x

Dirjen Kesbangpol Kemendagri A Tanribali Lamo. Tempo/Tony Hartawan

Iklan

Agus Supriyatna

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jenderal yang Rajin Solat Itu...

Sang jenderal memang sosok religius. Rajin berdzikir. Dan jika berdoa usai shalat, cukup khusu dan lama.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sabtu sore hari, 26 September 2015, saya mendapat kiriman pesan pendek dari seorang pejabat di Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum atau biasa di singkat Ditjen Polpum. Direktorat itu, dulu bernama Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik atau Ditjen Kesbangpol.

Dirjennya saat direktorat itu masih menggunakan nomenklatur lama adalah Tanribali Lamo, Mayor Jenderal TNI-AD asal Bugis. Saat itu, Menteri Dalam Negeri masih dijabat oleh Gamawan Fauzi. Di era Tjahjo Kumolo jadi Mendagri, menggantikan Gamawan, Ditjen Kesbangpol berubah nomenklatur menjadi Ditjen Polpum. Dan, Dirjen Polpum saat ini dipegang oleh Soedarmo juga Mayor Jenderal, bekas staf ahli di Badan Intelijen Negara (BIN). 

 
Isi pesan pendek yang dikirimkan pejabat di Ditjen Polpum sendiri adalah tentang hasil survei bakal calon gubernur Sulawesi Selatan 2018. Hasil survei itu sendiri menurut pesan pendek tersebut, dikeluarkan oleh LSI. Entah LSI yang mana, apakah Lingkaran Survei atau Lembaga Survei Indonesia. 
 
Hasil survei berisikan peringkat popularitas bakal calon gubernur Sulawesi Selatan. Saat ini yang jadi gubernur di provinsi itu adalah Syahrul Yasin Limpo. Tapi karena sudah menjabat dua periode, maka dalam Pilkada nanti di Sulawesi Selatan, Syahrul tak akan maju gelanggang lagi. 
 
Menurut hasil survei LSI, bakal calon gubernur Sulawesi Selatang yang paling moncer tingkat popularitasnya adalah, Agus Arifin Nu'mang, Wakil Gubernur Sulsel saat ini. Tingkat populiras Agus Arifin mencapai 52 persen. 
 
Di urutan dua, bertengger nama Nurdin Abdullah dengan tingkat popularitas sebesar 48 persen. Nurdin, adalah Bupati Bantaeng. Dan, Nurdin banyak dipublikasikan sebagai bupati yang bertangan dingin, mampu memoles Bantaeng, hingga jadi kabupaten yang diperhitungkan. 
 
Kemudian di urutan tiga, ada nama Ilham Arif Sirajudin, mantan Wali Kota Makassar, dengan tingkat popularitas sebesar 45 persen. Barulah di bawah Sirajudin, bertengger nama Jenderal Tanri, dengan tingkat popularitas sebesar 40 persen.
 
Di bawah Jenderal Tanri, terdapat nama Ikhsan Yasin Limpo, eks Bupati Gowa yang juga adik kandung Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo. Popularitas Ikhsan mencapai 30 persen. Berikutnya, adalah Akbar Faizal, mantan politisi Partai Hanura yang pindah ke Partai NasDem. Tingkat popularitas Akbar sebesar 20 persen. Di urutan buncit, Lutfi Muthi, dengan tingkat popularitas sebesar 8 persen. Survei LSI itu sendiri, di lansir Jumat 25 September 2015, pukul 17.23 Wita di Makassar. Survei menggunakan sistem acak dengan melihat tingkat kredibilitas, elektabilitas, keterpilihan dan kepatutan orang per orang.
 
Pada saya, si pengirim pesan pendek mengatakan, Jenderal Tanri sama sekali belum bergerak. Sang jenderal bahkan masih asyik mengemong cucu, usai pensiun jadi Dirjen. Maka ia yakin, andai saja Jenderal Tanri juga sama dengan bakal calon lain, mulai membangun citra politiknya, kansnya untuk jadi orang nomor satu sangat terbuka lebar. Faktanya, belum bergerak saja, tingkat popularitasnya telah menjanjikan. " Bagaimana bila beliau sudah bergerak? Saya yakin peluangnya besar. Apalagi waktu masih panjang. Beliau tokoh yang baik," katanya.
 
Saya sendiri lumayan mengenal dekat Jenderal asal Bugis, selama jadi Dirjen. Bahkan, saat jadi Dirjen, Jenderal Tanri rajin mengundang wartawan ke ruang kerjanya sekedar meminta masukan. Pada saat ramai-ramainya polemik RUU Ormas, Jenderal Tanri getol berdiskusi dengan berbagai pihak, terutama para wartawan, entah berdiskusi atau menyampaikan perkembangan terbaru pembahasan RUU Ormas yang menuai pro kontra tersebut. 
 
Dari pertemuan demi pertemuan itulah, saya mencatat lebih dekat sosok dari Jenderal Tanri. Sang jenderal, taat beribadah. Solat lima waktu tak pernah terlewat untuk ditunaikan. Bahkan, jika bertemu dengan para wartawan, salah satu pertanyaan yang kerap terlontar dari mulutnya, adalah pertanyaan yang menanyakan, apakah wartawan yang beragama Islam sudah solat atau belum. 
 
Dari para stafnya, juga didapat informasi, bahwa sang jenderal memang sosok religius. Rajin berdzikir. Dan jika berdoa usai shalat, cukup khusu dan lama. Pernah suatu waktu, para wartawan yang diundang untuk mendengarkan penjelasannya tentang RUU Ormas mesti menunggu dulu. Ternyata, sang jenderal masih menunaikan solat Ashar. Baru usai solat, dengan wajah berseri Jenderal Tanri menemui para wartawan.
 
 
 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ikuti tulisan menarik Agus Supriyatna lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu