengalaman memakai layanan ini, kendala ini memang dijumpai. Nah, reliabilitas atau keandalan inilah yang perlu dipantau dan ditingkatkan agar konsumen tidak kecewa karena tak bisa mengakses layanan.

Keamanan data pribadi yang dimasukkan saat mendaftar sebagai member juga menjadi perhatian konsumen. Sempat beredar kabar bahwa data pribadi ini dimanfaatkan oleh ‘oknum’ pengojek. Kemampuan perusahaan dalam melindungi data pribadi pengguna jasa merupakan bagian dari upaya menumbuhkan kepercayaan konsumen. Penting pula bagi perusahaan untuk tidak mencetak uang dari data pribadi konsumennya alias melakukan monetisasi data.

Di lapangan, keamanan dan kenyamanan penumpang sudah mendapat perhatian perusahaan, seperti menyediakan helm dan penutup kepala—karena helm dipakai oleh banyak orang, disediakan penutup kepala berbahan plastik. Untuk perlindungan konsumen, GrabBike malah sudah menyediakan asuransi bagi pengojek maupun penumpangnya. Ini menjadi nilai lebih yang menarik minat konsumen mengingat menggunakan sepeda motor di jalan memiliki risiko tinggi.

Cara pembayaran juga menjadi perhatian konsumen. Ada perusahaan yang memungkinkan pembayaran secara kredit maupun tunai. Blu-Jek bekerja sama dengan bank Mandiri menyediakan cara pembayaran dengan e-money. Keragaman cara pembayaran ini memudahkan pengguna jasa, sebab membayar tunai terkadang juga direpotkan oleh ketidaktersediaan uang kembalian.

Seiring meningkatnya kompetisi, fitur layanan mulai bertambah. Go-Jek sudah menyediakan fitur layanan pesan-antar makanan (Go-Food) termasuk antar-jemput barang. Begitu pula dengan Blu-Jek menyediakan layanan antar-jemput barang. Sementara, GrabBike punya fitur pelacakan sehingga rute perjalanan dapat dilacak dan identitas pengemudi maupun motornya dapat diketahui pelanggan.

Waktu akan menguji apakah model bisnis yang dibangun dalam ekosistem ojek berbasis aplikasi ini akan tahan terhadap berbagai tantangan. Mampukah para pengelola dan pemilik bisnis ini memelihara kelangsungan layanan ojek online secara berkelanjutan. Salah satu tantangan yang sudah muncul ialah bagaimana menjaga tingkat penghasilan pengojek ketika jumlah pengojek bertambah dengan cepat—di antara jalan keluarnya, mungkin, adalah dengan segera menambah jenis layanan.

Berbagai fitur layanan yang disediakan niscaya akan terus berkembang karena kompetisi berpotensi mendorong lahirnya inovasi baru. Berkompetisi lewat kepiawaian berinovasi tentu saja lebih keren ketimbang saling ejek di antara sesama pengojek. (foto: tempo) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler